Perjalanan


Ada yang berjalan cepat
Ada yang berjalan teramat jauh
Ada yang berjalan terlalu dalam
Pun ada yang berjalan menuju ketinggian
Maka siapa yang beruntung?

Seusai sore itu~
Basah hujannya masih terlihat jelas di jalanan, gerimispun menghiasi perjalanan kali ini. Diatas roda dua ini, kita melanjutkan perjalanan, dipertengan jalan itu ada yang aku pertanyakan;
+ : "Hey, lihatlah apa yang sedang kita lakukan sekarang, sebuah perjalanan (beriringan dengan basahnya jalan sebab hujan). Hmm, apa semua ini akan di catat Malaikat dan diinfokan ke Tuhan?"
- : "Ya jelas dong, kan semua bakal dicatat!"
+ : "Jadi selama ini, di setiap aku menyusuri jalanan ya? Dengan siapa aku menikmati jalan? Bersama siapa aku bertualang di jalanan? Dan hendak kemana tujuanku berjalan Tuhan mengetahuinya?"

- : "Inilah hidup kita, bekal kita. Kelak di akhirat bukankah mulut ini dikunci, lalu anggota tubuh lainnya yang bersaksi."
+ : "Kalau begitu, bisa jadi bukan haya anggota tubuh saja yang menjadi saksi. Tapi jalanan yang kita lewati ini menjadi saksi."
- : "Benar, kelak mata akan menceritakan apa saja yang sudah kita lihat semasa hidup. Telinga digunakan untuk mendengarkan apa saja. Tangan ini digunakan untuk kerusakan atau perbaikan. Bahkan jalanan ini, kelak akan menjadi saksi, ia menjadi pengantar kita dalam ibadah atau kemaksiatan."
+ : "Lalu, selama ini apa saja yang sudah kita isi kawan?"
- : "Tentu banyak, akupun menginsyafi segala khilafku di masa lalu. Dari perjalanan singkat ini, kita belajar. Belajar agar tidak lagi terulang perjalanan tanpa niat baik hendak kemana. Belajar agar tidak lagi terulang perjalanan yang berujung pada ketidakjelasan tujuan. Belajar agar tidak lagi menempuh perjalanan dengan sembarang orang, sebab kita patut untuk berwaspada. Bahwa kelak jalan- jalan ini akan menjadi saksi."
+ : "Benar kawan. Maka semoga Allah menuntun kita dalam kebaikan-perbaikan. Dan kita patut untuk mengusahakannya."

Dibalik perjalanan singkat itu~
Hidup kita ini perjalanan. Ya sebuah perjalanan. Yang kita tempuh berhari- hari, yang sudah menghabiskan banyak energi. Banyak hal yang harus kita syukuri, pun banyak hal pula yang wajib kita insyafi (keburukan-keburukan yang kita tempuh dengan sengaja ataupun tidak) lebih tepatnya ini tentang masa lalu. Masa lalu itu sudah jauh sekali ia di belakang, pastikan kita tidak terkekang. Tak apa jika sesekali menengok guna dijadikan sebagai pembelajaran, sebab langkah kita harus maju menatap yang di depan.
Perjalanan hidup akan menemukan banyak manusia di jalan, mempertemukan dan juga menyatukan. Ada yang memang asing-lalu berkenalan-lalu kembali asing sebab sudah tidak berkontak dan berjahuan, pun ada yang menetap. Perjalanan yang mampu mengubah banyak hal.

Sebenarnya, apa yang hendak kita tuju?~
bagiku ada dua, kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Dunia ini media yang digunakan untuk menemukan dan mendapatkan si(apapun) yang akan memudahkan perjalanan bahagia masa depan hingga surgaNya.
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".(QS: Al-Baqarah,201)
Pastikan pula, bahwa kita tak pernah lelah berdoa, saling mendoakan. Semakin banyak perjalanan yang hendak kita tempuh, maka sebanyak itu pula harusnya kita meminta.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS: Al-Fatihah, 6-7)

Ssst, lalu siapakah orang yang beruntung itu?
Mereka yang berjalan cepat, namun tak melupakan orang-orang yang masih dibelakangnya.
Mereka yang berjalan teramat jauh, dan menemukan bahwa hidup ini semata-mata untuk terus banyak bersyukur.
Mereka yang berjalan terlalu dalam, dan menemukan bahwa arti kebahagiaan adalah saling menjemput kebaikan, perjalanan yang tak mengaburkan jarak pandang.
Pun mereka yang berjalan menuju ketinggian, dan menemukan bahwa semata-mata untuk terus berendah hati sebab tiada yang mampu menyaingi kuasa Allah.
Mereka adalah hebat dengan versi perjalannya, tapi terus yakin bahwa perjalannya ditempuh, ditemani oleh manusia-manusia hebat lainnya. Dan Allahlah yang menghebatkan mereka.

Kita versi yang mana?

Wallahu A'lam atas segala tulisan, semoga Allah terus membimbing dengan jalan kebenaran dan kebaikan.
Teruslah berjalan, teruslah belajar banyak hal.

Masrifatun Nida'
Gresik, 27 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah