23:48

Detaknya pun mulai terdengar, itu tandanya sekeliling sudah hening. "Tok, tok, tok, tok, tok" begitu jam dinding bersuara seakan ia ingin mengucapkan padaku bahwa malam sudah berada pada ujungnya dan saatnya beristirahat. 

Tapi, malam ini mataku tak ingin terpejam sedang hatiku berbisik menyadarkan ada amanah esok yang juga harus dijalankan, maka aku putuskan beristirahat terlebih dahulu usai menafakkuri usia yang sudah seperempat abad ini. "Baarokallahu fii umry" aku menyelamati diriku sendiri sebagaimana banyak orang-orang mengucapkan hal tersebut padaku hari ini. 

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, selalu ada kejutan tak terduga di hari seperti ini, meski aku sendiri tidak dibiasakan di keluarga memeriahkannya. Hanya saat ingat bahwa ada yang menambah usia maka kita saling mendoakan agar semakin berkah. Jika beberapa tahun lalu di tanah rantau orang-orang akan memberi "kejutan ekstrim" dua tahun terakhir ini kejutannya berubah menjadi syahdu, sebab tiga belas oktobernya bertepatan membersamai anak-anak didikku. 
Subuh tadi, usai menjalankan kegiatan pekanan, aku kembali ke kamar, tak lama saat aku sudah di dalam rupanya pintu kamarku diketuk oleh mereka, dan saat ku buka merela mengucap "Baarokallahu fii umrik ustadzah" sambil menyodorkan tas kertas berwana donker, Hwaaaa Ya Allah. Aku sendiri tidak pernah kepikiran sejauh itu bahkan mengharapkannya, tidak sama sekali. Usai itu mereka satu persatu kuucapkan terima kasih sebab sudah mendoakan. Maka kejadian pun kembali normal, aku tidak ingin berlebihan memeriahkannya saja. Sengaja aku tidak memasang notifikasi di akun apapun untuk tanggal lahir, tapi kemarin saking kagetnya mendapatkan kejutan anak-anak aku share di story instagram, tidak punya niatan lebih selain menjadi pengingat bahwa nikmat Allah sungguh luar biasa. 

Semenjak pagi smartphoneku berdering dan aku menanggapi doa-doa orang-orang baik tersebut. Aku sadar, di sisa usia yang Allah beri ini bukan saatnya euforia berlebih, aku semakin sadar betul bahwa ada mimpi terdalam yang belum tuntas ku jalankan, masih tertatih menjadi pribadi yang lebih baik lagi, menjadi hamba yang lebih optimal lagi dalam beribadah. 

Maka diantara doa-doa yang aku amini, aku berharap semoga segala bentuk mimpiku terwujud di babak seprempat abad awal ini. Aku selalu ingat kalimat ini "If all your prayers were answered, would it change the world or just yours?"
Yah, aku ingin impianku lebih luas lagi, semoga aku semakin menjadi hamba yang bermanfaat untuk banyak orang juga. Semoga Allah berkahi setiap doa lirih ini. 

Welcome in the new journey, Nid! 
Happy on quarter life not crisis. 

Masrifatun Nida'
Gresik, 13 Oktober 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah