Ketika ''Buya Hamka; Berbicara tentang perempuan''


Bismillahirrahmaanirrahiim...

Alhamdulillahirrabbil Aalamiin, sampai juga buku yang selama ini ingin saya lahap, meski butuh beberapa waktu untuk menyelesaikannya, sebab curi-curi waktu untuk membacanya. memebaca karya 'Buya Hamka' tentulah tak boleh tergesa, sebab setiap yang ditulis penuh dengan makna. kalau sekarang, bahasanya adalah 'daging semua'.

Sudah saatnya karya seperti ini mendobrak, suguhan yang menyegarkan kerongkongan tersebab hausnya ilmu dari seorang ulama. Saya rasa, perang pemikiaran dan propaganda semakin riuh, sedang orang awam yang benar-benar ingin selamat dalam agamanya sendiri semakin terombang-ambing sebab begitu banyak pula buku bacaan yang disodorkan. Anyway, buku yang saya baca yang hendak saya review adalah pandangan Buya Hamka terkait perempuan itu sendiri. Membaca buku ini seakan 'menampar' saya. merenungi, ''Kenapa engkau diciptakan wahai Marifatun Nida' (baca: menjadi perempuan)?"
Pembukaan dari karya Buya Hamka ini diawali dengan kalam terbaik, Firman Allah surat An-Nisa' ayat 1, 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

(Qs. An-Nisa', Ayat 1)


Saya dibuat berulang kali membaca ayat tersebut, berulang kali merenungi sebisa saya, dan tak hentinya semakin kuat menggenggam pensil di tangan untuk digerakkan & memberi tanda pada kalimat ini. 

"Bertakwa kepada Allah"

Islam datang dengan cahayanya, ia menyingkap kegelapan, mendobrak kejahiliyaan tentang perempuan selama ini, derajatnya ditinggikan dan dimuliakan.

Sekali lagi, kumpulan tulisan Buya Hamka tentang perempuan yang di himpun di buku setebal (134 halaman) ini penuh dengan bukti kuat, dari Al Qur'an, As-Sunnah beberapa dengan asbabun nuzul & asbabul wurudnya.
Pesan Buya Hamka sungguh relate dengan kondisi bagaimana posisi perempuan saat ini, "Jangan sampai pemikiran muslim itu sendiri merasa bahwa Islam mendiskreditkan posisinya, sungguh hal tersebut hanyalah sebentuk produk pemikiran kaum orientalis yang terdapat penyakit hati di dalam hatinya begitu kesimpulan yang bisa saya tangkap dari beberapa kali tulisan beliau."

Dewasa ini, "feminisme" menjadi perbincangan yang tak pernah usai, sebuah hak yang di tuntut oleh para kaum dan pengikutnya, dulu saat zaman kuliah saya pernah berdiskusi di ruang kelas ataupun luar ruang kelas terkait ini, dan pandangan saya tetap kontra, kenapa? Sebab saya selalu meyakini bahwa Islam sudah memposisikan perempuan itu mulia. Coba baca beberapa tulisan saya terkait perempuan di blog ini.

Salah satu kutipan dalam buku ini, pada halaman 124 membuat kita (muslimah) khususnya cobalah berpikir jernih terkait apa-apa yang selama ini kita dengungkan, begini bunyinya "Di zaman sekarang, sudah mulai ada gejala-gejala yang timbul di kalangan calon-calon sarjana Muslim. Mereka yang tadinya diharapkan oleh masyarakat Islam akan membela Islam dengan bangganya mencela segala yang berbau Arab dan menunjukkan kebanggaan jika dia telah banyak membaca Hourgronje, H.A.R. Gibb, Ignaz Goldziher, De Boer Nicholson, Masiglon dan lain-lain. Sebuah keresahan Buya Hamka pada waktu itu nampaknya sudah terasa pada era ini.

Hak yang dituntut perempuan masa kini menjadikan saya teringat akan perjuangan Asma' bin Yazid yang menjadi perwakilan kaumnya datang menghadap Rasulullah meminta hak yang sama dengan para laki-laki, bagaimana sabda Nabi Muhammad SAW padanya? Insyaallah sayapun pernah menuliskan hal ini tersebut⇨Keistimewaan wanita (IRT). Seusai membaca itu, ada hal yang terus terngiang di hati saya? Jika tuntutan perempuan masa kini soal duniawi, betapa tinggi kualitasnya seorang muslimah yang mampu menuntut hak yang sama sampai pada persoalan akherat kepada Nabi Muhammad kala itu?

Buku ini mengajak kita untuk terus memahami hakekat "perempuan" diciptakan, apapun status perempuan tersebut, Islam sudah begitu rinci menjelaskan. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita pemahaman lebih dalam agama dan merahmati para Ulama yang telah berjuang mendakwahkan agama Islam.
Mari selengkapnya membaca setiap detail tulisan karya Buya Hamka yang sarat akan ilmu.

Wallahu A'lam bisshowaab

Masrifatun Nida'
Gresik, 07 Januari 2020

Komentar

  1. Perempuan sudah amat mulia dalam pandangan Islam. So, tinggal bagaimana perempuan itu membumikan pesan-pesan langt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebuah "PR" bagi setiap muslimah khususnya. Terima kasih pengingatnya :))

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah