Nothing


"Life is never flat" Tagline milik salah satu iklan makanan ringan.

Yes right! Kehidupan ini gak datar. Jadi memang selalu berputar bagaimana jalannya(?), Kadang di bawah kadang di atas, kan bukan statis tapi dinamis. Maka, sedikit saja mengulangi perenungan tentang hidup-dan-kehidupan yang jalannya pasti gak mulus-mulus saja, ada naik turunnya. Yuk coba ingat-ingat kembali, sudah berapa nikmat yang tengah dan telah kita syukuri detik ini?

Ada manusia, yang ia telah merasa berada di atas angin, sebab semua kenikmatan menjadi satu paket dalam hindupnya. | Badan segar, jiwa sehat, pikiran fresh, keluarga rukun, studi lancar, teman banyak, harta melimpah, bisnis aman, dan lainnya kenikmatan yang telah didapat. Lalu rasanya semua akan berjalan baik-baik saja untuk hari ini dan kedepannya.


Namun, kala tiba-tiba sedikit saja Allah cabut salah satu nikmat diatas, (semisal badan tiba-tiba panas dan pusing, maka aktivitaspun terganggu), otomatis semua berjalan tidak baik-baik saja. Disinilah momen kita bisa mencoba merenung ulang. Bahwa amatlah mudah bagi Allah mengubah posisi kita hanya dalam hitungan sepersekian detik saja.

Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari sakit kepala padahal awalnya tubuh ini tidak apa-apa? "Lahwong, sedetik sehat bugar, sedetik selanjutnya kepala tak tahan dari sakit pusing yang menderanya, ya kan?" Dan hal ini bisa lebih luas penjabarannya. Kedudukan yang kita miliki sekarang, bukan penjamin kedudukan kita nanti. Nikmat sehat, nikmat sempat, bahkan sampai nikmat hidup bisa tiba-tiba berubah menjadi sebaliknya, Allah cabut begitu saja. (Sadar diri bahwa semua hanyalah titipan) Maka, sebagai manusia yang telah dititipi, maka seyogyanya menjaga "titipan" dengan sebaik mungkin.

Jika memang, kedudukan ini bukan penjamin hari nanti, esok dan kelak, apa salahnya jika kita membuatnya sebagai jalan menuju kebaikan?

Badan yang sehat ini milik siapa? Allah kan? 
Harta yang ada ini milik siapa? 
Allah kan? 
Nafas yang kita hembuskan ini milik siapa? 
Allah kan?

Semuanya berada dalam genggamanaNya. Kita jangan sampai ikut-ikutan menggenggam terlalu keras, bukan hak kita. Tapi kewajiban kita sekali lagi, menggunakan semuanya menjadi sebuah jalan menuju kebaikan.
Badan yang sehat, kita jaga dengan menggerakkannya dalam ibadah.
Harta yang ada, kita gunakan untuk perbanyak membantu sesama.
Nafas yang dihembuskan, kita maksimalkan untuk -senantiasa mengingatNya.
Agar kelak, jika sewaktu-waktu Allah cabut, kita siap! Kokohkan keyakinan bahwa ini semua adalah titipan.

"Something that we have will be destroyed, in the time that we never know before. So beware/prepare it well!"

Selamat Morning ❤
Masrifatun Nida'
Rumah, 06 Oktober 2018

Komentar

  1. Terimakasih banyak penulis. Dari tulisan ini akan membuat penulis dan pembaca semakin bersyukur atas nikmat Allah swt. Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah