Anak panti itu menyadarkanku

Dari Ia, belajarlah!
Dari Ia, sadarlah

Kejadian sederhana sepanjang perjalanan pulang saya kali ini, akan mengingatkan saya pada kejadian beberapa waktu yang lalu. Pagi itu, setelah subuh saya memutuskan untuk pulang dari Malang ke Gresik.
Sepanjang perjalanan banyak kejadian yang saya lihat, beberapa diantaranya adalah: kendaraan yang tiba-tiba mogok di tengah jalan, akibat ban bocor atau yang lainnya, macet ditengah jalan hingga berjam-jam akibat ada kecelakaan, hingga ada yang tidak tahu pula bahwasannya di perjalanan kali ini akan mengakhiri hidupnya. Dan kesemuannya mampu "menghambat" rencana awal orang-orang tersebut.
Begitulah gambaran singkat akan sebuah perjalanan, begitupun kehidupan ini, hidup ini adalah perjalanan menuju sebuah tujuan, ditengah-tengah perjalanan itu kita akan merasakan banyak hal, dan pastinya ada "hambatan" itu. Saya pernah tersadarkan akan sebuah kisah adik panti yang kebetulan saya berkewajiban mengisi belajar bahasa arab di tiap sore hari ahad, namun waktu itu berbeda, saya datang pada hari sabtu tersebab ada salah satu adik yang meminta untuk diajari pribadi, dan setiba di panti asuhan kala itu, saya langsung mencari adik tersebut, namun ternyata dia masih di rumah orangtuanya dan belum kembali ke panti. 

Sejenak saya duduk di depan kamar adik-adik panti, tiba-tiba ada yang menghampiri, dan diapun duduk disebelahku.
Saya: "Dek Dita ndak pulang ke rumah?"
Dek Dita: "Ndak mbk, kan rumahku jauh, di rumah juga ndak ada siapa-siapa. Mamaku kerja di luar pulau"
Saya: "Maaf ya dek, mbk jadi tanya demikian"
Dek Dita: "Gak papa mbk, oh ya mbk, aku boleh cerita?"
Saya: "Monggo"
Dek Dita: "Mb, aku ngerasa ndak nyaman di panti, bukan karena apa-apa sebenarnya, ya mungkin karena teman-teman yang ndak suka aku ya mbk, ibuk-ibuknya baik kok mbk, mereka juga ngasih uang ke aku tiap bulan, tapi sebenernya aku jarang ambil mbk, aku sebenernya punya atm mbk, aku sering dikirimi mamaku tiap bulan sam tanteku juga, Alhamdulillah di atm biasanya sampai jutaan mbk, tapi aku ndak pernah gunakan banyak, sebutuhku, 400rb aja, jadi aku ndak pernah ngandelin uang dari panti mbk"
Saya: "Alhamdulillah dek, lantas apa yang membuat dek Dita ndak nyaman disini?"
Dek Dita: "Aku sering diejek mbk sama temen-temen, mereka nyangka aku pembohong mbk, mulai dari aku dikira anak orang kaya (soalnya aku kalau ke panti anterin tanteku pakai mobil) mbk, padahal tanteku jarang ketemu aku mbk, mamaku pun kerja jauh disana, aku beneran ndak punya pilihan, akhirnya keluarga memutuskan untuk tinggal disini"
Saya: "Tapi dek Dita ndak pernah bales ketidaksukaan temen-temen kan?"
Dek Dita: "Ndak mbk, tapi kalau boleh jujur, aku terkadang mikir mbk ya, hidup ini ternyata tak selamanya kita ada di keadaan yang sama"
Saya: "Benar sekali dek"
Dek Dita: "Oh ya mbk, sebelum aku diantar ke panti ini, dan sebelum papaku meninggal, aku punya perusahaan mbk, aku dulu sangat bahagia bisa berkumpul dengan keluarga, di Jakarta kita hidup berkecukupan, dan ternyata semua berubah mbk, dulu tiap akhir pekan aku dan keluarga keliling panti mbk, dan sekarang keadaan itulah yang aku rasa, semuanya berbalik."
Saya: (deg) "SubhanaAllah adikku"
Dek Dita: "Tapi aku bahagia mbk, di panti aku makin belajar agama, sholat tepat waktu, dan melakukan kebaikan-kebaikan yang lainnya. Tapi aku cuma belum adaptasi lebih saja mungkin ya mbk"
Saya: (seketika hatiku rasanya terisak ya Rabb) "Kau luar biasa dek, jujur mbk belajar banyak padamu. Terima Kasih"
Sore itu, seingatku memang sore yang cerah diantara sore sore yang lain sebelumnya dirundung mendung di Malang.
Ku akhiri perjumpaanku kala itu sebelum adzan Maghrib berkumandang, dalam dada benar-benar hanya syukur yang kurasa.
-Fabiayyi Aala Irabbikumaa Tukadzzibaan-
Banyak belajar pada ia yang benar-benar bersyukur pada keadaannya sekarang.
Ingatlah kembali tentang 'perjalanan' itu wahai kawan, saya ingin terus belajar agar sadar~
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS: Al-Baqoroh:216)

Wallahu A'lam
26/Juli 2017
(Masrifatun Nida')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah