Tangannya


Yang paling erat menggenggam tanganmu sewaktu bayi adalah kedua orangtuamu, yang tangannya begitu kuat menopangmu, yang tak letih menuntun hingga kau sanggup berjalan sendiri bahkan berlari.

Tangannya yang terus memeluk erat jika kau butuhkan, yang ada saat kau bahagia bahkan berduka, rangkulan yang menguatkan kala dadamu sesak sesunggukan, atau bersuka cita atas keberhasilan.

Jabat tangannya, cium tangannya, tangannya takkan semulus milikmu, kasar tangannya sebab kerja kerasnya untukmu.

Lalu, saat kau jauh dari keduanya, berkilo-kilo jarak pemisah, ruang yang begitu jauh tak terkira. Tangannya menjelma menjadi kehebatan tak terkira, keajaiban tak terduga, yang menembus langit langit angkasa, melangitkan doanya, menengadahkan doa-doa terbaik untuk kebahagiaan dunia dan akhiratmu.

Masihkah kau tega membuatnnya bersedih? 

Saya tak sampai hati jika tangan kita saling bertemu untuk pamit berpisah sementara, ssst ada derai mata membasahi pipinya, dan dengan tangannya ia usap sendiri bulir bulir yang berjatuhan seketika. Tangan saya akan mengusapnya untukmu, jangan menangis lagi.

*Semoga tangan kita masih berjumpa, saling mengenggam erat satu sama lain, yang erat! untuk melangkahkan kaki menuju rumahNya, hingga nanti menuju SurgaNya. (InsyaAllah sisa Ramadhan ini nanti kita bertemu)~

Masrifatun Nida'
Gresik, 04 Ramadhan 1439H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah