Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Di ujung Maret | Janji

Gambar
Di ujung bulan ini, Maret. Besok sudah berganti hari pun bulan baru lagi. Adakah janji-janji yang belum terlunasi? Bagaimana?~ "InsyaAllah" Kau hanya melempar senyum sambil mengetiknya, atau jika kau sedang bertatap muka dengannya, kau juga akan tersenyum sumringah. Hanya kata singkat, 'Jika Allah menghendaki' yang selalu dilontarkannya, sebab prinsipnya selalu tetap sama sejak dahulu kala, bahwa bahagia tercipta untuk dirinya itu hadir manakala ia memberi kebahagiaan bagi orang lain, seketika ia akan berbahagia.

Perjalanan

Gambar
Ada yang berjalan cepat Ada yang berjalan teramat jauh Ada yang berjalan terlalu dalam Pun ada yang berjalan menuju ketinggian Maka siapa yang beruntung? Seusai sore itu~ Basah hujannya masih terlihat jelas di jalanan, gerimispun menghiasi perjalanan kali ini. Diatas roda dua ini, kita melanjutkan perjalanan, dipertengan jalan itu ada yang aku pertanyakan; + : "Hey, lihatlah apa yang sedang kita lakukan sekarang, sebuah perjalanan (beriringan dengan basahnya jalan sebab hujan). Hmm, apa semua ini akan di catat Malaikat dan diinfokan ke Tuhan?" - : "Ya jelas dong, kan semua bakal dicatat!" + : "Jadi selama ini, di setiap aku menyusuri jalanan ya? Dengan siapa aku menikmati jalan? Bersama siapa aku bertualang di jalanan? Dan hendak kemana tujuanku berjalan Tuhan mengetahuinya?"

Langit

Yang luas yang tinggi itu langit Yang setiap hari menatap kita Yang selalu memberi energi baru Bersama mentari di pagi hari Bersama bulan-bintang di malam harinya Pun hujan kadang datang sesekali meramaikan Kadangkala pelangi tak luput hadir memberi kabar baik seusai basah Hanya dua hal yang ada pada langit, terkadang terlihat cerah dan gelap gulita Langit tak pernah sepi, selalu ada awan yang menghiasi, berarak kesana-kemari

Serpihan

ser·pih·an n kepingan (belahan, sobekan) kecil-kecil Setiap apa yang lahir itu memberi arti tersendiri, setiap nama yang tersemat selalu ada doa dari kedua orangtua dan keluarga. Pun dengan nama blog, ada doa yang diharapkan oleh pemiliknya. Meski singkat, aku suka kata di atas, |ser·pih·an| bagiku ini mengandung banyak arti, lalu di bawah tulisan itu tersematkan doa umum bahwa; "membumikan kalamNya dengan berbagai kisah | menulislah sebab engkau mencintainya~" Sebenernya terlalu tinggi jika ingin membumikan kalamNya, sebab penulis blognya masih amatir, masih harus banyak belajar, tapi mimpi itu tidak boleh kerdil, harus besar dan tinggi! Kata salah satu motivatorku 😉. Melalui berbagi kisah nantinya (bisa kontemplasi, refleksi, dan juga pengingat) maka semoga blog ini bermanfaat, semoga hal-hal baik yang ada disini mampu menjadi langkah yang baik.

Tidak merasa aman

"Siapa diantara manusia biasa yang menjamin dirinya meninggal dalam keadaan sebaik-baiknya dan dijamin surga?" -Tidak ada-. Bahkan, Rasulullah SAW saja yang sudah dijamin langsung oleh Allah SWT masuk surga, beliau masih sholat berulang kali, melakukan kebaikan berlipat kali, melaksanakan ibadah 1/3 malam tanpa henti hingga kakinya luka. Beliaulah yang patut menjadi teladan, kita sebagai ummatnya wajib berusaha dengan sekuat tenaga mencontoh amal perbuatan beliau. Singkat kisah~ "Dini hari itu, sepagi seusai sholat subuh, seorang anak muda menangis sesenggukan sebab sepertiga malamnya terlewat begitu saja." …

Ringan

Sebagian orang mengatakan bahwa sesuatu yang di ucapkan/bayangkan lebih ringan daripada yang dikerjakan. Jadi mengerjakannya akan terasa berat daripada hanya omong doang/angan-angan. Tapi, Bapakku bukan termasuk sebagian orang tersebut. Bagaimana tidak, dulu kalau aku lagi ngerasa bakal gak bisa ngerjakan suatu hal ya, Bapak selalu bilang "Coba dulu kerjakan, ia akan lebih terasa ringan daripada ucapan/awanganmu (terawang: angan-angan)". Dan seketika dengan -terpaksa- harus kucoba kerjakan. Dan simsalabim, bener kata Bapak, kalau sudah dikerjakan itu bakalan lega dan plong sudah usai, ringan!

Syahdu dan teduh yang bertemu

Syahdu teruntuk orangtua perempuanku yang sungguh mulia. Teduh teruntuk orangtua laki-lakiku terhebat, yang sudah lebih dulu meninggalkan kita. Allahummaghfirlahu~ Hari ini, semua tampak berlomba menyeregamkan dirinya, mulai dari kesukaan hingga life-stylenya. Lalu mereka melupakan jati dirinya, dibungkus sedemikian rupa, dan lagi-lagi agar tampak serupa. Agar tampak berbunga-bunga nan bahagia di media massa. Salah satunya adalah soal pernikahan muda-pasangan suami istri. Sebenarnya, siapakah sosok sepasang suami istri yang pantas kita jadikan contoh?

الشِّعر لسحر (Syi'ir adalah Sihir)

أَ، بَ، تَ...  حروف الهجائية  وأريد أن أكتب ماذا في هنا؟  كثيرة.  من حروف كن كلمة من كلمات كن جملة من جمل كن أنت أنت هو الشعر في شعري  وفي سعيدي وفي حزني يكلّم قلبي في شعري إذا أشعر خوفا أو فرحا يكون الشعر الدواء لأنّ لا تقبح الدّنيا وفيها أنت أكتب! لأنّ تحبّك~ مشرفة النداء جرسيك، ٢١ مارس ٢٠١٨

Bagian dari Al Baqarah ayat duaratus enambelas

… وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS: Al-Baqoroh; 216) Selamat Malam, Masrifatun Nida' Gresik, 20 Maret 2018

Kutipan Cinta

Gambar
Salman mengirim pesan kepada Maharani, ia teringat kutipan dalam buku 'serial cinta' karya Anis Matta: "Para pecinta sejati tidak suka berjanji. Tetapi, ketika mere ka memutuskan untuk mencintai, mereka akan segera membuat rencana untuk memberi." "Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan." Begitu Salim A. Fillah mengambil simpulan atas kisah cinta Ali-Fatimah.

Usai

Bubur yang berasal dari nasi Abu yang berasal dari kayu dan api Basah tanah yang berasal dari hujan sore tadi Dan kenangan kita yang berasal dari pertemuan sehari-hari atau tak di sengaja di masa lalu

Ssst, kau tak sendiri(an)

Malam minggu ini Bukan sabtu malam lagi Sajak-sajakku kembali sepi Tak warna warni Tak ada yang menghiasi

Terhebat adalah keduanya

Gambar
Teruntuk kedua orangtua yang kasih sayangnya takkan pernah habis~ Semua akan terasa jika sudah tiada, benarlah kutipan lirik lagu ini "...Kalau sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga " (Bacanya sambil di nadain gapapa) Cuplikan liriknya yang di pakai amat sederhana, tapi jika di hayati bener-bener sampai pada tiap jiwa-jiwa yang merindu. Bagaimana cerita kalian dengan kedua orangtua kalian? (Share di komen atau inbox bolehlah)~ Kalau saya pribadi, InsyaAllah keduanya menjadi teladan terbaik bagi saya.

Terpaksa berhenti

Tak seperti biasa Ada sesak di dada Entah apa yang di rasa Sebab tak biasa Rutinitas itu musnah Lalu berantakan jadinya

"...Dulu saya juga muslim, mbk"

Gambar
Tanpa mendung.  Tanpa petir dan gemuruh. Tanpa hujan apalagi. Panas dan cerah waktu itu. Tiba-tiba ada seorang bapak datang lalu bertanya, ia adalah tetangga sebelah. Menegur, bertanya dengan nada kasar-keras. Saya yang belum tahu apa-apa, dijelaskan olehnya. Katanya, "mbk, depan-belakang, kanan-kiri anda bukan sesama agama, kita harus hidup rukun. Ini adalah hunian, bukan lembaga" Padahal, waktu lalu kami hanya menumpang gazebo lalu duduk sambil membaca-menghafal Al Qur'an.

Jalan dakwah kita berbeda

Gambar
"Bukankah semua tampak sama dihadapan Allah? Iya, hanyalah ketaqwaan yang membedakannya" يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS:Al-Hujurat, Ayat 13

Berproses disana, semoga semakin jaya, selamat milad ya (IMM)

Gambar
Gambar yang ditaruh memang sedikit maksa, tapi semoga tanpa mengurangi esensi tulisan kali ini ya :) (Gabungan mottonya IMM sama ucapan miladku)  Berawal dari kegundahan dan akhirnya menemukan dan memutuskan~ Bukan pilihan mudah untuk memutuskan oraganisasi ekstra kampus, ditahun pertama ngampus, sebagai mahasiswa baru yang bisa dibilang tidak punya senior alumni sekolah dulu, saya merasa buta informasi soal ini. Malam itu, di meja kantin belakang asrama, saya duduk sedang berdiskusi melalui pesan singkat dengan mbk yang di rumah. Beberapa hari konsultasi tentang organisasi yang kiranya cocok bagi saya. Dan malam itu, akhirnya diberilah titik cerah memilih satu diantara pilihan lain, yang sebenarnya pernah sih tertarik sama tetangga sebelah yang terlihat banyak peminat (lebih ke arah penasaran juga se, hehe :) Ini pemikiran yang khilaf versi saya). Besok sorenya, saya beranikan diri untuk mendaftarkan diri di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

Kau masih suka menulis?

Kau bertanya padaku "Bagaimana kabarmu? Bagaimana soal tulisanmu? Kau masih suka menulis? Menuliskan banyak hal yang sedang kau rasa Menuliskan sebuah pertanyaan mendalam tentang warna-warni kehidupan Menuliskan segala rasa terpendam yang diam-diam kau munculkan ke permukaan Jadi, bagaimana?"

Lima menit berharga

"Gunakan 5 menit setiap malam buat membulatkan pikiran!" (H. O. S Tjokroaminoto)~ Membulatkan pikiran itu bukan melamun, membulatkan pikiran itu mengatur pikiran kita. Berpikir adalah mencipta!

Dimanakah dirimu berada?

Gambar
Tuntutan Hak Asasi Manusia~ "Sebagian manusia berteriak lantang Disamping gedung-gedung pencakar langit  Katanya kita setara, sebanding dan sama dalam haknya Katanya kita harus berani menunjukkan eksistensi Katanya kita tak boleh lemah menghadapi dunia ini -Womenmarch namanya Mereka, membawa beberapa tuntutan yang menjadikan banyak dari mereka berbondong-bondong menyuarakan. Namun, dari 8 tuntutan hanya ada 2 yang patut kiranya benar-benar murni. Pertama , "keadilan" bagi kasus kekerasan fisik dan seksual yg belum berpihak pada korban. Kedua , hak kesehatan reproduksi yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Mozaik Hampa

Gambar
Nyatanya kita sudah tak punya apa-apa Tawa, telaga, hari, jam, denting Sudah kita habiskan Saat menjadi musafir mencari Tuhan

Jangan berakhir, kisahnya akan romantis jika berlanjut :)

Gambar
Berawal dari membaca karya-karya yang lebih dulu lahir dari tangan kak Azhar Nurun Ala, membaca berbagai tulisan di facebook dan instagramnya, saya semakin percaya bahwa jalan dakwah yang di tempuh oleh tiap insan itu sangatlah berbeda-beda. Leterasi! Jalan inilah yang di tempuh oleh kak Azhar, bagaimana nilai-nilai kebaikan diungkapkan dan dimunculkan kepada khalayak umum, dari rasa penasaran kala pertama kali sampul novel Mahar untuk Maharani di upload , segera saya mencoba tuk memastikan uang di ATM cukup untuk membeli sekaligus membayar ongkir. Pagi menuju siang seusai menghubungi contact resmi pemesanan buku, segera saya menuju bank (sebab di ATM uang tak ada), akhirnya saya mengisi tabungan dengan sejumlah uang, selepas itu saya coba mentransfernya, tapi gagal.

Menenangkan Ego

Alhamdulillah, selamat malam wahai pembaca (padahal yang baca ya yang nulis ajah 'huhuhu) | Malam ini mau inget" hal mendasar aja dalam hidup ini~ Ketika semua sudah tinggal kenangan Dan kita memaksakan kehendak seperti yang lalu, ada yang salah pada diri ini, ada yang harus diteliti dengan jeli, dan sadarilah bahwa apa yang ada saat ini amatlah jauh dari yang waktu itu kan? Seperti suatu waktu kita mampu mengirim pesan ke seseorang dan mengharap ia membaca lantas menjawabnya, berjam-jam tanpa henti berdiskusi (Ia ada benar nyata menemani kita), atau suatu waktu kita bisa menghubungi seseorang untuk datang segera menemui sebab ada satu hal yang wajib diselesaikan segera (Ia ada dan mendatangi kita), atau suatu waktu sebaliknya, kita yang diharapkan seseorang, kita yang dimintai pertolongan, bahkan pada unit terdekat kita, ialah keluarga, anggota keluarga kita dan seterusnya.

Menahan, tertahan dan bertahan

.... Mendung sudah langit kota ini Kelabu dan teduh Pekat berwarna abu Pertanda hujan akan mengguyur tanah-tanah berbatu Sayangnya belum, mendungnya masih menahan Derainya masih tertahan Dan diriku tetap saja bertahan~