Rindu pendidikan

Ada rindu menggebu untuk mengulang duduk di kursi-kursi mungil. Berjejer, berbaris, bersalaman hendak memasuki ruangan penuh berkah kala itu. Di mulai membaca satu dua atau lebih ayat-ayatNya. Lalu, mendengarkan petuah-petuah guruku. 

Ada rindu yang benar adanya. Manakala otak serasa penuh dengan angka dan kata. Manakala beberapa soal belum terjawab dengan sempurna. Tumpukan buku-buku yang dibeli dengan harga 'tak murah' bagiku kala itu. Aku merasa bersalah jika tak mampu menjawabnya pada kedua orangtuaku.

Ada rindu menuntut ini itu agar aku tahu. Menuntut pada guru-guru yang sabar menuntunku. Ada rindu mengabiskan beberapa potongan waktu bersenda gurau dengan temanku. Lalu, tak terasa waktu habis, masing-masing dari kita pulang menenteng tas yang penuh dengan 'ilmu'.

Ada rindu kala waktu beranjak dan kini tak diawali dengan sistem dan baju yang se-ragam. Bertanya, berdiskusi apa saja di ruang dengan berbagai teman dari kalangan suku. Ada rindu manakala sang guru tak masuk ruang, tapi diskusi harus terus jalan. 

Aku lupa, bahwa pendidikan tak hanya berada dalam ruang formal memakai sepatu. Rinduku, adalah pada rumah, pendidikan pertama, madrasah pertama bersama ibundaku, dan orang terhebat yang benar-benar mengajariku soal akhlak yaitu bapakku.

Semoga kita mampu menjadi "seseorang" yang terus mencari ilmu dimanapun dan sampai kapanpun.

Masrifatun Nida'
Gresik, 2 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah