Sisi lain


Well, Alhamdulillah ala kulli haal memasuki hari terakhir bulan puasa, hari-hari yang dilewati begitu menakjubkan. Setiap insan tentu memiliki kisah tersendiri dalam menjalani Ramadhannya, begitupun denganku. Hehe:) Tahun ini rasanya berwarna sekali, meski nampak ya rutinitas "biasa". Soal target, soal capaian Alhamdulillah bisa tercover dengan bijak, hehe gak berani bilang baik nih soalnya tentu masih banyak sekali PRnya, tentu menjadi hamba yang maksimal menjalani setiap ibadah wajib pun sunnah, namun terus bertekad next harus lebih baik. (Semoga Allah ridhoi bertemu dengan bulan mulia ini) 

Sepuluh hari terakhir Ramadhan yang di jalani di rumah memiliki kesan tersendiri, oh ya jika tahun sebelumnya bisa menikmati sholat tarawih di masjid selain masjid sekolah dan musholla rumah, rupanya tahun ini tidak bisa di rasakan tersebab ketidak mungkinannya. InsyaAllah tidak mengurangi bahagianya bisa terawih berjamaah tanpa ada kendala -pandemi-. Apalagi pemerintah sudah secara resmi menyatakan kebolehannya masyarakat melakukan ibadah seperti biasa tanpa ada "jaga jarak"

Oh ya, sepuluh hari di rumah menghabiskan sisa Ramadhan begitu nikmat, bisa berangkat bersama teman-teman menuju musholla desa, selepas itu berangkat bertadarus, menjalin kembali silaturrahim, betapa nikmatnya rezeki tiada tara. Meski untuk Ramadhan kali ini ibu tak bisa ikut full berpuasa tersebab sakit, namun euforia puasa begitu kental. Semoga Allah mengangkat penyakit beliau. Sisi lain dari bulan yang intensitas mendekat kepada Allah begitu banyak caranya. 

Di rumah, tentu menjadikanku untuk melakukan segala macam kegiatan rumah termasuk ke pasar untuk membeli kebutuhan. Pada suatu pagi menuju siang yang lumayan terik, aku memarkir sepeda di depan minimarket, sebelum selesai memarkir, nampak 3 remaja putri di depanku yang dengan ragu-ragu membuka botol minuman dingin, "Mungkin lagi berhalangan berpuasa kali ya anak-anak ini" pikirku dalam hati. "Ah, setan kamu. Duh duh takut aku mokel (read: sengaja membatalkan puasa)". Salah satu remaja itu teriak ke pada dua temannya, sambil tertawa. Sontak, aku mempercepat langkahku masuk minimarket kaget dengan kejadian barusan. Sebuah sisi lain dari bulan penuh berkah ini, sayang sekali bukan jika ada circle pertemanan yang malah menjerumuskan. Na'udzubillah, tapi juga wallahu a'lam apa sebenarnya dasar dibalik 3 anak remaja tersebut. 

Suatu siang, ku memasuki suatu mall di Gresik, ya Rabb usai keluar tempat tersebut, aku baru -ngeuh- kalau hari ini jum'at dan harusnya bapak-bapak di mall tadi harusnya beranjak menuju masjid besar depan mall tersebut, wallahu a'lam. Kembali terusik hatiku tapi eh tapi ku kembalikan lagi lamunanku kepada ketidaktahuanku atas dasar yang terjadi sehingga mereka mengambil keputusan itu. Sisi lain dari uniknya manusia mengambil keputusan dalam setiap tindakan di bulan suci ini, sibuk menuntaskan target Ramadhan atau sibuk memadati pusat pembelanjaan. 

Ya Rabb, di ujung bulan mulia ini izinkan hamba menjadi hamba yang taqwa sebagaimana engkau perintahkan puasa kepada orang terdahulu agar menjadi orang yang bertaqwa. Semoga keistiqomahan yang coba kita tunaikan di bulan indah ini terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Aamiin. 

Semoga orang-orang yang sakit Engkau sembuhkan, yang sempit pun Engkau lapangkan, semoga setiap insan mampu menjalankan perintahmu dalam keikhlasan dan dalam sebaik-baik keadaan :)

Masrifatun Nida'
Rumah, 30 Ramadhan 1443H



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah