"...Dulu saya juga muslim, mbk"

Tanpa mendung. 
Tanpa petir dan gemuruh.
Tanpa hujan apalagi.
Panas dan cerah waktu itu.
Tiba-tiba ada seorang bapak datang lalu bertanya, ia adalah tetangga sebelah.
Menegur, bertanya dengan nada kasar-keras.
Saya yang belum tahu apa-apa, dijelaskan olehnya.
Katanya, "mbk, depan-belakang, kanan-kiri anda bukan sesama agama, kita harus hidup rukun. Ini adalah hunian, bukan lembaga"
Padahal, waktu lalu kami hanya menumpang gazebo lalu duduk sambil membaca-menghafal Al Qur'an.

Benar kata kawan saya, Islamophobia sudah menjalar ke daerah-daerah. Tragisnya, kepada orang Islam sendiri juga. Apakah iya?

"Sekali lagi, kami diberi tahu agar tahu akan toleransi"
Dan tiba-tiba saya terkejut dengan penyataan bapak diakhir.
"...Dulu saya juga muslim, mbk"

Tak sampai ku ucapkan apapun, dihatiku muncul tanya: "Ssst, Dulu? Bagaimana dengan sekarang? Apakah bapak masih muslim?"
Lima kali menjalankan ibadah, terselip doa ditiap duduk tasyahud akhir kita, bahwa; "Yaa Muqollibal Quluub, tsabbit Qolby 'Alaa Diinik"

Kawan, semoga Allah senantiasa menjaga kita, menjaga keimanan pun keislaman dalam dada kita.
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu-Islam". Bacalah doa ini sepanjang waktu~

Masrifatun Nida'
Gresik, 15 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah