Roda Kehidupan

"Dunia medsos itu realitas buatan bak Simulacra, yang membuat penggunanya terbuai dalam ninabobo dunia maya. Orang sering merasa sudah berbuat dan bekerja hanya karena rajin berWA dalam sejuta produksi kata-kata, namun lupa kalau di sekitarnya banyak persoalan harus diselesaikan dengan langkah-langkah nyata. Sungguh beruntung mereka yang memanfaatkan medsos untuk hal-hal yang positif, produktif, dan membawa kemaslahatan bagi orang banyak" Haedar Nashir- Ketua PP Muhammadiyah.

Great statement pak Headar! Saya setuju. Hmmm, sejenak menghela napas panjang, lalu meraba apa yang selama ini masih saja kita lakukan dengan media sosial yang kita punya. Saya menginsyafi apa-apa yang saya sebarkan lewat pesan singkat, lewat WA status-instastory yang hanya bertahan 24 jam saja, lewat status di halaman facebook, kicaun di twitter. Sudahkah ada manfaatnya?
Sudahkah berpengaruh untuk sesama dan orang lain? Minimal mampu mengubah penulisnya, atau hanya sebatas "Tong kosong nyaring bunyinya?" ramai unggah segala bentuk hal sampai-sampai tak ada privasi dan filter mana yang hendak di publikasikan sebagai konsumsi publik.

Apalah arti bicara di media sosial tentang hakekat manusia sosial, tapi dalam kehidupan nyata kita enggan untuk terbuka dan menutup diri dari lingkungan.
Apalah arti bicara di media sosial tentang toleransi, tapi dalam kehidupan nyata hati kita benci akan perbedaan dan tak menghargai kawan-kawan disekitar kita.
Apalah arti bicara di media sosial tenang arti puasa (menahan), tapi setiap hari di kehidupan nyata kata-kata kita tak tertahan untuk menyakiti sesama.
Apalah arti bicara di media sosial banyak hal, tapi kita begitu cuek tak peduli pada kehidupan yang nyata ini.

Kehidupan ini terus berjalan, rodanya terus berputar-putar. Jangan sibuk menundukkan matamu dilayar persegi saja, lalu jemari sibuk mengetik kata-kata sedangkan kau begitu buta melihat yang nyata, dimana tangan begitu berat menolong segera.

Semoga hati saya juga tersadarkan.
Kontemplasi, sisa kemarin.

Masrifatun Nida'
(Harusnya) Gresik, 09 Ramadhan 1439 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah