Jalan dakwah kita berbeda

"Bukankah semua tampak sama dihadapan Allah? Iya, hanyalah ketaqwaan yang membedakannya"
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. 
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(QS:Al-Hujurat, Ayat 13
Lalu saya coba search, dan beginilah ulasan sedikit mengenai ayat diatas.
"Persamaan yang diajarkan Islam adalah persamaan dalam bentuk yang paling hakiki dan sempurna. Islam mengajarkan bahwa semua manusia dari segi harkat dan martabatnya adalah sama di hadapan Tuhan. Tidak ada perbedaan antara manusia yang satu dan lainnya kecuali dalam taqwanya kepada Tuhan. (Haikal, al-Faruq ‘Umar, h. 11-12. Juga Haikal, Hayah Muhammad, h. 416, lihat juga Musdah Mulia, Negara Islam, h. 96-97)."

Mengingat tugas manusia diciptakan adalah untuk beribadah, lalu langkahmu sendiri bagaimana? Sudah merasa bangga kah dengan amal pribadi, lalu lupa mengajak kanan kiri? Ah! Semuanya punya cara berdakwah, jalan dakwah kita saja yang berbeda. InsyaAllah.

Tarik napas lebih panjang, lalu hembuskan. Jernihkan pikiran, lalu lihat sekeliling juga pribadi. Manusia itu unik ya :), dengan kedudukan dan profesi masing-masing saya kira itulah jalan dakwah mereka. Eiits, sebelumnya mengingatkan sejenak apa itu dakwah? Dakwah sendiri kan dari bahasa arab yang artinya adalah mengajak, lah mengajak kearah mana nih? Kearah kebaikan pastinya, globalnya adalah "Amar Ma'ruf Nahi anil Munkar: Mengerjakan kebaikan dan mencegah keburukan". Lah, semua orang punya jalan dakwahnya masing-masing. Entah saya tiba-tiba mikir juga, mengapa Islam benar-benar menegaskan pentingnya memperbaiki niat, sebab nantinya niatlah yng menuntun kepada kebaikan-kebaikan selanjutnya. Dan semoga kita selalu berniat lillahi Ta'ala.

Kembali ke konsep jalan dakwah yang berbeda, kembali kepada manusia yang unik-unik, lihat dan kembali merenung dah, hehe :) Ada anak-anak hingga orang dewasa, ada saudara dan ibu-bapak, ada yang menjadi pedagang pun pendidik seperti guru, ada juga profesinya tukang bangunan hingga penjual sayur keliling atau penjahit, atau yang atas-atas deh, pengusaha, pejabat Negara. Atau yang real memang pendakwah, suka berceramah diatas podium sambil bawa mic, pun ada yang tidak suka didepan layar, cukup dibalik layar menuliskan banyak hal 'eh ini maksudnya penulis beneran. Kita ambil benang merah selain profesi yang menghasilkan beberapa pundi-pundi di kantong, ada beberapa manusia yang di beri Allah keniscyaan yang niatnya murni. Yang kembali ke Allah dulu, Allah lagi, dan Allah terus.

Bisa jadi, dengan kedududkan-profesinya menjadi anak-anak itu ia ingin berbakti pada kedua orangtuanya, dengan ia menjadi ibu-bapak mereka bekerja menjadi ibu sholihah merawat anak dan rumah, menjadi bapak yang sungguh-sungguh mencari nafkah, menjadi pedagang yang jujur yang menjual barang dagangan baik-baik, menjadi pendidik yang berdoa dengan tangannya mampu memperbaiki akhlaq dan mencerdaskan anak didiknya, menjadi tukang bangunan yang semoga gedung yang ia bangun kelak menjadi tempat manfaat pertemuan orang-orang penting, menjadi tukang sayur yang menjual aneka jualannya dengan niat dibeli oleh keluarga yang nanti dapat menyehatkan dan menguatkan tubuh anggota keluarganya, menjadi penjahit yang membuat baju sesuai syari'at, menjadi pengusaha sukses yang dermawan, menjadi penjabat Negara yang amanah.

Lalu, gimana nih kabar manusia depan layar dan belakang layar? Sebenernya mikir dalem banget, hehe..  Dakwah tadi kan menyampaikan ya, melakukan kebaikan dan mencegah keburukan, lah jalan dakwahnya kan beda, beda. Maka sungguh, tidak ada alasan untuk tidak menyebarkan kebaikan-kebaikan, lewat tulisan bisa kan? Beberapa waktu itu kita tahu kan ada beberapa media sosial yang di blokir? Ada telegram beberapa waktu lalu, dan yang masih di blokir sampai saat ini tumblr (yang di duga ada banyak konten negatifnya). Padahal, saya pribadi menemukan banyak hal positif dari tulisan orang-orang disana 'Semoga segera ada kabar baik buat tumblrer. Jadi, jadikan media yang kita punya itu baik. Nulisin yang baik-baik, mengajak, mengajak, mengajak!
Semoga ini mampu membuat kita semakin menyebar kebermanfaatan lebih luas lagi.

Jadi dari awal kenapa saya nulis, tentang ketaqwaan, tentang dakwah, tentang jalan dakwah yang berbeda, tentang kontemplasi dakwahnya orang-orang sekitar? Karena, semuanya berkesinambungan InsyaAllah, meski jalan dakwah kita berbeda, kita ingin menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Meski kita berbeda, kita bisa bersama-sama tanpa sekat atau embel-embel profesi di satu tempat istimewa, di masjid. Ya kan? Masjid itu pusat, gak harus yang shaf 1 itu abcde, yang shaf 2 itu baru ini itu, betapa rukunnya semua bisa mempererat shaf dengan berbagai modelnya, sekali lagi yang membedakan kita adalah ketaqwaan ya kan? Meski jalan dakwah kita berbeda. Semoga kelak kita bersama-sama dan sama di JannahNya.

Wallahu a'lam bish shawab.

Salam dari manusia yang pingen banget bisa nulis terus,
Masrifatun Nida'
Gresik, 15 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah