Menulislah, sebab engkau mencintainya~

Menulislah, sebab engkau mencintainya~
By: Masrifatun Nida'

Seperti ada kekuatan baru, langkah jari-jemari makin kesini semakin bebas menari-nari merangkai kata, meski terkadang ada semacan penyakit yang melumpuhkan gairah, ya semacam bumbu. Namun, bagaimanapun tantangannya aku tetap mencintai menulis. Ada banyak hal yang reflektif untuk di tulis, semenjak lifestyle dunia media sosial yang tak lepas dari genggaman, seakan ada ruang yang harus diisi dengan menulis, hal-hal recehpun tetap diekspresikan dengan tulisan bukan? Nah, akupun merasa demikian, menumpahkan "keluh kesah" lewat tulisan bisa jadi menjadi treatment yang melegakan. Meski, terkadang ada hal yang membuat enggan menulis sebab rasa malas menghinggapi ditambah dengan mengkambing-hitamkan "tidak menemukan inspirasi" berkoar-koar di kepala. 

Saat hal tersebut muncul. Aku baca pelan-pelan tagline yang ku buat sendiri "Menulislah, sebab engkau mencintainya" kalimat itu memiliki energi yang mampu mengembalikan sifat rapuh, Oh ya. Kenapa pula harus mencintai dunia kepenulisan? Suatu ketika, aku pernah membaca artikel, disana dijelaskan bahwasannya menulis itu merupakan salah satu bentuk ibadah. Pasti kalian akan bertanya, lah kok bisa? Ya bisa. Menulis adalah ladang ibadah, dari sini ada satu hal utama yang harus benar-benar diluruskan yaitu niat. Niat kita harus benar dalam menulis, menuliskan kebenaran.

Menulis adalah menumpahkan energi lewat kata-kata, disana bisa jadi ribuan pasang mata akan membacanya, disinilah peran "beribadah" itu bekerja. Selama apa yang ditulis berisi dengan hal yang berfaedah dan jauh dari kata hoax, tentu mampu memberikan orang lain informasi baru (Dari yang tidak tahu-menjadi tahu), memberikan orang lain semangat, motivasi, sudut pandang baru lewat opini & fakta terkini serta menjadi media luapan emosi suka duka lewat puitisnya sajak atau kisah. 

Aku, kadang terharu sendiri dengan apa yang pernah ku tulis, membaca ulang ,menjadi pengingat dan nasehat diri sendiri yang kadang alpa, pun menjadi sebentuk syukur bahwa ada banyak kisah yang pernah terjalani. Lalu, ada beberapa manusia yang tiba-tiba chat ataupun DM usai membaca tulisanku, menyatakan kekagumannya atau menangis pilu sebab terharu. Satu hal yang aku percaya bahwa apapun yang berasal dari hati akan sampai pada hati. Begitupun dengan tulisan, apa yang kita tulis dari hati akan sampai pada hati pembacanya.

Menulislah, sebab engkau mencintainya~


Beberapa hasil karya yang terekam jejaknya:

 (Menjadi Guru itu Seru: Merupakan antologi cerpen karya ustad dan ustadzah SMPIT Al Ibrah Gresik )
(Menenun Rinai Hujan: Merupakan kumpulan puisi para penulis terpilih bersama Sapardi Djoko Damono )
(Serpihan: Karya solo penulis blog ini ) 😁

Masrifatun Nida'
Gresik, 01 Oktober 2019
#nulisyuk
#belajarmenulis
#nulisyukbatch37

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah