Agar (kita) tahu

Gemuruh, ramai-riuh. Ku kira receh receh koin berjatuhan, rupaya ada dentuman yang di suarakan. Puisinya membelalak dunia maya hingga nyata, dengan pernyataannya, satu kalimat pembuka "Aku tak tahu syariat Islam" yang direntet dengan sajak-sajak selanjutnya.

Segera, saya berusaha menemukan data valid melalui youtube, tapi apalah daya di tempat yang susah sinyal untuk memungkinkan menonton, maka saya meminta adik saya untuk mengirimkan video yang sudah ia lihat agar dikirimkan via whatsapp yang bisa sewaktu-waktu saya download (ketika sinyal yang oke tiba-tiba mampir). Dan Alhamdulillah, saya melihat video tersebut dengan seksama. Dan sungguh! Zaman ini, zaman yang benar-benarlah semua serba -campur aduk-.

Saya jadi teringat beberapa waktu lalu ketika saya sedang berkomentar mengenai agenda adik tingkat, dimana ada salah satu temannya yang ikut acara tersebut dan menggunakan cadar. Saya berkomentar "Keren ya, dia berani tampil berbeda" Tiba-tiba ada sahutan berbeda di ujung pintu "Jadi, keren dong Nid mereka yang tampil berbeda menggunakan bikini misalnya" Dan, sudut pandang kita di adu. Dan pada akhirnya kita belum menemukan titik temu, sebab saya lupa untuk melanjutkan diskusi itu dengan segera sebab terburu-buru berangkat kuliah. (Selanjutnya ini harus dibahas serius dengannya, tapi entah kapan 😢)

Begitulah permainan logika akan terus bermain, seberapa banyak yang kita tonton, seberapa banyak buku yang kita habiskan, seberapa banyak orang yang kita temui dan ajak diskusi, dan yang terpenting adalah seberapa banyak penghayatan dan hikmah yang kita ambil pada tiap episode hal-hal baik itu.

Maka kembali kepada -Aku tak tahu syariat Islam-. Bagaimana? Marilah kita refleksikan pada diri ini, bagaimana kabar teman-teman kita? Bagaimana kabar tetangga dan sanak saudara? Bukankah masih banyak sekali PR kita kawan? Belajarlah! Membacalah! Sama sama kita berjuang, agar kita tak sibuk dengan ibadah kita sendiri, agar kita mampu memberi-tahu- sesama di zaman yang penuh dengan gelisah. *Yang terberat adalah menasehati orang terdekat, dan dilanjut jiwa yang dekat (yakni diri kita ini). Maka ingatkan saya ketika mulai alpa.

Islam bukan dibuat manusia maka takkan bisa dihancurkan manusia. Agama ini milik Allah, dan akan dimenangkan gemilang pada saatnya.

Renungi Surat As-Saff, baca tiap katanya, hayatilah setiap Kalam Allah di dalamnya. Semoga semakin membuat barisan kita semakin kokoh, membuat Iman kita semakin berlipat-lipat. Sebab kita butuh kawan, butuh teman yang mengingatkan. "Agar (kita) tahu apa syari'at Islam itu"

Salah satu ayat di surat As-Shaff
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.| Ayat 4

Masrifatun Nida'
Camp Tahfidz, 04 April 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah