Dibalik Perjalanan Kita


Alhamdulillahi 'ala Kulli Haal, akhir tahun ini dengan berbagai pertimbangan kita memutuskan untuk silaturahim ke Jawa. Berbagai check list & bekal perjalanan tentu sudah kami persiapkan, termasuk memesan tiket berangkat dan kembali jauh-jauh hari. Rencana kita memilih berangkat naik pesawat dan pulang menggunakan kapal.

14 Desember 2022: Take off pesawat yang diperkirakan pukul 16.05 Wita dan landing 18.10 wib di Surabaya, rupanya berubah total sebab pesawat dari Sumba delay hampir 2,5 jam. Menunggu di bandara cukup menyiksa, namun antusias untuk pulang sungguh luar biasa dan menjadi pelipur, sesekali resah  dengan keluarga yang sudah berangkat menjemput di bandara Surabaya khawatir terlalu malam menunggu kita. Qadarullah sampailah di Bali lanjut penerbangan ke Surabaya, rupanya kita adalah penumpang terakhir yang sudah ditunggu. Pesawat lepas landas dan tiba di Surabaya pukul 21.15 wib, drama kembali muncul ketika kami menunggu bagasi. Koper yang kita bawa hanya sebiji itu tak nampak pula. Hampir menunggu sampai setengah jam, akhirnya suami melaporkan ketidakberadaan koper kami. Rupanya kata petugas, koper kami masih tertinggal, karena kelalaian pihak maskapai maka koper akan dikirim 1-2 hari kedepan ke alamat tujuan. Kita melanjutkan langkah kaki menuju parkiran dan akhirnya bertemu dengan keluarga dan sampailah di rumah pukul 24.00 wib di rumah.

26 Desember 2022: Jadwal kita kembali, qadarullah H-1 sebelum peberangkatan kapal, suami mendapatkan sms bahwa pelayaran akan diundur sehari. 

27 Desember 2022: Pukul 06.00 wib pagi itu, kita diantar oleh keluarga menuju pelabuhan tanjung perak. Suami menaiki motor sendiri sedang saya bersama rombongan keluarga  menaiki mobil. Tiba pukul 07.00 wib sudah sampai di sekitar pelabuhan dan akhirnya kita ditinggalkan keluarga sekitar pukul 08.00/08.30 wib kita pamit dan berpisah dengan keluarga. Kita berdua menunggu kapal Egon yang belum nampak berlabuh, hingga akhirnya pukul 09.15 wib suami mendapatkan sms bahwa pelayaran kapal dibatalkan serta pada batas waktu yang tidak tahu kapan akan berlayar, alhasil suami bergegas mengurus ke pelni. Nampaknya para rombongan yang sedang menunggu di depan dan belakang kursi saya juga bernasib sama. Pukul 12.00 kami memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dengan menaiki sepeda motor berdua, di tengah perjalanan hujan deras menemani perjalanan kita kali ini. Sengaja tidak memberi kabar ke keluarga, dan akhirnya sampai sekitar pukul 15.00 wib di depan rumah. Seluruh anggota keluarga kaget akan kehadiran kita berdua. Singkat cerita kami menyampaikan maksud kembali dan pembatalan berlayar menggunakan kapal.

01 Januari 2023: Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kita memutuskan untuk balik menggunakan pesawat, seusai booking kami memberi kabar keluarga. Jadwal pemberangkatan adalah 09.00 wib, dan qadarullah H-2 suami mendapatkan wa bahwa penerbangan diajukan di jam 06.00 wib. Akhirnya kita dan keluarga berangkat pukul 2.00 dini hari dari rumah, tiba di bandara kami sholat subuh terlebih dahulu. Melanjutkan check in, dan akhirnya menuju gate 13 di Juanda, rupanya boarding pesawat maju 05.58 wib, sambil tergesa saya sampaikan ke suami agar berjalan lebih dahulu dari saya. Sampai di gate yang jauh itu, kita ditanya akan beberapa dokumen yang mereka butuhkan. *Padahal tidak ada pemberitahuan yang mengharuskan membawa, namun mereka mewajibkan rupanya. Akhirnya kita berdua diminta untuk turun kembali dan melakukan pemeriksaan. Menjadi penumpang terakhir, mendapatkan kursi 30 di ujung dan juga sempat dimarahi petugas yang tidak tahu sebab apa kita terlambat menjadi tambahan drama kali ini. Tiba di pesawat, petugas yang mengantar kami mengurus dokumen itu menyampaikan ke pramugari agar kami mendapatkan kursi depan saja. Alhamdulillah tidak jadi paling belakang, kita duduk di depan.
(Tambahan: disebabkan perjalanan pagi, ditambah perut kosong dan badan kurang fit. Maka kali ini mual dan muntah tak bisa di tahan, terima kasih kepada suami yang sangat sabar mengurus kala momen diluar dugaan itu terjadi)

Tiba di Bali, kita mendapatkan tempat duduk tak bersamaan. Namun seorang penumpang berbaik hati menawarkan tempat duduknya untuk ditukar. Alhamdulillah kita duduk bersebelahan, khawatir mual dan muntah kembali menyerang maka saya memutuskan untuk minum obat dan juga membuka kulit jeruk dan memasukkannya ke dalam tas, sepanjang penerbangan saya menghirup jeruk tersebut. Tiba di Sumba kita melanjutkan perjalanan menggunakan mobil dan akhirnya jeruk itu habis termakan juga sepanjang perjalanan. Alhamdulillah pukul 13.45 wita kita berdua menyelesaikan perjalanan kali ini dalam keadaan selamat.


[[Bahwa perjalanan tidak secepat dan se epik gambar postingan IGs ya, banyak sekali kisah dibalik perjalanan kita. Pun sama, kehidupan yang kita jalani ini pastilah tak semudah dan semenarik apa yang kita tampilkan setiap harinya, ada kejutan dan drama yang menghiasi. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dalam setiap keadaan.]]

Selamat menempuh tahun baru, semoga Allah menjaga & meridhoi setiap perjalanan yang kita tempuh tuk mendekat kepada-Nya ❤

Masrifatun Nida'
Waikabubak, 02 Januari 2023

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah