Pelajari adab dahulu, sebelum ilmu

Malam ini, angin sepoi tak begitu kencang dari luar. Tapi cukup sejuk di dalam masjid tersebab kipas angin cukup kencang dinyalakan. Tiba-tiba teringat pesan ibunda tercinta kala aku masih duduk di kelas sekolah dasar.
Kala itu, saat aku mulai malas berangkat mengaji aku tidak bergegas beranjak untuk persiapan berangkat.
"Nida', gak ono sumur iku marani timbo. Tapi sing ono iku timbo marani sumur, Nak" (baca: "Nida', tidak ada sumur yang mendatangi ember, tapi yang ada itu ember mendatangi sumur, Nak")
Begitulah singkat pesan yang begitu terpatri dalam lubuk hati. Bermajas, bermakna, dan aku hanya mengangguk iya saja kala itu. Hehehe

Seiring berjalannya waktu, dan dengan berbagai kecanggihan teknologi. Harus ada sebuah petuah yg jadi pegangan, agar tak tergilas oleh kecanggihan jaman, sebuah prinsip baik harus terus ditanamkan kepada diri sendiri dan orang-orang sekitar, termasuk anak didik kita. Dan lagi lagi, pesan ibunda benar-benar pantas menjadi sebuah pesan indah. Sekarang ini, banyak hal hal sederhana yang mampu mempengaruhi sistem pendidikan kita. Salah satunya kita ketahui banyak diantara sekolah-sekolah formal ataupun informal yang tidak jarang seorang guru menunggu para murid datang. Bukan sebaliknya. Padahal, jika kita pahami, harusnya seorang muridlah yang menunggu gurunya.
Misal saat jam sudah masuk pelajaran para murid masih sibuk di luar kelas, saat kumpul dalam sebuah kelompok bersama guru, malah yang datang lebih awal gurunya.
Harusnya, ibarat ember yang membutuhkan air dari sumur. Maka begitulah perumpamaan ember: murid kepada sumur: gurunya. Seorang murid yang haus akan ilmu, seorang murid yang ingin kapasitas ilmunya terpenuhi, seorang murid yang terus menuntut ilmu dari seorang guru.

Maka, tidaklah mungkin bisa terjadi feedback yang baik jika seorang murid tidak beradab kepada gurunya. Imam Darul Hijrah, Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”¹ 

Lalu, bagaimanakah adab yang dimaksud disini?

Menurut ustadz Adi Hidayat, adab artinya kemuliaan, sifat sifat baik yang diperoleh dari pendidikan. Contohnya, di Jepang dilatih sejak kecil agar jujur dan disiplin. 

Maka, berawal dari sikap seorang murid yang baik dengan adab yang baik. Semoga mampu membuat sebuah ilmu mudah di dapat. Hal-hal sederhana seperti ini perlu kembali untuk disadarkan kepada seluruh lini jika ingin sebuah pendidikan lebih bermakna.

Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,
بالأدب تفهم العلم
“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.” ²
_________________
¹Muammad Abduh Tausikal.11 April 2014.Pelajari dahulu adab dan akhlak.https://muslim.or.id/21107-pelajarilah-dahulu-adab-dan-akhlak.html (Diakses tanggal 30 Juli 2019)
²Ibid

Wallahu a'lam bishowab
Masrifatun Nida'
Gresik, 31 Juni 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah