Pantaskah bersedih? Pantaskah menangis?

Semua telah usai, hanya seperti kemarin sore semuanya terasa begitu melelahkan, menyebalkan, mengesankan, canda-tawa, haru biru menyatu. Namun nyatanya tidak, jalan yang kita lalui panjang berliku tuk sampai disini, mungkin tak banyak yang tahu tentang semua pengorbanan yang kita habiskan kemarin itu. 

Pada detik ini, saat kita melihat bahwa pencapaian kita tak ada apa-apanya dengan manusia kanan-kiri, seperti kita tak berjuang apa-apa. Sebab ukurannya hanya nilai, kita lupa pada proses panjang berliku tadi. 
 
Lalu, kita bersedih, lalu kita menangis.
Sejenak, lihatlah sekeliling lebih detail lagi, tetangga-teman-saudara, atau bahkan dijalanan pusat kota daerah kita, kita akan banyak menemukan manusia yang keberuntungannya jauh di bawah kita. Sekedar untuk makan sesuap nasi, banyak hal yang harus mereka kerjakan.

Apakah kita akan berhenti disini, terlalu lama bersedih, meratapi diri yang dikira teramat menyedihkan ini. Lalu melupakan jalanan panjang yang telah kita perjuangkan dan yang akan terus kita perjuangkan. Salah satunya memberi senyuman kepada kanan kiri? 

Ssst, bisikkan pada hati nurani.
Kita ini, pantaskah bersedih?
Pantaskah menangis?
Sedang Allah telah memberi lebih :)

Masrifatun Nida'
Pacet, 25 Januari 2018~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah