Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Sudah tak sama

Kadang, hati ini ingin berlari sejauh mungkin dari keramaian, meninggalkan hiruk pikuk kehidupan, lalu sekencang mungkin langkah menuju puncak tertinggi, bisa jadi demikianlah manusia yang mencari jati diri, mencari dirinya diantara kesunyian alam terbuka.  Tapi, kau harus siap dengan segala hal sebelum berangkat kesana, kau wajib memastikan bahwa bekalmu telah siap, badanmu sudah tegap, jalanmu sudah lurus, hatimu juga jangan kau biarkan kosong. Sebab menuju puncak harus kau siapkan tekad bulat, diperjalanan itu ada banyak sekali track yang harus dilalui, jalan landai, jalan curam, jalan bebatuan, jalan bertanah liat, jalan kering, jalan basah, sebab hujan terkadang turun tak terduga (silahkan bawa payung juga :D), kau bisa naik dengan baik atau merangkak perlahan.

Aku: Bunga Matahari

Gambar
Rangkaian kata dan makna~ Bunga  Banyak nian ragamnya  Namun pasti ada yang berbeda Jadilah yang beda Jadilah yang istimewa Jadilah ia Merekahlah  Semerbaklah harum baunya Matahari Satu Cerah Bersinarlah Terangilah sekelilingnya

SYAHDU

Surga terdekat itu pada ibu~ "....Sudahlah" Suaranya pelan dan syahdu. Kata-kata penuh legowo, mana kala banyak hal yang dilakukan dan menunggu hasil dari banyak proses yang sudah di jalani. Beliaulah orangtua perempuan saya, perempuan yang dengan sepenuh kelembutan mengajarkan saya banyak hal, sungguh benar jika ibu adalah madrasah pertama, benar saya akui, beliaulah yang mengajarkan saya mulai dari abc, أ ب ت , atau 123, hingga pelajaran hidup lainnya. Beliau, manusia yang tak pernah tergesa-gesa, tak pernah sedikitpun mengeluh, saya banyak belajar arti syukur dan sabar sebab beliau [kan jadi mendadak pipi banjir begini :( ] Pengorbaan dan kelegaan~ Hujan-hujan sore kemarin jadi ingat satu hal waktu masih SD 'eh maksudnya MI kala selesai mengaji dan hujan deras mengguyur, beliaulah perempuan baik hati yang menjemput membawakan payung agar saya bisa pulang, saat saya masih ngaji bersama mbak, cak dan adik. Lalu jadi ingat manakala sebelum berangkat sekolah sara

TEDUH

Gambar
Tentang salah satu pesan alm.Bapak~ "Sedalam-dalamnya isi lautan tuh ya, lebih dalam isi hati manusia" Kata Bapak. Dalam satu waktu atau beberapa waktu, saking seringnya saya mendengarkan beliau berkata-kata demikian, kata-kata yang sudah umum dan mendarah daging dalam semua kalangan, kata-kata bukan hasil dari kontemplasi bapak juga :). Sore tadi, tiba-tiba saya rindu berat dengan bapak, pikiran ini melayang sangat pesat menuju dan menari-nari dalam alam bawah sadar menuju beberapa tahun lalu, saya amat merindu kala bapak jemput saya pulang sekolah, mampir membeli es campur, atau saat malam minggu (ups, dan entah saat ini saya tidak berselera menyebut malam itu dengan sebutan itu, lebih tepat sabtu malam aja) dengan membeli makanan favorit kita dan makanan favorit keluarga, atau saat bapak yang sedikit terlambat kala ambil raport yang saya pun sedang dimintai tugas oleh organisasi/sekolah untuk menjaga stand, tiba-tiba melihat beliau datang, dengan baju takwa lengka

Meluruskan niat

"Ustadzah, maksudnya meluruskan niat itu seperti apa?" tanya salah satu murid saya sepagi waktu lalu di alam terbuka | Siswi yang berasal dari Sorong, Papua.  Berawal dari pertanyaan itu~ Jleb! Sepagi itu ia buka otak ini dengan pertanyaan di atas, lalu saya jelaskan dan tanyakan kepadanya kembali, tentang: Niat ia datang jauh-jauh ke Gresik? Niatnya apakah untuk mencari ilmu? Niatnya mengapa memilih disini bukan ditempat lain?  Dan saya menjelaskannya, dengan melontarkan pertanyaan itu, ia pun saya ajak untuk berdiskusi sejenak, saya menanyakan beberapa hal yang mampu memudahkannya menjawab pertanyaannya sendiri. Setelah saya rasa dia sudah menangkap apa yang saya maksud, barulah kesimpulan akhir saya jelaskan padanya.  "Engkau jauh-jauh dari Sorong Papua meninggalkan keluarga, umi dan ayahmu untuk belajar, dan di SMP ini adalah mencari ilmu, engkau tahu nak! ilmu takkan di dapatkan mana kala kau tak sungguh-sungguh, kau paham bahwa mencari ilmupun wajib ka

Kaos kaki bunga biru

Prinsip baik itu pegangilah hingga kuat, Nida'~ Diriwayatkan dari ‘Aisyahradhiallahu‘anha, beliau berkata, أَنَّ أَسْمَاءَ بِنْتَ أَبِي بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَأَعْرَضَ عَنْهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ يَا أَسْمَاءُ إِنَّ الْمَرْأَةَ إِذَا بَلَغَتِ الْمَحِيضَ لَمْ تَصْلُحْ أَنْ يُرَى مِنْهَا إِلَّا هَذَا وَهَذَا وَأَشَارَ إِلَى وَجْهِهِ وَكَفَّيْهِ Asma’ binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam pun berpaling darinya dan bersabda, “wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haidh (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini”, beliau menunjuk wajahnya dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Daud 4140) Tentang kaos kaki bunga biru~ Mendung terlihat semakin tebal, tapi janji haruslah ditepati, sore itu ku temani salah sat

Berbagilah! Berbahagialah!

Tertanggal 25 Januari 2018 di Pacet Mojokerto "Matur suwun yo Nak, lek gak awakmu sing enjo, nulung nang aku trus kate sopo mane?" (baca: Terima kasih ya Nak, kalau tidak kamu yang menolong saya, lantas siapa lagi?) Nadanya lirih, sambil berkaca-kaca. 'Ujar salah seorang mbah-mbah' Siang itu, seusai sholat dzuhur berjamaah. Saya sudah siapkan makanan siang untuk para peserta. Namun pandanganku mengarah kepada gerombolan warga membawa kertas kuning, yang tidak lain adalah kupon pengambilan sembako. Akhirnya saya berlari menuju panitia guna menanyakan teknis siang ini.  Akhirnya semua di arahkan menuju aula tempat kita berkegiatan selama 3 hari ini, para peserta diarahkan untuk membantu para ustadz/ahnya, menyiapkan segala macam guna menyambut seluruh warga dusun.  Acarapun dimulai, rencana awal saat di sekolah menyatakan bahwa sembako dan barbeque 'baju-baju bekas yang layak pakai' akan dijual dengan harga yang sungguh murah, namun selepas disana

Kecintaan

Sempatkan walau tak sempat tuk melayani kecintaanmu. Nida'~ Waktu itu, saya masih sangat ingat betul ketika seseorang akan terus menghubungi saya secara intensif, bertanya banyak hal, barangkali semenjak semester awal menjadi mahasiswa baru, bercerita soal akademiknya, nilai-nilainya di kampusnya, soal mata kuliahnya, soal kegiatan organisasi yang harus di komandoinya, soal berbagai ritual ibadahnya, soal segala macam bentuk impiannya, pencapaian-penapaian ia dalam waktu dekat hingga soal keberangkatan-kedatangan ia dan segala aktivitas yang dikerjakan di kampung halamannya.  Pernah seaktif itu, namun sekarang tak banyak yang harus dibagi, barangkali ia fokus dengan berbagai project terbarunya. Saya mengingat satu hal tentang ia, kala badai permasalahan menghantam, ujian yang bertubi-tubi yang menghadang, lalu dengan sesak ia menemuiku atau mengirimkan banyak pesan. Dan seperti biasanya, saya akan mendengar dan memberi arahan bagaimana-bagaimana, hingga semua dirasa sesak

Pantaskah bersedih? Pantaskah menangis?

Semua telah usai, hanya seperti kemarin sore semuanya terasa begitu melelahkan, menyebalkan, mengesankan, canda-tawa, haru biru menyatu. Namun nyatanya tidak, jalan yang kita lalui panjang berliku tuk sampai disini, mungkin tak banyak yang tahu tentang semua pengorbanan yang kita habiskan kemarin itu.  Pada detik ini, saat kita melihat bahwa pencapaian kita tak ada apa-apanya dengan manusia kanan-kiri, seperti kita tak berjuang apa-apa. Sebab ukurannya hanya nilai, kita lupa pada proses panjang berliku tadi.    Lalu, kita bersedih, lalu kita menangis. Sejenak, lihatlah sekeliling lebih detail lagi, tetangga-teman-saudara, atau bahkan dijalanan pusat kota daerah kita, kita akan banyak menemukan manusia yang keberuntungannya jauh di bawah kita. Sekedar untuk makan sesuap nasi, banyak hal yang harus mereka kerjakan.

First time

Yang pertama kali akan selalu terkenang. Nida'~ Saat pertama kali… Masih ingatkah kita suatu hal yang pertama kali kita coba? Lalu bersamaan dengan mengerjakannya ada rasa takut, rasa cemas, rasa ragu-ragu, rasa ketidakyakinan, ataupun perasaan-perasaan kebalikannya. Barangkali kita melupakan, tapi sesuatu yang pertama dan berbeda sudah pasti memberi kesan tersendiri. Untuk long term memory mungkin bisa diingat pada usia 5 tahun keatas. Dibwah itu, mungkin hanya sesekali.  Jadi, fase 'pertama kali' kita lakukan, seperti awal kali mampu berdiri dari merangkak,

Derai~

Derai~ Pelan-pelan menghantam bumi Langit hendak berbagi dukanya Langit hendak mengabari kerinduannya Ia tampak ramai bersama-sama Deras memang Namun, rupanya ia hanya sendiri Derai namanya derai: de·rai n tiruan bunyi titik-titik air hujan yg jatuh di kaca dsb: -- gerimis mulai terdengar; ber·de·rai v berbunyi "tik, tik" spt bunyi titik-titik air hujan jatuh di kaca (Sumber:KBBI)  Hari ini derai tak datang, ia sedang tak merindu rupanya~ Masrifatun Nida' Gresik, 21 Januari 2018~

Bolehkah, jadi Ibu Rumah Tangga saja?

Ibu adalah madrasah Bila engkau mempersiapkannya dengan baik Berarti engkau telah mempersiapkan suatu generasi yang mulia Ibu adalah taman Bila engkau rajin menyiramnya Maka ia akan tumbuh subur dan lebatlah dedaunannya Ibu adalah guru Guru dari segala guru Jasa-jasa besarnya akan menyilimuti seluruh cakrawala Sarjana muda (ex: mahasiswi) itu~ Sore ini, ia terbaring guna meluruskan punggungnya, sebab beberapa rencana telah batal ia laksanakan. Hari yang harusnya libur ia niatkan berkunjung ke saudaranya namun sayang, jadwal padat asrama rupanya tak memberi ruang, bagaimana tidak? Sejak sebelum matahari terbit, ia sudah membuka lebar matanya, meski ia hanya sempatkan dua-tiga jam mengistirahatkan tubuhnya semalam, dengan bahagia ia  mengawali menyebah pada RabbNya, lalu ia lanjutkan beberapa rakaat penyempurna, ditutup dengan kewajiban di subuh hari, mengawal beberapa agenda para santri terkhususnya itu, tak henti lalu dilanjutkan pada kegiatan pasti minggu pagi, members

Bacaan sholat Imam

وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَات ِ ۚ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." -Surat Al-Baqarah, Ayat 148 Selamat malam:) Sudah tak ada lagi angkuh Sudah tak ada lagi keluh Masrifatun Nida' Gresik, 21 Januari 2018~

Muka Dua

Baik, buruk Berbeda Tapi, satu   Manusia tumbuh Tahu tentangmu Kau satu tapi tidak dengan perasaanmu Bahagia, Bersedih Berbeda Tapi, satu Kadang kau meyembunyikannya Kadang kau menampilkannya Salah Kau tak pandai tuk berpura-pura Suka, duka Berbeda Tapi, satu Nestapa, nelangsa Sama Ceria, sejahtera Sama Tapi tidak untuk keduanya

Sepasang manusia cacat yang (kelak) akan bersama dalam penyempurnaan

Tentang kita~ Tuhan memberi kita kesempurnaan Tubuh sehat, tentang: hati, mata, mulut dan telinga Seketika aku menyeka air muka dan menarik napas panjang yang sesak di dada Sadar: Aku teringat beberapa manusia cacat, lebih tepatnya bukan beberapa tapi 'sepasang' (baca: aku dan kamu) yang akan dilukiskan dengan beberapa ketikan huruf ini.  Sepasang manusia cacat Kadang, mata ini harus dipejamkan dengan kuat agar ia tak melihat yang seharusnya tak pantas dilihat, agar tak menyesatkan, membelokkan awal tujuan | sengaja dibutakan. Kadang, telinga ini harus ditutup rapat-rapat agar suara gaduh manusia lain tak meracuni, merasuk dalam tubuh lalu kita terperangkap | sengaja ditulikan. Kadang, mulut ini harus dikunci dengan tepat supaya ia bisa menjaga dan menyaring apa yang harus dikeluarkan | sengaja dibisukan. Dan kadang, hati ini harus diredamkan agar benteng pertahanan tak pernah tergoyahkan, membabi-buta tak tertahankan | sengaja dimatikan.   (kelak) akan bersama

Hilangnya Keberkahan

Bismillahirrahmanirrahim, Dengan diawali menyebut Asma Allah,  semoga kita senantiasa terlindungi dari apa-apa yang membahayakan. Pun saya, saya terhindar dari melakukan banyak hal yang kurang berkenan, atau menyalahi tulisan sendiri. Dan kali ini, mari bersama bertafakkur tentang perjalanan hidup kita selama ini, tentang satu hal yang menjadikan hidup kita tenteram yakni sebuah keberkahan. Saya pernah membuat suatu update status whatsapp singkat mengenai sebuah keberkahan, selepas perjalanan siang hari menuju kediaman dari tempat pengabdian kala itu, di perjalanan saya berpikir mengenai kejadian-kejadian tak terduga yang akan terjadi kala saya berkendara, dilanjut malamnya saya membeli makanan lalu saya makan. Saya menyimpulkan satu hal kemudian. Betapa Allah masih sayang kepada kita: Manakala kita berkendara lalu lupa berdoa, masih Allah beri keselamatan sampai tujuan. Manakala kita makan lalu lupa berdoa, masih Allah beri rasa kenyang. Betapa ada satu hal yang kita le

Anda(i)

Jika Tuhan membolehkan penganda(i)an Maka aku adalah manusia yang senantiasa penuh dengan hayalan Tentang kebaikan-kebahagiaan yang harusnya terjadi berulang Takdir terbaik yang sebisa mungkin diciptakan Takkan ada jarak terjauh dan berliku lagi Takkan ada lagi waktu yang terlama dalam menanti Takkan ada lagi namanya perjumpaan yang tak tahu kapan terjadi Lalu kesabaran yang senantiasa diuji Anda(i) Pengandaian: terhadap semuanya hal akan terjadi baik-baik saja, misalnya ; Seperti kisah pertemuan dan perpisahan yang datangnya sepaket tanpa kompromi atau bahkan basa-basi Seperti peristiwa pengambilan keputusan yang berbeda disetiap hari Seperti banyak hal yang nantinya penuh konsekuensi Yang kesemuanya terkadang tak baik-baik saja hadirnya , lalu aku beranda(i).

Nikmatin Aja!

Tetiba, muncullah sebuah tanda tanya: "Loh, kok belum selesai-selesai studinya?" "Loh, kok malah milih kerja disitu aja, padahal kan..?" "Loh, kenapa masih sendiri aja?" "Loh, kenapa malah diem aja dirumah sama momongan (sayang ya padahal sarjana)?" "Lah, lih, luh, leh, loh..... ??" Satu loh yang belum sempat dijawab aja, bakal banyak rentetan loh selanjutnya, loh komentar manusia sekitar yang kebanyakan dan seringkali takkan pernah tau perjuangan seseorang yang dilohkan. Katanya, kalau senior itu tugasnya cari-cari kesalahan juniornya, maka manusia adalah makhluk yang suka mencari kesalahan orang lain. Dan bisa jadi, itulah kita! Na'udzubillah .  Jika demikian, kita punya tugas, pr nya sekarang adalah menjadi manusia yang tak mudah mengotori hati tuk mengomentari manusia lainnya, sekaligus menjadi manusia yang tak mudah teracuni dengan komentar-komentar negatif manusia lainnya.  Sebab apa? Sebab, mereka takkan p

Meski, lukanya terlalu dalam, berharap akan segera sembuh,lalu tumbuh!

Semacam cerpen... Di sore tanggal perdana januari, akan menjadi hari 'sejarah pribadi' bagi ia, "Sore itu, tangisannya mampu menjadikan para tetangga penasaran, atau yang mungkin sekedar bertanya, ono opo nduk, kok nangis banter banget?" sebab pertama kali pula, kecerobohan menyebabkan hal yang fatal, yang harus menjadi pembelajaran! Menerima kenyataan bahwa jempolan kakinya terluka.  Seminggu berlalu, tepatnya sebelas hari ini jempolannya sudah berbeda-beda bentuk dan rupa tiap harinya, dua hari lalu, ada chat masuk di whatsapp dari orang rumah menanyakan kabar lukanya, lalu ia kirim jawaban bahwa semua aman. Alhamdulillah sudah sembuh. Namun dua hari lalu, rupanya kuku jempolan itu sudah tak mau berlama-lama bertengger, padahal sebelumnya sang kuku masih mau mendampingi, dugaannya salah, ia sudah tak bernyawa lagi, sudah harus dipotong.  Maka siang ini, ia putuskan tuk memotong bagian kukunya, sebab ia rasa tak perlu mengiyakan banyak orang untuk ke d

Kau lupa mendoakannya

"if all your preyers were answered, would it change the world or just yours?" Berbicara mengenai doa, ia adalah kunci dari sebuah pengharapan, ikhtiar terkuat kala mendamba, senjata terbaik yang digantungkan kepada Maha Kuasa. Dan doa akan bersanding dengan sebuah impian. Keduanya menjadi paket lengkap kala berjumpa. Katanya hidup tanpa impian, bagaikan kapal dilautan yang terombang-ambing tak punya tujuan, lalu bagaimana kabarnya impian yang tak pernah diperjuangkan, bagaimana kabar impian yang tak pernah didoakan?  Jadi, bagaimana dengan impian kita? Tentang impian yang sudah menumpuk, pencapaian yang harus usai di tahun ini itu. Layaknya manusia di seberang sana, yang sedang bersungguh-sungguh terhadap segala impiannya. Layaknya manusia di belahan bumi lain, yang sedang memperjuangkan tujuannya. Manusia yang bergelut dengan banyak impiannya entah soal sekolahnya, soal persiapan studi barunya nanti, soal cara menikmati pekerjaannya, soal bisnis yang sedang dimulai

Kita saja yang (masih) tak tahu apa-apa

Kemarin-kemarin, sepagi tadi, hingga malam datang dengan sepi, tetap saja. Tak ada satupun rangkaian kata yang patut ditulis diakunnya. Terlalu banyak hal yang harus dibagi, terlalu banyak momen yang harus diberi ruang, lalu ia gabungkan dalam ruang berbagi. Namun sayang, tetap saja kata-katanya selalu terhenti, lalu kembali ia menepi, mencari inspirasi~ Itulah saya, di malam hari ini, merasakan kegaduhan jiwa dan hati, barangkali mengenai ketidaktahuan saya tentang banyak hal kepada Illahi. Itulah saya, yang beberapa hari ini memberi waktu pada jiwa dan hati tuk mencari celah guna menepi, menepi dari hiruk pikuk obrolan santai anak-anak, menepi dari banyak tugas yang sebenarnya tak seberapa, menepi dari riuhnya jalanan yang dilewati, lalu kembali menafakkuri. Itulah saya, yang ingin sekali menuliskan 'ketidakjelasan' seperti waktu-waktu lalu di ruang berbagi ini (baca: blog saya). 'Ketidakjelasan' yang terkadang hari ini bahas tentang refleksi perempuan, besokny

Sederhana

Sesederhana prasangkanya Sesederhana hatinya Sesederhana tutur katanya Sesederhana tatapan matanya Sesederhana semua tingkah lakunya Sesederhana tindak tanduknya Sesederhana perlakuannya pada sesama Sesederhana ia terjemahkan semua dalam kata kata Sesederhana rangkaian tulisannya Sesederhana ia buktikan lewat aksinya Sesederhana pesona akhlaknya Sesederhana, aku selalu jatuh hati padanya Sederhana saja Sebab sederhana itu bersahaja~ Masrifatun Nida' Gresik, 06 Januari 2018

Belum tentu 'ia' baik untuk semua

Langkah santai menuju shaf terdepan di tempat ibadah Suaranya merdu melantunkan panggilan Tuhannya Seusai itu ia lanjutkan dua rakaat dan mengimami jamaahnya Sesudahnya ia bergegas kembali ke rumahnya, tilawah Kalam Tuhannya Namun sayang, tiba-tiba ia membentak seseorang sebab peliharan samping rumah masuk ke dalam huniannya Tiba-tiba ia tak berbuat baik pada sesamanya Tiba-tiba tetangga dan keluarga tetangganya ia musuhi Sayang, ibadahnya hanya untuk dirinya sendiri. Bergetar saya mengetik sajak diatas, takut barangkali saya adalah sebagian manusia yang terkadang luput melakukan hal-hal serupa dengan bungkus berbeda. Gambaran yang saya gunakan lebih luas, namun bisa disempitkan lagi. Bolehkah saya menyerderhanakan sajak saya? Barangkali ia adalah kita? 

Sejenak Muhasabah

(Bagian terhebat- perempuan) Hai, bertemu lagi dengan ruang berbagi saya, kali ini saya ingin sedikit sharing mengenai bagian perempuan yang sempat tertunda tertulis di tahun lalu. Jadi, tahun lalu (hehe, maksudnya beberapa bulan lalu), Saya mencoba menuliskan tiga keutamaan yang berbeda mengenai perempuan. Dan akan saya share ulang ketiganya dibawah, dan semoga tulisan kali ini akan menlengkapi apa yang sebenarnya " perempuan " itu sendiri bagi saya.  (Bolehlah di klik dan di baca yaa) 1. Bagian Utama http://nidamasrifah.blogspot.co.id/2017/11/perempuan.html?m=1 2. Bagian Terpenting http://nidamasrifah.blogspot.com/2017/12/engkau-sangat-berharga-jaga-kehormatanmu.html?m=1 3. Bagian Termulia http://nidamasrifah.blogspot.co.id/2017/12/kelak-mampukah-aku-setangguh-engkau.html?m=1 Setelah membaca ketiganya, pastilah setiap pembaca memiliki analisis tersendiri seperti apakah perempuan itu?

Menentukan pilihanmu sendiri

Di tanggal dua Januari~ Ada langkah berat meninggalkan rumah demi tujuan mulia, mereka jutaan manusia di belahan bumi yang berbeda, sedang memperjuangkan hal yang patut ia perjuangkan. Sedini itu, meski dingin menyelimuti, mereka bergegas menuju tempat-tempat baru (lagi). Melanjutkan amanah yang tersemat atau menunaikan amanah baru yang mulai di tekuni.  Hidup itu pilihan , saya kurang setuju dengan kalimat tekstual ini, secara konteks maka yang saya bisa petik adalah "Di dalam hidup itu pilihan".   Yap, di dalam hidup ini selalu kita hadapi berbagai pilihan, meski hanya satu, itulah pilihan, iya atau tidak. Jika lebih dari satu, maka pilihannya adalah satu, dua atau tiga dan seterusnya. Kita selalu di beri kesempatan untuk memilih. Dan itu sebuah keistimewaan. Tulisan ini sebagai kelanjutan juga dari tulisan saya sebelumnya mengenai QuarterLifeCrisis beberapa waktu lalu (tahun lalu, hehe) klik disini . Bagaimana seseorang telah dituntut untuk memilih jalan yang ia ha

Sudah bersabarkah hari ini? Sudah bersyukurkah setiap hari?

Lagi, sudah bersabarkah hari ini? Sudah bersyukurkah setiap hari? Senin awal tahun ini~ Sore tadi, selepas sholat ashar saya berniat untuk memasukkan sepeda motor yang ada di teras ke dalam rumah, karena memang sudah tidak ada niatan untuk keluar, namun tak dinyana ada teman saya masuk ke dalam rumah dan meminta bantuan untuk mengantarkan ke tempat kakak ipar yang baru melahirkan, alhasil rencana memasukkan sepeda motor ke dalam rumah seketika gagal, akhirnya saya antarkan ia dan juga mengantarkan ponakan yang tidak jadi masuk mengaji karena libur ke rumahnya. Sampai disana, saya hanya memikirkan rencana sangat jangka pendek yang sedikit molor tadi, sebab rencana awal saya (memasukkan sepeda motor ke dalam rumah, dilanjut memasak nasi dan lauk buat buka puasa nanti). Rupanya teman saya ngobrol banyak, dan saya sudah tidak nyaman sebab kepikiran itu tadi. Akhiranya saya beranikah diri tuk mengajaknya pamit undur diri. Sampai dirumah, sudah siap saya masukkan sepeda motor saya, ter