"Berisik"


"Telingaku hampir panas mendengar euforia akan banyaknya hal yang di suarakan. Mataku memerah marah sebab terlalu banyak keramaian yang dipertontonkan. Otakku seakan pecah membaca bait-bait rancangan dewan yang katanya me-wakil-i rakyat. Apalagi hatiku, rasanya sudah menjerit berontak saja dari semua perkara ini."

Beberapa waktu, aku memilih untuk "tenang" saja menyaksikan, egoisme itu seakan ku buang jauh-jauh dan ku tepikan saja, bahkan ingin ku tenggelamkan saja dalam samudera. Namun, hati kecilku berbisik "Harusnya, kau bersuara Nid!".
Lebih dari sebulan aku mengamati lini masaku riuh dengan berbagai hal seragam, sehari sebelum ketuk palu ibukota baru, aku menaruh kesedihan mendalam atas kebakaran (baca: dibakaranya) hutan. Sudah hampir sebulan hal tersebut menjadi konsumsi publik, menjadi isu nasional bahkan internasional, tapi nyatanya pemerintah menutup mata rapat-rapat, bahkan hatinyapun demikian.

Belum tuntas permasalah itu, muncul lagi gelombang dahsyat aksi massa dari mahasiswa seluruh pelosok negeri, menyuarakan tuntutan mereka ke pihak pemerintah. Mengusut tuntas undang-undang yang dirancang dan diputuskan yang tak berpihak ke masyarakat Indonesia, dan paling tersorot adalah undang-undang mengenai KPK. Aku pribadi merasa kurang mengkaji untuk undang-undang RKUHP & RUU PKS sebab itu membutuhkan waktu cukup lama untuk mempelajarinya dan berguru (Namun, sejauh ini berdasarkan rancangannya dan kajian yang terpantau, aku sendiri sudah mengantongi berada di pihak mana).

Karhutla dan pelemahan sistem KPK sebab undang-undang barulah yang membuatku geram. Dan gemuruh itu membuat linimasa semakin "berisik" tiba-tiba dengan hal serupa. Kulihat, semua hendak turun tangan menunjukkan dirinya berada di pihak mana. Aku sendiri beberapa kali ikut memosting lewat akun media sosial yang kupunya. Dan akhirnya membuatku menepi lalu menyuarakan lewat tulisan ini. Sebuah pesan "Gunakan amanah yang sudah diberikan rakyat itu, ilmu yang sudah dititipkan oleh Allah padamu demi kemaslahatan ummat, akal yang dititipi oleh Allahpun jangan sampai kau gunakan demi urusan duniamu sendiri. Gunakan semua yang tersemat diatas kursi wakil rakyat itu demi kepentingan rakyat dan bangsa, bukan malah kepentingan nafsu pribadi dan keluargamu sendiri."

Sudah saatnya "berisik" lewat dunia maya dan nyata ini mendapat tanggapan secara serius. Semoga hati dan mata anda terketuk. Masih ada begitu banyak persoalan bangsa yang butuh diselesaikan, pak!

Masrifatun Nida'
Gresik, 08 Oktober 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah