Euforia -Selamat Hari Guru-


Ramai sekali jagat dunia maya hari ini, sorak hore bertebaran akan selebrasi tertanggal 25 November. Ya, hari guru. Seorang "guru" mengungkapkan kegundahannnya, "rasa-rasanya makna hari ini tinggallah perayaan semata". Beberapa diantara mereka masih terbelenggu oleh kalimat yang tampak heroik namun mengandung duka. "Pahlawan tanpa tanda jasa", kalimat yang senantiasa didengungkan dalam artian apa itu guru. Semua kalimat yang nyatanya akan mengantarkan pada dua sudut pandang berbeda. Satu: Guru memang tanpa perlu diberi jasa, dua: Guru yang tak ternilai harganya. Bagaimana menurut anda terhadap apa yang terjadi dalam dunia nyata? 

Berjuta manusia tak menyadari dan luput memberikan takdzim pada guru-guru yang tak pandai tebar pesona lewat layar kaca, kepada guru TPA, TK, SD, SMP, SMA dan dosen selama menempuh belajar.

Berjuta manusia tak menyadari dan lalai memeluk erat dan mengucap terima kasih tulus pada guru kehidupan (baca: kedua orangtua, saudara, keluarga, tetangga dan sahabat) yang tak pernah memasang muka lewat linimasa sebab sorak gembira, rasa bahagia kala melihat 'muridnya' berhasil menjalankan tugasnya itu sudah cukup baginya tanpa pengakuan dunia maya.

Berjuta manusia tak menyadari dan lupa menafakkuri bahwa -Hari Guru- ini teruntuk mereka yang tak tersorot layar kamera, yang dengan sungguh menyampaikan ilmunya. Merekalah pendobrak penyakit kronis bernama kebodohan.
Terima kasih teruntuk bapak/ibu guru.

Seorang yang baik hati, malam ini mengingatkan kepada saya: "Apapun itu, entah guru negeri, guru swasta, ustadz/ah, tentor, fasilitator, instruktur, widyaiswara. Kalau pernah memberikan ilmu itu bagiku guru."

Dan kalimatnya mengingatkan saya pada kalimat ini:
انا عبد من علمني حرفا واحدا
"Aku adalah hamba dari orang yang mengajariku satu huruf saja" Begitulah ungkapan Ali bin Abi Thalib ra. Mengangungkan ilmu adalah mengagungkan guru. Walau hanya sehuruf Alquran saja seseorang mengajarimu, maka dia adalah gurumu. Maka orang yang mengajarmu satu huruf ilmu yang diperlukan dalam urusan agamamu, dia adalah guru dalam kehidupanmu.


Semoga berkahnya ilmu terus mengalir lewat bagaimana kita 'mengapresiasi' seorang guru.

Teruntuk engkau, yang telah menjadikanku seorang murid, yang menjadikanku sebagai manusia yang terus belajar, selamat hari guru. Ungkapan ini tak ada apa-apanya dibandingkan segala bentuk pengabdianmu, segala bentuk curah kasih sayangmu. Terimakasih Guruku.

Dan teruntuk engkau, yang menjadi seorang guru saat ini, kantongi terus nilai-nilai kebaikan itu, tebarkan semampumu, tebarkan seluas kapasitasmu. Terima kasih sudah memilih menjadi guru untuk murid-muridmu, jangan lelah ya :))

Hanya sebatas doa, semoga Allah menguatkan pundakmu, semoga Allah melimpahkan segala berkah untukmu, terima kasih.

Gresik, 25 November 2019
-Selamat Hari Guru-
Gresik, 25 November 2019
Masrifatun Nida'


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah