Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Suatu saat nanti

Seperti subuh ini, ku melihat bentangan langit yang tak terdistraksi oleh gedung-gedung tinggi, di depan kantor sekolah melihat dan menikmati syahdunya sayup-sayup bacaan kalam Allah, huruf perhuruf, kata perkara hingga ayat per ayat yang terbata untuk di hafal, meski sesekali teriakan anak-anak, gemuruh tawa memecah konsentrasi aku terus menikmatinya. Sudah pasti, suatu saat nanti aku akan merindukan moment indah seperti ini.  Masrifatun Nida' Gresik, (yang baru ditulis) 26 Ramadhan 1443H

Nikmat tiada tara

Betapa banyak hal yang membuat tertegun, membuat hati begitu lapang bersyukur, ya Allah engkau mengkaruniakan hal-hal yang membuat jiwa semakin bertafakkur.  Hari-hari yang dilewati dengan lancar (meski tidak semudah itu, tetap bisa berjalan), bertemu dengan orang-orang baik, lingkungan yang mendukung, kegelisahan yang berubah menjadi ketenangan kala kita benar-benar mengusahkan dengan ketulusan. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuknya dan keberkahan di setiap keputusan.  Masrifatun Nida' Gresik, 21 Ramadhan 1443H

Nabila namanya

Gambar
Tulisan ini telah di tulis semenjak Nabila menyelesaikan 26 juznya. Alhamdulillah  Nindya Nabila Anindita, yang akrab dipanggil Nabila ini berasal dari Surabaya. Anak manis yang punya tekad masuk program Takhashush di SMPIT Al Ibrah telah mewujudkan cita-citanya kala duduk di kelas 7. Siang itu, Nabila yang diantar keluarganya mulai memasuki rumah tahfidz, dengan langkah pasti ia disambut oleh kawan-kawan lainnya yang sudah lebih dulu datang. Keeseokan harinya, ketika semua berkumpul bersama, saling berkenalan, saling bercengkerama dan tertawa. Ustadzah bertanya kepada setiap anak takhashush yang sedang duduk dihadapannya. Salah satu pertanyaannya adalah "Berapa target hafalan yang ingin kalian capai di takhashush ini?" Dan tiba giliran pada Nabila, dengan senyum ia lirih menjawab "InsyaAllah 15 juz, ustadzah". Detik itulah Allah mengenggam tekadnya. Hari berlalu begitu lambat di awal-awal perjalanan, segala rasa pernah di rasa, mulai dari suka-duka, ter

Adakah yang lebih indah selain berharap kepada Allah?

Hati yang senantiasa yakin terhadap setiap ketetapanNya. Percaya disetiap yang terjadi tersebab jalan manis yang Allah wujudkan untuknya.  Maka, Adakah yang lebih indah selain berharap kepada Allah?  "I am not worried about whether my du'a will be responded to, but rather I am worrried about whether I will be able to make du'a or not. So if I have been guided by Allah to make du'a, then (I know) that the response will come with it". - Umar ibn al-Khattab (ra) Masrifatun Nida' Gresik, 05 Ramadhan 1443H

Jilbab bunga biru

Gambar
Malam itu, aku dimasukkan dengan terburu oleh tuanku dalam kresek putih, ditempatkan diatas gamis biru yang senada dengan rupaku, yah jilbab bunga biru itulah aku.  "Tumben sekali aku dimasukkan dalam kantong kresek malam-malam, tak seperti biasanya" Bisikku rupanya menganggu dengkuran gamis biru, ia menyuruhku diamlah saja, nanti akan pasti tahu.  Aku pejamkan mataku, dan tiba tiba aku sudah berada dalam ruangan yang baru, tuanku nampaknya sedikit keberatan menentengku masuk ke dalam kamar dan meletakkanku sementara di sampingnya. Aku diam saja (Haha, memang itu keahlianku, jika aku malah menggerutu mungkin aku bisa saja membuat buyar lamunan tuanku)  Pagi datang, nampak gelisah tuannku, seperti ada yang ia khawatirkan, seperti ada yang ia cemaskan. Aku si jilbab bunga biru ia raih dan ia setrika, tanpa pikir panjang tuanku mengambilku. Badanku mulai terasa panas, kembali licin dan rapi. Usai hilang kusutku, tuanku kembali sibuk dengan pena dan buku catatannya, i

23.23

Masih terjaga disaat semua manusia terlelap merajut indah mimpi-mimpinya, matany.a masih awas melihat sekeliling, hatinya ia luruskan, otaknya semakin bergumuruh mana kala ia ingat ini itu. Memikirkan esok bagaiamana jadinya. Namun, ia mencoba mengingat kembali kejadian kemarin. Bukankah sama? Ia pun bingung untuk melangkah, tapi entah sudah terbiasa atau mencoba biasa menghadapinya. Ia lakukan, ia berbaik sangka, ia optimis, ia doa. Yah, semua terlewati baik-baik saja. Pukul 23.23 ia menutup smartphonenya bergegas mengambil wudhu, melanjutkan ritual sebelum terlelap diatas labuan kelelahannya. Esok, semua akan baik-baik saja kan? Lirih, ia berbisik di ujung doanya. Masrifatun Nida' Gresik, 03 Ramadhan 1443H

Saling menjaga

Ada banyak hal di luar kuasa kita, manusia sering kali terlena dengan kekuatannya, amnesia mana kamampuannya seakan menjadikan ia serba bisa. Bisa jadi, hari ini jalanan yang sedang engkau lewati terasa mudah, atau perjalanan yang sedang kau usahakan dengan si(apapun) itu terasa begitu ringan, Sadarkan pada dirimu, bahwa kau patut untuk -saling menjaga- untuk tak bosan mengingatkan, suka cita yang diterima ini adalah bersebab dari keridhoaanNya.  Masrifatun Nida' Gresik, 02 Ramadhan 1443H

Ridho atas ketetapan-Nya

🎼🎼 Marhaban yaa Ramadhan, Marhaban yaa Ramadhan, Marhaban ya Syahrus Shiyaam Menjadi bagian dari muslim seluruh dunia yang bersorak riang gembira menyambut kehadirannya. Bulan penuh mulia, bulan suci yang senantiasa ditunggu kehadirannya. Euforia untuk menyambutnya sudah jauh-jauh hari terasa.  Rupanya ada banyak keadaan yang dirasa kala Ramadhan datang menyapa, ada yang tengah di uji Allah sedang sakit dan harus opname di RS, ada pula yang udzur syar'i tak bisa tuk menunaikan terawih perdana yang begitu ia dambakan. Namun, bukankah tak mengurangi sedikitpun rasa bersuka cita akan kehadirannya. Ada letak ridho yang terpatri.  Seketika saya ingat nasehat seorang ustadz, bagaimana bisa kita tahu kalau Allah Ridho terhadap apa yang kita lakukan? Jawabannya adalah: Ketika kitapun Ridho menerimanya, ikhlas menjalani setiap momen yang sudah di takdirkannya, memahami bahwa semua ini pasti ada hikmahnya.  Mengawali hari pertama Ramadhan ini, Firman Allah ini menjadi penutup sekaligus pen