Kamu teramat baik, masa lalumu tidak!

"Hari ini harus lebih baik dari kemarin:
Jika hari ini lebih baik dari kemarin, kau beruntung!
Jika hari ini sama seperti kemarin, kau merugi! 
Jika hari ini lebih buruk dari kemarin, kau celaka!
Esok hari harus lebih baik dari hari ini."

Demikianlah tepatnya kemarin pagi saya diingatkan oleh pembina upacara di sekolah. Kata-kata yang sudah tak asing lagi di telinga, namun sungguh mewakili kualitas pribadi kita dari setiap hari yang kita lewati. Lalu adakah manusia yang tak pernah berbuat salah? Yang setiap harinya selalu baik-baik saja? Jawabannya tidak ada. Ribuan hari telah terlewati, begitu banyak pembelajaran yang harusnya penuh untuk dikantongi, namun nyatanya banyak yang telalu lengah dengan kesempatan yang ia punya, ia lupa untuk memperbaiki kualitas hidupnya bahkan akhiratnya, ia terpaku pada masa lalunya, masa kemarin yang ia kira tak ada kesempatan lagi tuk berbuat lebih.

Dan itulah kita, kita yang masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harusnya segera terselesaikan, tentang kita yang saat panggilan wajibNya 5 waktu tertunaikan namun tak jarang terburu-buru menjalankannya, tentang bacaan qur'an kita yang dengan seenaknya saja dibaca (tidak tartil) bahkan tak tahu menahu maknanya, tentang kita yang masih saja mengukur-ukur kebaikan pada diri sendiri atau pada sesama manusia.

Kita menginsafi, bahwa waktu-waktu lalu begitu menumpuk kesia-siaan. Banyaknya kesempatan hilang karena terlalu banyak berpikir, lalu terlalu lama atau bahkan lupa mengambil keputusan.
Namun kali ini, sejenak berpikirlah, berpikir ulang dan lebih dalam, mengapa masih Allah titipkan pagi ini, ketika saya mengetik tulisan ini dan engkau membacanya? Itulah kuasaNya, bentuk rahimNya untuk kita. Kita selalu dihadiahi Allah kesempatan untuk terus berubah menjadi insan yang lebih bernilai di mataNya. 

Pahamilah, sebab kamu teramat baik, masa lalumu tidak!

Masrifatun Nida'
Rumah, 24 Desember 2017~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah