Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Semangat itu harus ada

"Menulislah, sebab engkau mencintainya~" Entah itu tagline dari mana yang membuat saya terus semangat menulis, meski baru amatiran, meski hanya sebagai penghibur untuk menuangkan apa saja yang ingin saya tuangkan, menulis seakan menjadi satu hal yang benar-benar mencuri hati saya. Hehehe :D. Kalau dulu saya pernah belajar tentang skill dalam bahasa arab, bagaimana proses skill itu, maka keterampilan menulis berada di posisi terakhir, lihat ini. Dimulai dari maharah istima', maharah kalam, maharah qira'ah, maharah kitabah. Mendengar>Berbicara>Membaca>Menulis. Yah! Seorang bayi akan memulai keterampilan ini dengan cara mendengarkan dahulu, bekembanglah ia lalu mulai mampu berbicara, lalu bertumbuh dan mampu membaca,

Pertemuan singkat sarat ilmu

Gambar
Dear my beloved friends, Pagi itu tak seperti biasa, saya harus datang lebih awal daripada para tamu.  Kok tamu? Hehe iya, soalnya kan ada agenda yang besar di sekolah kami, pagi itu 29 Mei 2018/13 Ramadhan 1439 H SMP kami melaksankan wisuda dan perpisahan kelas 9. Kebetulan saya sebagai penerima tamu harus stand by sejak pukul 6 pagi. Seperti pada umumnya, saya melaksanakan amanah saya. Disela-sela terima tamu, ketika sudah longgar tiba-tiba ada pesan masuk dari sahabat saya, sahabat saat kuliah dulu di Malang, yang Alhamdulillah sudah menikah duluan. Hihi :). Saya buka chat seperti biasa, ditanyalah saya sedang dimana, saya jawab apa adanya, saya sedang ada prosesi wisuda di Masjid Agung Gresik (MAG), lalu saya coba pastikan padanya "Lagi di Gresik kah? Mau kesini?" guyon saya. Jawabnya sahabat saya kalem aja intinya gak mungkin juga bakal tiba-tiba di Gresik.

Behind the scene

Alhamdulillahirrabil Aalamiin Kemarin, 13 Ramadhan 1439 H. Telah Allah beri kesempatan untuk berbahagia, banyak kejutan tak terduga yang InsyaAllah akan saya tuliskan dalam postingan selanjutnya. Mulai dari acara wisuda kelas 9 SMP kami, lalu di sela-sela itu saya kedatangan tamu istimewa dari Malang, pasangan suami-istri yang pas sebulan sudah sah. Harus bisa disampaikan, sebab selalu ada banyak kisah dibalik perpisahan pun pertemuan yang harus dibagikan, ya kan? Semoga berkenan membaca yaa 😅 Sebelum 01 Ramadhan saya pernah menulis begini "Bismillah Dengan menyebut Asma Allah, InsyaAllah admin sebulan ke depan bisa nulis nonstop setiap hari di bulan Ramadhan ya, bisa dibuktikan pula. Semoga tidak kelelahan lalu lupa posting gegara tangan masih mengetik dan ketiduran, hehe :D Bismillah~" Behind the scene

Asal (jadi) ingat DIA

Setelah berlelah-lelah dalam hidup yang terkadang serba profan ini Semoga kita tak salah dalam berniat Semoga kita tak salah dalam mengeluarkan keringat Untuk apa susah-susah bekerja, berpikir dan bertindak, jika ujung-ujungnya kita salah dalam menggapai tujuan? Adakalanya menyerah Adakalanya menangis tak kuasa Adakalanya hati teriris jika tak sesuai rencana Adakalanya muka masam durjana Adakalanya berontak tanda tak suka Adakalanya menjerit, sebab tak kuasa tuk meraihnya Adakalanya peluh, beban penuh Adakalnya sampai pada titik,  "Akankah ku berputus asa saja?"

Berkelindan~

Gambar
Yang baru senantiasa berkelindan dengan yang lama Seperti jejak langkah yang harus ditempuh Memilih berhenti atau mendobrak keluar dari kenyamanan  Hey, bukankah semua adalah pilihan yang harus mendapatkan keputusan Pada semua yang lama dan membuat untaian hal hal baru kali ini  Terima kasih Karenamu, hari hari semakin mantap dan yakin untuk menetap Ya sesekali menatap bahwa keputusan baru diambil karena yang lama tak jemu menjadi pengingat

Tumbuh [Lantas] Runtuh

Gambar
Keping-keping, pelan-pelan, perlahan Bersamaan keyakinan utuh Menjadikan lebatlah kebaikan-kebaikan yang tumbuh Sayang seribu sayang Setitik hal yang merusak Menghancurkan segalanya Semuanya tiba-tiba runtuh~

Bagaimana kabar Ramadhanmu?

Gambar
Bismillahirrahmanirrahim... اللَّـــهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْحَـمِّ وَالْحَزَنِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـِز وَاْلكَسَلِ     وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْجُـبْنِ وَالْبُخْـلِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ غَلَبَتِ الدَّيْنِ وَقَـهْرِ الرِّجَالِ.  “Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353) Singkat doa untuk menghindarkan kita semua dari sifat-sifat buruk kemalasan. Alhamdulillah, sudah berjumpa dengan hari ke 10 di bulan Ramadhan ini.

Roda Kehidupan

Gambar
"Dunia medsos itu realitas buatan bak Simulacra, yang membuat penggunanya terbuai dalam ninabobo dunia maya. Orang sering merasa sudah berbuat dan bekerja hanya karena rajin berWA dalam sejuta produksi kata-kata, namun lupa kalau di sekitarnya banyak persoalan harus diselesaikan dengan langkah-langkah nyata. Sungguh beruntung mereka yang memanfaatkan medsos untuk hal-hal yang positif, produktif, dan membawa kemaslahatan bagi orang banyak" Haedar Nashir- Ketua PP Muhammadiyah. Great statement pak Headar! Saya setuju. Hmmm, sejenak menghela napas panjang, lalu meraba apa yang selama ini masih saja kita lakukan dengan media sosial yang kita punya. Saya menginsyafi apa-apa yang saya sebarkan lewat pesan singkat, lewat WA status-instastory yang hanya bertahan 24 jam saja, lewat status di halaman facebook , kicaun di twitter . Sudahkah ada manfaatnya?

Masihkah ada waktu?

"...Sampai kapanpun, seorang anak akan tetap menjadi anak bagi orangtuanya, setua apapun, bagi orangtua ia adalah anaknya, yang akan mendapatkan kecup dan pelukan. Begitupun dengan seorang kakek-nenek, kepada para cucu mereka... " Momen lebaran, hari raya idul Fitri menjadi bukti bahwa hal diatas akan terjadi. Dulu sekali, saat saya masih suka di bonceng sama bapak naik motor ke rumah mbah (baca: nenek) saat lebaran, rasa-rasanya motor sesak dengan manusia dan barang, betapa tidak, lawong diisi full team (bapak, ibuk, saya dan adik laki-laki saya) sekaligus barang-barang yang akan dibagikan bapak pada ibunya dan juga sanak saudara di kampung halamannya. Rasanya dulu, ingat bagaimana nilai-nilai baik ini belum terasa, semakin kesini saya baru sadar bahwa bapak tak pernah salah mengajarkan arti "The power of silaturrahim". Sesampai di rumah mbah, biasanya sudah malam (ini hanya beberapa yang saya ingat) menjelang ied, bapak sampai.

Unpredictable

Jika detik ini hatimu sedang bersedih, atau kecewa, atau marah tanda tak terima, atau lebih dahsyat lagi tidak percaya akan apa yang terjadi, mengutuk apa yang ada saat ini, barangkali kau belum sisihkan ruang di hatimu. Ruang yang bernama penerimaan atas segala hal yang di luar rencana. Ada beberapa hal yang memang takkan sampai jika dinalar secara biasa, bahwa apa yang terjadi dalam hidup ini begitu menarik -apa yang terjadi sedetik kemudian, siapa yang bisa terka?- (Saya kira itu yang dimaksud bahwa kita takkan bisa meramalkannya) Terkadang, kita terlalu pandai membuat daftar rencana ini itu, lalu lupa bahwa ada yang lebih berhak menyeleksi kita pantas melaksanakan rencana tersebut atau tidak. Bukankah Allahlah Dzat yang Maha Mengetahui? Sedetik dari tulisan ini, sedetik dari mengetiknya, sedetik dari membacanya, kira-kira apa yang terjadi, ya! siapa yang bisa menduga?

(Mencoba) menjawab pertanyaan misterius

Gambar
Banyak yang bertanya, saya mencoba menjawabnya. "Bahwa menikah adalah sebuah keputusan bulat yang di pikirkan secara mantap dan yakin. Saya tidak akan melakukannya hanya karena teman-teman saya sudah pada menikah, atau karena umur yang harusnya sudah menikah versi orang lain. Saya yang memutuskan visi saya kelak dengannya, bagaimana sebuah pasangan tidak dibentuk secara instan, melainkan melalui proses panjang bernama -waktu- untuk kokoh mempertahankan. Keputusan yang di ambil dengan pikiran sejernih-jernihnya, sebab yang bertanggungjawab kelak dengan kehidupan kita adalah kita, bukan orang lain, yang sibuk mengompori atau hanya sekedar bertanya tanpa memberi solusi" Visinya harus jelas. Jadi, daripada sibuk bertanya, doakan saya (plus dianya juga) saja ya :)

Waktu kita berdua

Agustus, dua ribu tiga belas… Langkahnya mengantarkan anak perempuan terakhirnya Saat kali pertama jauh dari rumah, tanpa sanak saudaranya Peluk gadis itu pada bapaknya Berpamitan dan kecup salam tangannya Berkata Assalamu'alaikum tanda berpisah sementara Dan akhirnya punggungnya meninggalkan tempat berdiri semula *** Seketikanya... Sedetik biasa saja Semenit setelahnya, ketika bayang sudah diambang dan tak terlihat kasat mata Hatiku membuncah menangis tak terkira Dipojokan rumahNya aku menangis menjadi-jadi tak peduli sekeliling Aku hanya pura-pura tegar saat ada bapak Aku ingin dilihat bapak bahwa aku sudah kuat untuk dilepas jauh dari rumah Aku berharap doa bapak selalu merangkul kala lemah Aku ingin mengharap Ridho bapak bahwa mimpi ini harus terwujud Kala itu, dua ribu tiga belas Awal jauh dari bapak…~ *** Juni, dua ribu enam belas Lima Ramadhan tahun 1437 Hijriyah

Tangannya

Gambar
Yang paling erat menggenggam tanganmu sewaktu bayi adalah kedua orangtuamu, yang tangannya begitu kuat menopangmu, yang tak letih menuntun hingga kau sanggup berjalan sendiri bahkan berlari. Tangannya yang terus memeluk erat jika kau butuhkan, yang ada saat kau bahagia bahkan berduka, rangkulan yang menguatkan kala dadamu sesak sesunggukan, atau bersuka cita atas keberhasilan. Jabat tangannya, cium tangannya, tangannya takkan semulus milikmu, kasar tangannya sebab kerja kerasnya untukmu. Lalu, saat kau jauh dari keduanya, berkilo-kilo jarak pemisah, ruang yang begitu jauh tak terkira. Tangannya menjelma menjadi kehebatan tak terkira, keajaiban tak terduga, yang menembus langit langit angkasa, melangitkan doanya, menengadahkan doa-doa terbaik untuk kebahagiaan dunia dan akhiratmu. Masihkah kau tega membuatnnya bersedih? 

Dari hatimu, dari dirimu

Gambar
Sesekali tanyakan pada hatimu? Sudahkah Ramadhan dua hari ini menjadikanmu semakin baik? Hari ketiga yang kau jalani bernar-benar bermanfaat? Barangkali masih tidak. Namun, jika jawabannya tidak, apa kamu masih tetap saja seperti itu? Kau menunggu siapa untuk menjadikanmu bergerak? Kau menunggu apa agar dirimu lebih bergairah? Barangkali kau harus melipir sebentar dari hiruk pikuk. Setelah sudah dijalani kesunyian akan dirimu, bertanya ulanglah. Ada apa gerangan? Kau hanya menggelengkan kepala tak tahu. Kemalasan yang benar-benar membelenggu, ah! Ini sudah bukan saatnya untuk bermalasan. Maka, bergegaslah bangun dari tidurmu itu, sebab mimpimu akan terwujud jika kau benar bersungguh-sungguh untuk membangunnya. Tak perlu menunggu

Kenapa masih malas saja?

Gambar
Hallo readers! Semoga tetap semangat menjalankan banyak hal di Ramadhan kali ini. Memasuki hari kedua yang diawali dengan terawih kemarin dan sudah terawih lagi menuju Ramadhan ke 3. Satu bentuk syukur yang tak terkira jika Allah limpahkan nikmat sehat dan sempat kepada kita semua. Jikalau sanak saudara kita di luar sana belum mendapatkannya, jangan lupa tuk mendoakan mereka ya :). Memasuki Ramadhan ke2, rasa rasanya tetap butuh adaptasi juga ya. Sebab banyak pola rutinitas yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Alhamdulillah hari ini saya masih diberi kesempatan liburan dari tempat saya bekerja, jadi ya dinikmatin bener-bener moment yang sudah jarang ini, hiks ;'(. Jadi, di awal tulisan saya dahulu ada tips dan trik cara asyik nikmatin Ramadhan kali ini kan? Ada satu point tentang Buat Target! Gimana dengan kalian? Sudah berjalankah? Kalau saya Alhamdulillah proses melaksanakan dan mengistiqomhkan, sebab jujur, kadang ada moment dimana kantuk bisa membuat semuanya berantakan

Merangkai bunga kematian

Gambar
Alhamdulillah, ucap syukur bisa ikut terawih dan sahur pertama di rumah. Bagaimana denganmu? Semoga dimanapun berada kau tetap bersyukur ya, salah satu syukur terbesar bahwa kau masih diberi kesempatan Allah tuk berjumpa dengan Ramadhan kali ini. :) Pagi tadi, seusai berjamaah di musholla dekat rumah dan tilawah Al-qur'an tiba-tiba ada pengumuman atas kematian, Innalillahi wa Innailaihi Rooji'un, begitulah ucap saya. "Ya Allah bersyukur hamba masih Engkau beri kesempatan, sedang yang disana?" Ujar saya sambil bergumam-gumam sendiri, lalu sekitar jam 6 pagi saya diajak oleh tetangga saya untuk takziyah, gegara saya ketiduran habis tilawah saya dengar tetangga bilang ke ibu saya begini "Bik, sampean takziyah sekarang, nitip apa nanti?" hehe, dan itu terdengar, saat saya tidur, segera saya jawab "Sekarang saja mbk Ju, saya bersih diri dulu sebentar". Dan Alhamdulillah bersama dengan 3 ibu-ibu itu saya lamgkahkan kaki ini menuju kediaman alm

Menyambut kedatangannya

Gambar
Alhamdulillahirrabil Aalamiin, segala puji bagi Tuhan semesta alam. Aha!  Sore ini masih Allah beri kesempatan menarik napas lalu mengeluarkannya, heemm lega, syukur tak terkira. Tinggal beberapa hitungan jam saja akan memasuki berbagai amalan mulia di bulan Ramadhan ini. Yap! Dimulai dengan terawih ya. Dan eiits, sebelumnya apa saja yang kalian akan laksanakan di bulan syahru shiyam ini? Disini aku mau sharing tips n trik cara asyik di bulan Ramadhan (Ciele, macam orang yang ala-ala gitu. Tapi gak papalah ya. berbagi caraku, barangkali sama kayak kamu, atau barangkali cocok, bisalah dicoba) Kita mulai masuk point-point tips n trik asyiknya :) 1. Siapkan Niat Dimanapun, kapanpun pastikan ini ada di urutan terdepan. Niatnya karena Allah pastinya. Dan kalau masih belum ada niatan, kuy buat dan bentuk niat kita sebaik mungkin. Niatkan kalau akan optimal melakukan amal bajik sebaik mungkin, bisa juga di tambah. Lillahi Ta'ala yakin kalau kita akan maksimal menjalankannya.

Aku masih bertanya-tanya

Gambar
Beberapa hari ini hatiku benar-benar tak tenang, semua terasa mencekam. Ada pilu yang begitu mendasar dalam jiwa, entah hendak ku tumpahkan kesiapa? Hendak kuadukan kemana? Semua terasa di adu domba, apa ini hanya praduga? Bukan! Ini benar-benar nyata. Hatiku menjerit tak bersuara. Kisah sedih di hari minggu kala itu menjadi rentetan ke sekian akan hadirnya sebuah framing yang tidak baik diantara kita. Kenapa yang tersudutkan selalu "kita"? Mendadak orang-orang begitu takut jika anak-anaknya mempelajari Islam sejak dini, mengikuti kajian-kajiannya, lalu nanti dewasa terjangkit virus bahaya berpaham radikal lalu terjadinya hal serupa. Ada yang salah? Jelas! Sesungguhnya Islam yang benar bukan demikian, Islam yang sempurna takkan seperti yang "mereka" kira dan tuduhkan. Lalu mendadak pula kita menjadi phobia sendiri dangan agama ini. Mendadak semua lebih rela jika anaknya tidak paham agama,

Masih ada sisa empati (kah?)

Gambar
Yeay! It's week-end-! Hehehe Jika hari minggu adalah hari spesial bagi sebagian orang, maka saya salah satunya. Tersebab terasa sekali pengaruhnya, ada waktu saya akan pulang ke rumah menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta. Atau jika tak bisa pulang sementara, jadi tetap di tempat kerja, lebih tepatnya perumahan. Seperti pagi ini, lewat jendela kamar saya yang kebetulan depan jalananan, pagi-pagi saya melihat mobil-mobil tetangga para berbaris rapi, tak seperti hari-hari biasa, atau saat siang menjelang. Perumahan ini sudah sepi akan terlihat makin sepi saja seperti tak berpenghuni, tegur dan saling sama menjadi barang mewah disini. Ssst, selengkapnya bolehlah baca tulisan saya terkait ini di postingan beberapa waktu lalu yaa judulnya "...Dulu ,saya juga muslim ,mbk" Saat bermain smartphone dan menikmati kesendirian dalam ruang persegi sambil sesekali melihat jendela, ada gaduh di media sosial saya. Berbagai hastag #prayforsurabaya

I love myself, so do you

Gambar
Terima kasih untuk diri ini yang mau diajak kemana-mana. Menerjang hujan di jalanan atau berlari dari teriknya mentari. Sampai pada akhirnya tubuh ini menjadi kebal di manapun cuacanya. Terima kasih sudah mau sabar dan tekun belajar di bangku sekolah, meski dulu belum tahu pasti untuk apa ini semua. Terima kasih sudah mau meninggalkan rumah, menabung rindu kala pulang dan menikmatinya kala di tanah rantau, sesekali dan terus berusaha menjaga amanah kedua orangtua kala jauh dari jarak dan raga. Terima kasih sudah mau jalan jalan bukan di tempat landai saja, kaki yang melangkah lebih kuat lagi, mendaki yang hanya beberapa tempat, bukan untuk meninggi melainkan betapa melihat wujud asli, betapa kerdilnya hambaMu ini. Dan jadikan itu sebagai pengalaman besar.

Be a good muslimah

Doaku sederhana: menjadi muslimah yang baik, menjadi anak sholihah kedua orangtua, dan terus berusaha mencari ridhoNya tuk menjadi mukminah yang istiqomah. Masrifatun Nida' Sekolah, 07 Mei 2018

Yang di belakangmu

Bukan hanya masa lalu dan kenangan yang berbentuk abstrak ada di belakangmu. Namun secara utuh keberadaannya adalah mereka orang-orang baik yang siap mengubahmu. Yang di belakangmu telah bersungguh-sungguh mendorong sekuat tenaga agar engkau terus maju. Yang terus bersorak ramai menyemangati kala kau merasa tak punya lagi arah, lalu mulai terhenti langkahmu. Yang di belakangmu adalah yang sigap berlari menopang kala kau kepayahan berlari dan mulai terjatuh. Yang terus berada di belakangmu tuk memastikan bahwa dirimu berhak selangkah, dua langkah atau bertambah dan berkali langkah lebih maju darinya. Yang di belakangmu adalah yang tulus tak pernah merasa bahwa mereka tertinggal, bahkan sebaliknya mereka bangga jika berjalanmu hingga berlarimu lebih dari mereka. Yang di belakangmu adalah yang bibirnya terus menasehatimu, yang anggota badanya di perjuangkan untukmu, yang hatinya selalu mendoakanmu. Sadar atau tak sadar, mereka siap berada di belakangmu. Dirasakan atau tak d

Rindu pendidikan

Gambar
Ada rindu menggebu untuk mengulang duduk di kursi-kursi mungil. Berjejer, berbaris, bersalaman hendak memasuki ruangan penuh berkah kala itu. Di mulai membaca satu dua atau lebih ayat-ayatNya. Lalu, mendengarkan petuah-petuah guruku.  Ada rindu yang benar adanya. Manakala otak serasa penuh dengan angka dan kata. Manakala beberapa soal belum terjawab dengan sempurna. Tumpukan buku-buku yang dibeli dengan harga 'tak murah' bagiku kala itu. Aku merasa bersalah jika tak mampu menjawabnya pada kedua orangtuaku. Ada rindu menuntut ini itu agar aku tahu. Menuntut pada guru-guru yang sabar menuntunku. Ada rindu mengabiskan beberapa potongan waktu bersenda gurau dengan temanku. Lalu, tak terasa waktu habis, masing-masing dari kita pulang menenteng tas yang penuh dengan 'ilmu'.

Sebab engkaulah teladanku

Gambar
Bismillahirrahmanirrahim ... لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS: Surat Al-Ahzab, Ayat 21) Bersamaan dengan ayat diatas, bersamaan dengan dunia pendidikan, mari simak tulisan berikut ini: Pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi guna menciptakan Bangsa yang kuat dan beradab, sejalan dengan harapan pemerintah terhadap pendidikan, maka semua ini yang berada di lingkarannya pun diharapkan mempu bahu-membahu mewujudkannya. Mulai dari sistem pendidikan, infrastruktur dan fasilitas sekolah yang memadai, hingga tenaga pendidik yang cakap dalam hal mendidik para pesertanya (baca: murid-muridnya). Saya pernah mendapatkan sebuah materi di dalam mata kuliah semasa studi dahulu, b

Amanat pembina upacara

Gambar
Ada yang berbeda di sekolah kita hari ini. Bukan hari senin tapi ada upacara pagi, mempringati hari pendidikan nasional. 2 Mei. Upacara berlangsung khidmat, dimulai dari pembukaan, pengibaran sang pusaka merah-putih, diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, mata berkaca-kaca sambil tangan menghormat padanya. Begitulah kiranya rasa dalam dada pagi tadi yang saya rasa. Dilanjut dengan rangkaian upacara lainnya, tentu amanat sang pembinalah yang tak boleh terlewat. Upacara kali ini dipimpin langsung oleh kepala sekolah tempat saya mengabdikan diri. Kami biasa memanggilnya Ustadz Nasyiruddin Lc, Ustadz Nasyir lebih singkatnya. Dengan semangat menggebu, kata perkara yang diucapkan seakan membakar siapapun yang mendengarkannya. Dihadapan para siswa-siswi, para ustadz dan juga ustadzah. "Hari ini, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional" begitulah kalimat pembuka beliau.

Sementara (2)

Gambar
Imam Syafi'i "Berapa banyak manusia yang masih hidup dalam kelalaian, sedangkan kain kafannya sedang ditenun." Mukmin yang cerdas adalah yang pandai mengingat kematian. Sebab, inilah cara paling tepat agar kita tak lalai dengan dunia. Mengumpulkan harta, mengejar jabatan, mendapatkan kedudukan, dan sebagainya yang takkan pernah ada habisnya. Keinginan tersebut akan terus ada sampai kita menemui ajal. Padahal datangnya ajal adalah sebuah kepastian.