POTENSI (Ending, permulaan, dan tujuan)

Akhir desember, tiga puluh satu sebagai awal menuju tahun yang baru.
Lalu, menafakkuri serta menginsafi diri yang lampau dan menuliskan azzam serta harapan di tahun mendatang. Hari ini sebagai penanda, hari ini sebagai pengingat, bahwa 360 apa saja yang sudah diperbuat.
 
Saya pribadi menganggap bahwa 2017 memberi banyak sekali kesan sejak awal tahunnya, betapa banyak sekali hal-hal baru yang terwujud di tahun ini. Bertemu manusia-manusia baru, pencapaian yang baru, meyakini bahwa diri sudah tak seperti dulu lagi. Sudah banyak sekali hal-hal yang penuh konsekuensi. Bagaimana denganmu? 

Dan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang banyak sekali mengharapkan ini itu, kali ini saya pribadi seakan habis harapan, namun bukan berarti targetan-targetan tak ada, kali ini harapannya adalah melanjutkan rentetan harapan dan impian di tahun kemarin yang belum kesentuh, serta melihat coretan yang beberapa tahun lalu sudah tertulis rapi untuk (target jangka pendek, jangka menengah, hingga jangka panjang).

Diawal kalimat besar yang tertulis adalah: Potensimu! (Ending, permulaan dan tujuan)
Jika hari ini diartikan sebagai ending, maka bagaimana hasilmu selama setahun perlulah engkau timbang, sudah sebermanfaat apakah engkau selama ini? Jika esok hari diartikan sebagai permulaan, maka apa saja amunisi yang engkau sediakan untuk menaklukkan hari-hari berat nanti? Dan jika diantara ending yang kau harapkan dan permulaan yang kau jalani ada tujuannya, maka untuk tahun ini sudah sampaikah engkau pada tujuanmu? Dan bagaimana dengan tujuanmu di tahun depan nanti?

Dan tersadar, dengan rangkaian ending dan permulaan kita selalu melihat potensi, potensi berhasil dan ketidakberhasilan kita menggapai tujuan kita. Tujuan itu bagaikan penunjuk dimana kita takkan tersesat mau kemana, jika kau sudah tau tujuanmu engkau tidak akan mudah goyah dalam proses permulaan yang selalu kau jalani, sebab ending itu adalah bonus, total dari apa yang kau perbuat. 

Saya sendiri suka dengan prinsip ini "Penyuka proses, bukan hasil. Toh Allah Maha Adil". Kenapa? Sebab saya yakin disetiap apa yang menjadi keputusan sesorang ia sudah memikirkan banyak hal, sudah menimbang secara matang, diperjalanan hidup dengan usia 20+ betapa saya menemukan model rupa manusia yang terkadang membuat diri mengangguk-agguk dan seringkali juga membuat diri geleng-geleng kepala. Manusia-manusia yang hadir itu banyak memberi manfaat pada diri, dan itu tergantung pada kita bagaimana melihatnya.

Tiba-tiba teringat beberapa manusia yang telah mengambil keputusan bulat, dan saya merasa bahagia sebab saya menjadi salah satu yang tahu permulaan mereka bagaimana. Terlepas saya terkadang juga tidak tahu proses mereka menjalaninya serta konsistensinya terhadap sesuatu besar itu. Maka jalanilah jika kau rasa itu benar!

Makin kesini saya sadar, bahwa tujuan itu ketika kita bahagia, tentram dengan semua pilihan, semua yang dijalani dan bagaimana semua endingnya. Sebab tujuan kita adalah "Keridhoaan Allah".
Jika kau percaya bahwa ending, permulaan dan tujuan itu saling berkelindan, maka gantungkan semuanya pada satu muara, azzamu, prosesmu hingga hasilmu pada Tuhanmu, Allah.
وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku"
(QS; Maryam:4)

Dan kita harus yakin bahwa melihat manusia sebagai sebuah potensi, bukan sebagai paramater tetap. Kau salah satunya kah?
Tulisan terakhir,
 
Masrifatun Nida'
Rumah, 31 Desember 2017~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah