Berproses disana, semoga semakin jaya, selamat milad ya (IMM)

Gambar yang ditaruh memang sedikit maksa, tapi semoga tanpa mengurangi esensi tulisan kali ini ya :) (Gabungan mottonya IMM sama ucapan miladku) 

Berawal dari kegundahan dan akhirnya menemukan dan memutuskan~
Bukan pilihan mudah untuk memutuskan oraganisasi ekstra kampus, ditahun pertama ngampus, sebagai mahasiswa baru yang bisa dibilang tidak punya senior alumni sekolah dulu, saya merasa buta informasi soal ini. Malam itu, di meja kantin belakang asrama, saya duduk sedang berdiskusi melalui pesan singkat dengan mbk yang di rumah. Beberapa hari konsultasi tentang organisasi yang kiranya cocok bagi saya. Dan malam itu, akhirnya diberilah titik cerah memilih satu diantara pilihan lain, yang sebenarnya pernah sih tertarik sama tetangga sebelah yang terlihat banyak peminat (lebih ke arah penasaran juga se, hehe :) Ini pemikiran yang khilaf versi saya). Besok sorenya, saya beranikan diri untuk mendaftarkan diri di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
Organisasi yang sudah diistikhorohin ya, mungkin terlihat lebay, tapi ini beneran, mikir jeruu lo :D. Kan kalau dulu jaman sekolah ya ikut berkontribusi di organisasi sekolah macam OSIS, bedanya dulu di sekolah namanya IPRA untuk yang putra dan IPRI untuk yang putri. Duh, kalau di tanya tentang IPM apalagi, itu baru tahunya pas jaman kuliah, kudet banget kan :p.
Semeenjak itu saya merasa ada semacam amanah baru, menjalankan peran sebagai anggotanya IMM. Seusai diklat dijalani, usai beberapa bulan diikuti, ngerasa bahwa disinilah memulai kembali hal-hal baru dan menantang.

Tahun berikutnya, menjadi ladang yang super luas untuk diambil hikmahnya tiap hari. Tahun kedua~
Memulai menjadi pimpinan, berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya berkontribusi di tiap agenda akhir pekan, kini adalah tahun yang diwajibkan untuk menjadi konspetornya kegiatan tiap pekan. Berhubung jadi sekretaris bidang Tabligh dan Kajian Keislaman yang tiap minggunya gak boleh absen, berhubung punya ketua umum yang tingkat disiplinnya melebihi dewa, hihi
:D. Merancang bersama kabid dan dibantu oleh pimpinan harian lainnya. Merasa tiap minggu pasti berfaedah, aamiin aamiin semoga menjadi pemberat timbangan kelak di akhirat ya.. Pun tak terlewat berbagai agenda besar lainnya. Jika mindset awal saya masuk IMM adalah untuk mencari banyak hal disana, kok tiba-tiba berubah menjadi "apa yang bisa saya berikan untukmu wahai IMM" (Jadi inget komisariat Reformer, inget malam minggu yang dibuat kunjungan DAD, atau sowan ke bapak-bapak Muhammadiyah dan ibuk-ibuk Aisyiyah). Dan waktu semakin berlanjut, beneran gak cuma dapet seneng-seneng saja, kadang juga sedih merasa lelah dengan perjuangan ini, tapi hal yang terberat ada di tahun ketiga.

Tahun ketiga, terakhir di struktualnya~
Tahun dimana sudah menjadi kakak senior di pimpinan, harus bener-bener pinter bagi waktu, gak boleh egois. (Makasih buat partner terbaik Putri Lulus dan Nesti Anugra, ah tanpa kalian, aku rapuh :(. 2 perempuan yang terus berlanjut strukturalnya di korkom, mengawal adik-adik IMM kampus. Semangat semangatlah kalian❤) Tahun ini mengajarkan banyak hal, banyak yang dikantongi, ada rasa bangga, bahagia, kadang juga kecewa. Sibuk mikirin agenda, konseptor, sibuk gimana cara praktekin ide juga. Ini tulisan beneran gak ada apa-apanya dibanding rasa waktu itu, tiap hari yang dilalui. Angkat karpet buka stand, nunggu stand depan gedung A-B kampus sambil diskusi (ah curhat kali ya, tapi pernah juga bahas buku-buku dkk), buat agenda, buat tema, buat anggaran dana dan cari para donatur, hubungin pemateri, ngeramein acara sendiri. Pokoknya banyak banget yang dapat disini.

Tahun keempat~
Dipenghujung jalan kuliah S1, dipenghujung kepemimpinan pula, memutuskan untuk tidak lanjut di struktural (berat sekali sebenarnya, hanya Aku, Allah dan beberapa orang yang tahu soal ini) tapi langkah tak pernah surut mengawal adik-adik di porsi lain. InsyaAllah. Jadi inget banget gimana laporan evaluasi-progress tiap bulan sama ketum, inget sama sekum yang bantu banyak hal soal surat-menyurat, bendum yang tiap minggu gak ada kata bosen narikin iuran, bidang kader yang kasih kata-kata motivasi dan penyemangat, yang marah kalo gak ada konfirmasi, bidang terakhirku 'kabidor' yang akhirnya belajar gimana jadi single fighter, bidang yang jadiin aku buat gak males baca buku, Rpk 'Riset dan pengembangan keilmuan, semoga IMM UIN segera buat seminar ya, hihi :D, bidang TK2, Hikmah, Immawati, SBO, Sosmas, yang juga gak ada absennya buat agenda-agenda. Beneran kadang rindu itu gak sopan, datangnya tanpa permisi.

Berproses beberapa tahun disana, jadi terselip ruang rindu sendiri. Kalo kata ibuku tuh ya gini "Kebaikannya jauh lebih banyak daripada keburukannya, jadi bahagia kalo inget-ingetnya" sebetulnya itu kalimat buat hal lain se, tapi buat Reforrmer juga bisa, buat IMM yang mengubah beberapa pandangan hidup saya pribadi. Kata-kata penyemangat sampai saat ini Fastabiqul Khoyrot~

Salam dari kader Reformer 2013
Anggun dalam moralitas, unggul dalam intelektualitas.
IMM Jaya, Jaya, Jaya!

Masrifatun Nida'
Gresik, 14 Maret 2018

Komentar

  1. Uuuuuuuuullaaaalaaaa, berasa jatuhhh ciinta lagiiiii :D wkwkwk

    jd pingin nangis :D *oke ini alay wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jatuh Cinta (lagi) dengan hal yang sama :)

      Nangisss ajaa, gk usah ditahan tahan :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah