Di ujung Maret | Janji

Di ujung bulan ini, Maret. Besok sudah berganti hari pun bulan baru lagi. Adakah janji-janji yang belum terlunasi?

Bagaimana?~
"InsyaAllah" Kau hanya melempar senyum sambil mengetiknya, atau jika kau sedang bertatap muka dengannya, kau juga akan tersenyum sumringah. Hanya kata singkat, 'Jika Allah menghendaki' yang selalu dilontarkannya, sebab prinsipnya selalu tetap sama sejak dahulu kala, bahwa bahagia tercipta untuk dirinya itu hadir manakala ia memberi kebahagiaan bagi orang lain, seketika ia akan berbahagia.

Sudah di ujung maret ini~
Tak terasa, dan akan selamanya kalimat itu terucap manakala hidup tak dinikmati, "eh tahu-tahunya sudah sampai disini, perasaan baru kemarin deh.....". Ada beberapa harap dan mimpi pun janji yang terujar lalu diiyakan, ada beberapa harapan dan mimpi yang dilangitkan, memohon akan disegerakan.

Janji~
Seketika ingat bahwa sebelum hal-hal besar seperti itu. Kita perlu sadar akan janji-janji kecil nan sederhana dalam diri ini. Seperti saat kita bangun pagi, hendak kemana? Mau kemana? Betapa banyak janji yang kita ingkari sendiri? Misal "Habis ini saya persiapan diri,  sarapan, lalu bertemu dengan teman di jam 8 tepat" Dan teet tibalah jam 8 tepat, kita hanya duduk-duduk di atas kasur (mager). Itu ingkar janji namanya. Lalu, bagaimana dengan kita yang terkadang suka terlambat? Duh, itu sama. Sama-sama ingkar janji, pada diri sendiri.

Jika dikaitkan dengan hal yang lebih besar lagi, maka pastikan kita perbaiki hal-hal kecil tersebut, ubah konsep dan mindset pun action kita. Agar kita menjadi manusia yang selalu mengusahakan yang terbaik, lalu berujar 'InsyaAllah untuk setiap janji kita'.

Di ujung maret ini, sudah berapa janji yang kau kantongi? Dan lihatlah sudahkah semua itu terealisasi?
Pastikan kita tak salah mengucap janji, pun mengamininya.
Ada sebuah pesan bagus untuk kita semua, katanya:"Kalaupun kita punya rencana hebat, mari tetap kita ingat ada perencana yang hebat pula, kalaupun orang menganggap kita eksekutor hebat maka tetap jangan bangga ada Eksekutor yang paling Hebat."
Saya tambahin dikit: "Ranah manusia hanya berada di ranah usaha; berusaha dan menggenapkannya dengan berdoa, sebab hasil akhir murni jadi hak Allah."

Allah Maha Mengetahui yang Gaib kan? Bukankah menepati janji itu masih samar? Lalu, apa yang harus kita lakukan?
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا
إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ وَاذْكُرْ رَبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰ أَنْ يَهْدِيَنِ رَبِّي لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا
Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini". QS: Al-Kahfi, Ayat 23-24

Jika Allah menghendaki, semoga Saya bisa menepati janji itu 

Selamat malam,
Selamat beristirahat.
Masrifatun Nida'
Gresik, 31 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah