Amanat pembina upacara

Ada yang berbeda di sekolah kita hari ini. Bukan hari senin tapi ada upacara pagi, mempringati hari pendidikan nasional. 2 Mei. Upacara berlangsung khidmat, dimulai dari pembukaan, pengibaran sang pusaka merah-putih, diikuti dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, mata berkaca-kaca sambil tangan menghormat padanya. Begitulah kiranya rasa dalam dada pagi tadi yang saya rasa.

Dilanjut dengan rangkaian upacara lainnya, tentu amanat sang pembinalah yang tak boleh terlewat. Upacara kali ini dipimpin langsung oleh kepala sekolah tempat saya mengabdikan diri. Kami biasa memanggilnya Ustadz Nasyiruddin Lc, Ustadz Nasyir lebih singkatnya. Dengan semangat menggebu, kata perkara yang diucapkan seakan membakar siapapun yang mendengarkannya. Dihadapan para siswa-siswi, para ustadz dan juga ustadzah. "Hari ini, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional" begitulah kalimat pembuka beliau.
Pendidikan adalah suatu wadah untuk membentuk sebuah peradaban. Saya tuliskan beberapa hal yang saya dapatkan tadi pagi ya kawan-kawan. Bagi seorang kepala sekolah saya tersebut, ada 3 unsur penting dalam pendidikan, pertama; Pelajar, kedua; Pengajar dan ketiga;  Proses Belajar. Bisa disingkat P3 ternyata :) agar mudah diingat yaaa...

1. Pelajar
Bahwa manusia terlahir dengan sifat terus mencari, jika dalam lembaga pendidikan formal tentu muridlah yang selalu menuntut agar diberi ilmu.
"Fasilitas yang kini kalian nikmati, ruang kelas beAC, bangunan yang kokoh, harus menjadi alasan kalian semakin bersungguh-sungguh berjuang dalam mencari ilmu. Sebab di luar sana masih begitu banyak contoh yang serba kekurangan dari kita"
Kalian pernah dengar kisah bagaimana perjalanan Imam Syafi'i dalam mencari ilmu? Salah satu mengenai bekal yang beliau bawa, sebuah roti kering yang harus dicelupkan di sungai terlebih dahulu jika mau dikonsumsi.
Maka tak pantas jika seorang pengajar mudah mengeluh dengan keadaan yang ada.

2. Pengajar
Bahwa seorang pengajar menjadi pengenggam pendidikan, kata ustadz Nasyir menjadi pengajar itu langsung dapat SK dari Tuhan, Surat kerjanya langsung dari Allah, terdapat dalam surat Al-Mujadilah ayat 11.
Maka jadilah sebaik-baiknya pengajar, dan jika jadi seorang pelajar maka hargailah para pengajar dengan sebaik-baik tempatnya. Orang yang berilmu mendapatkan derajat yang tinggi, maka seyogyanya mereka yang menyebarkan ilmu harus di tempatkan  pada tempat yang tinggi pula, begitulah penjabaran bapak kepala sekolah mengenai beberapa ayat dari ayat 11 Mujadilah.

3. Proses Belajar
Inilah yang menentukan bagaimana kita membentuk sebuah pendidikan. Dan kunci utama dalam proses belajar adalah di mulai dengan membaca. Dan sebaik-baik membaca di mulai dengan membaca KalamNya.
Begitulah amanat pembina upacara di hardiknas kali ini. "Semoga Allah membimbing kita guna memajukan pendidikan Indonesia, mengawal pendidikan kita berdasarkan petunjukNya yang benar." Imbuh beliau.

Upacara pagi ini, di tutup dengan doa salah satu ustadz, sebelum menundukkan kepala, pikiran kita diwajibkan benar-benar fokus memohon pada Allah, berkali kali istighfar dan memohon padaNya, sebab kita bukan siapa-siap tanpaNya, Allahlah Dzat yang MahaSegala.

Bagaimana kita menyikapi HARDIKNAS kali ini?

Masrifatun Nida'
Sekolah, 2 Mei 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah