Amazing "rame-rame" trip

Hellow everybody 😎


Di post ini saya akan menceritakan pengalaman saya selama kurang lebih seminggu dari Gresik-Jakarta-Gresik(lagi) ya, well... ini bukan selftrip but rame-rametrip. Jadi, sekitar 2bulanan lebih saya dikabari akan mengikuti kemnas4. What is that? Kemah Ukhuwah Nasional, itulah kepanjangan dari kemnas, dan 4 berarti ke 4 kali akan diselenggarakan. Sebuah acara yang diadakan oleh Pramuka SIT pusat, dan dilaksanakan tiap 3 tahun sekali. Tahun ini berlangsung di Jakarta Timur, berada di Buperta (Cibubur). Tanggal 16-19 November 2018. Sejujurnya ya, saya belum sepenuh hati dan lebih kepada khawatir jika mengiyakan amanah tersebut. Sebab, saya tidak ada sama sekali pengalaman sebelumnya kemah dalam ranah pramuka. Setelah saya memohon izin kepada pihak-pihak terkait dan alasan saya ditolak, mulailah saya menata hati. Dan puncaknya dua minggu sebelum pemberangkatan

saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya tidak berhak untuk mengecewakan anak-anak kontingen SMPIT ini. Doa terbaik selalu mengiringi gerak langkah ini. Oh ya, saya berangkat bersama 23 kontingen SMPIT lainnya, totalnya 24 beserta saya.

12 orang: Regu banin (10 peserta+ 2 pembina) 

12 orang: Regu banat (10 peserta+ 2 pembina).


Dan, tibalah waktunya hari H itu datang. Hari pemberangkatan, semua telah dipersiapkan, mulai dari perlengkapan pribadi hingga regu, mulai dari fisik hingga logistik. Usai upacara pada hari Kamis, 15/11/18. Sore itu sebelum maghrib kita ramai masuk ke dalam truk TNI, pasukan kami ditambah dengan anak anak SDIT Al Ibrah Gresik, jadilah semakin rame. Yeeeey!! Tiba di stasiun Ps.Turi Surabaya tepat usai adzan maghrib, mengantri check in terlebih dahulu, menunggu boarding pass pukul 21:00 WIB juga, kita lemaskan otot-otot yang sudah kaku tenteng barang-barang berat itu. Sudah membawa ransel di pundak, bawaan tangan kanan-kiri oke. Ditambah barang-barang regu juga. Tiap ada rasa berat. Inget jurus jitu, berdoa! Hehe, sambil membawa sambil berdoa penguat "Laa Hawla Walaa Quwwata Illa Billah". Pun dengan anak-anak, mereka telihat lelah tapi lebih semangat dari saya. Ketika pukul 21:00 WIB, kita sudah masuk di dalam kereta Kertajaya semua. Alhamdulillahirabbil Aalamiin :) maka melajulah gerbong besi itu diatas relnya... 


Hari Jum'at pagi, pukul 08:00 WIB, kami sampai di stasiun Ps. Senen, Jakarta. Lanjut dari stasiun kita diarahkan menuju bus yang telah disediakan, sekitar sejam-duajaman sampailah di tempat tujuan. Buperta-Cibubur! Turun di bus dan di lapangan yang sungguh luas, saya menggumam "Hmmm, Jakarta lebih panas daripada Gresik". Oh ya, tersebab belum tahu tempat buat kemah, tempat dimana bakal bangun tenda, kita melipir di samping lapangan utama, terdengar kencang beberapa panitia sudah check sound untuk membuka kemnas4 ini. Sambil berteduh diatas pohon bersama regu banat, tak jauh dari kamipun ada regu banin yang melipir di samping lapangan utama. Rupanya pembina regu banin sedang registrasi terkait kehadiran kita. Tak lama kemudian *Eh lumayan lama juga si, hehe.. Kitapun mendapatkan petunjuk dimana tempat kita berteduh nantinya. And ourkemnas will began start now! Perjuangan dimulai kembali, menenteng barang-barang berat bakal kita lakukan selama seminggu kedepan plus cuaca panas menyengat juga, lengkap sudah kisah ini disempurnakan. Hehe... 


Day 1 (Friday, 16/11/18)

Hari pertama, hari beradaptasi, susah payah mencari tempat lalu kembali lagi, lalu menuju tempat lagi. Maka kekuatan saya diuji coba, hmmm lelah! Satu dus berisi bahan pokok dan logistik terpaksa saya titipkan di depan portal menuju kempi. Dan tiba disana, saya berharap keajaiban saja. Untunglah, samping tenda ada kontingen membawa sepeda motor, maka tanpa ragu saya meminjamnya, bapak kontingen Sulawesi itu dengan ramah mempersilahkan. Alhamdulillah, batin saya. Setelah sudah semua dan saya kembali di tenda, mulailah kita memasang tenda, merapikan barang-barang, membuat parit, dan rapi-rapi persiapan pembukaan kemnas4. 


Oh iya, tempat kami berkemah berada di kerumunan anak-anak SD, hal ini disebabkan data di pusat salah (Masak sekolah kami baik regu SMP banin/banat terdaftarnya SD, hehe...) Untungnya hal itu tak menjadikan masalah yang besar. Saya dan partner saya kak Dinnar meminta izin di tempat panitia agar kita diikutsertakan dalam kegiatan sesama SMP saja, dan hal itu akhirnya sudah fix teratasi. 


Memasang tenda-membuat parit-memasak-persiapan upacara- mengambil makanan di pinsakoda jatim depan lapangan utama yg jauh itu,(Siang tadi usai mengikuti upacara pembukaan, kita melipir di bagian samping upacara dan makan bareng-bareng, lalu kembali ke tenda.) Lalu kembali ke tenda-malam hari menuntaskan pembuatan parit yang belum usai siang tadi- (Perjuangan membuat parit dimulai dari peminjaman yang saya lakukan berkeliling di tempat sekitar tenda kami, meminjam cangkul dan beberapa alat lainnya) & akhirnya berberes dan persiapan menuju lapangan utama lagi tuk jumpa tokoh Nasional. 


Malam itu, malam pertama di Buperta kita larut dalam konser bersama, bersama tokoh-tokoh pramuka Indonesia-Malaysia-Thailand, semua bersorak ramai mengikuti semangat mereka menyanyikan mars dan lagu-lagu pramuka. Ditengah konser, mc menyampaikan kalau gubernur DKI Jakarta akan hadir di tengah-tengah kita. Yeay! Saya duduk di depan, dan tidak lama kemudian beliau tiba naik ke depan panggung. Alhamdulillah berkesempatan melihat langsung & mendengarkan beliau berbagi kisah. Saya dan Hana (Salah satu anak dari regu Banat SMPIT Al Ibrah Gresik) duduk yang hanya berjarak beberapa jengkal saja dari tempat berdiri beliau (Beliau izin untuk turun dari panggung dan berada di tengah-tengah para penggalang serta semua yang mengikuti kemnas4).


Setelah acara usai, kami kembali menuju tenda. Saat kembali, ada cerita. Hehehe;) Malam itu, sekitar pukul 22:30 WIB kami berjalan seregu menuju tenda. Tiba-tiba ditengah perjalanan, 

Hana: "Ustadzah, ini kayaknya dia terpisah dari rombongan temannya." (Sambil nunjuk anak 'asing' di depan saya) 

Saya: "Iya ta Hana?"

Hana: "Iya ust"

Lalu, saya bincangkan ke teman saya. Maka, ditengah perjalanan kita sibuk bertanya tentang dia, namanya, asalnya, dimana tendanya. Dan dia menjawab sekedarnya. Usai mengantarkan anak-anak masuk tenda dan memastikan mereka persiapan tidur, saya dan Kak Dinnar kembali ke panitia terdekat soal anak 'asing' ini. Saat itu, hingga pukul 23:30 WIB tidak ada respon, saya menginfokan di group juga nihil. Maka saya putuskan anak itu kembali ke tenda kami saja, menyuruhnya tidur di salah satu tenda kami. 

*Ketika ia tertidur, saya hanya berharap esok akan ada yang menjemput Sazkia (Nama anak asing itu) 


Day 2 (Saturday, 17/11/18)

Olahraga bersama-seni budaya-expo-khotmil qur'an-pentas budaya. Itulah randown yang ada pada hari kedua. Hehe :)

Pagi itu, ada yang menelpon saya menggunakan nomor baru. Saya yakin bahwa itu adalah pembina dari Sazkia,  memang benar sudah, anak SD dari Jombang itu dijemput oleh dua kakak pembinnya dan kawan-kawan regunya. Tatapan kosong semalam, derai air matanya di tambah dengan raut wajah bingungnya berubah menjadi senyum manis. Saya sampaikan kronologi bagaimana ia bisa sampai di tenda kami. Maka setelah cerita selesai, berlalulah mereka mengucap salam kepada kita. 

Melihat rundown, kegiatan di Biperta berlanjut! Oh ya, tersebab tempat kita jauh dari wedana baru, beberapa kegiatan yang bisa di handle regu, kami laksanakan sendiri. Seperti olahraga bersama dan khotmil qur'an. Selebihnya kami mengikuti bersama wedana. Siang hari, penggalang diarahkan menuju tempat expo, selama anak-anak mengikuti kegiatan tersebut, saya dan kak Dinnar bertemu dengan banyak pembina lainnya. Salah satunya kontingen Malaysia, kita bertukar cerita, oh ya mereka membawa 300 orang dari berbagai kota diMalaysia menuju Buperta. 

Go to tempat pembuatan makanan tradisional selanjutnya kita diarahkan, disana panitia sudah bersiap menyampaikan tutorial memasak -dodol karangan-. Anak-anak di persilahkan mencoba usai kakak panitia menyampaikan cerita dibalik dodol karangan tersebut. 

Waktu masih panjang, langkah kaki kita arahkan menuju lapangan permainan tradisional, bermain dengan berbagai kontingen lain kita lakukan, disinilah salah satu ukhiwah itu ditanam-tumbuhkan. Usai mencoba satu dua lebih permainan lalu kita kembali ke tenda lagi. 

Malam ini, akan ditutup dengan penampilan kita di "pentas budaya", lepas semua persiapan, berbekal niat baik, berbekal persiapan latihan semasa di sekolah, anak-anak tampil dalam pentas budaya. Musikalisasi puisi lah yang akan mereka tampilkan. Malam itu kita menuju wedana dalam keadaan hujan lebat datang, tapi semangat anak-anak masihlah terjaga. Sampai suatu hal tak terduga membuat kita tercengang seketika. Ada satu hal yang saya dan Kak Dinnar luput persiapkan. Kemungkinan terburuk terjadi! Ternyata, kita tampil tanpa alat bantuan dari panitia, without soundsystem & laptop. Dua hal urgent yang kita butuhkan. Setelah berkoordinasi dengan anak-anak, kita meminta izin ke panita untuk mengulur urutan kita tampil. Mengandalkan download lagu lewat youtube lewat hp butut, sementara kak Dinnar pun sibuk mendownload. Akhirnya dapat! (Namun dengan kualitas dibawa standart kita harapkan di awal) But life must go on! Penampilan berlanjut berambut guyuran hujan diakhir dan kilat yang menyambar. Alhamdulillah have done! Tapi, kok hati saya dan kak Dinnar sedikit sedih ya :( , sedih tidak bisa memberikan solusi terbaik saat itu. Maka dari itu, saya mengambil begitu berharganya pelajaran "Rancanglah plan B jika plan A terjadi hal buruk tak terduga, & Sedia payung sebelum hujan!"


Sebenernya, ada satu hal yang membuat saya berpikir lagi. Saat kita merasa sedih bahkan kecewa, sebenernya kita butuh banget ada yang memotivasi dan menguatkan. Alhamdulillah, saat itu saya menemukannya. Kembali melihat raut wajah anak-anak tanda kurang puas dengan penampilannya, saya tundukkan wajah tapi sungguh saya ingin sekali memeluk mereka. Saatacara ditutup maka berjalanlah kita menuju tenda, merangkai mimpi lagi di malam hari. Terlelap. 


Day 3 (Sunday, 18/11/18)

The new day!  Olahraga bersama-SAI-Nusantara legend-Pentas amal-Tukar inap peserta. Randown hari ini. 

Mengingat kejadian semalam, saya dan kak Dinnar mencoba mencairkan suasana, setelah membaca di group wedana saya meminta pinru kumpul di wedana untuk breafing. Selanjutnya ia kembali ke tenda dan menyampaikan kepada teman-teman lainnya. Persiapan di mulai, dengan waktu yang dijadwalkan, kita bergegas menuju tempat tujuan. SAI dimulai, untuk mempompa semangat mereka kembali, Alhamdulillah ada kesempatan tampil di depan ratusan peserta lainnnya -tampilkan yel"-. Disaat menunggu anak-anak bermain, kita berteduh, eh tiba-tiba ada dua anak gadis yang menghampiri kita berdua menawarkan event di sekolahnya, mereka mengundang seluruh anak negeri yang rencananya kegiatan sekolahnya itu seAsean. Kita berdua tertarik, tapi sampai detik ini belum berani menghadap kepala sekolah. Hehe :)


Malam datang, kita mempersiapkan diri menuju lapangan utama, uang yang terkumpul dari regu hasil menggalang galibu (gerakan lima puluh ribu;  untuk korban bencana) saya serahkan ke wedana. Tiba di lapangan yang sudah sesak oleh lautan manusia, saya dan regu bertempat di tengah kerumunan tersebut, acara berlalu tengah perjalanan, maka datanglah si Guessstar 'Opick', konser yang bertajuk charity ini mendapat respon yang luar biasa dari semua pihak. Alhamdulillah, malam itu sekitar Rp 3 Milyar. Acara belum ditutup, kita undur diri mengingat esok pagi kita harus qiyamul lail di lapangan utama. 


Day 4 (Monday, 19/11/18)
Qiyamul lail-Upacara penutupan. 

(Kemas" menuju wisma-jalan ke TMII). Alhamdulillah, sepagi itu kita dapat melangkahkan kaki menuju lapangan utama, meski hanya dapat beberapa rakaat akhir saja. Ada suatu yang membuat saya kaget, saat gelap-gelapan itu, kita lupa membawa sajadah bahkan alas. Rumput di lapangan basah, maka saya beranikan diri ini untuk meminjam alas tengok kanan-kiri shaf, well tak disangka saya berjumpa dengan Sazkia. Hehehe, ingatkah kalian dengan dia? Dia dan teman-temanlah yang membagi sajadah kepada kita. Usai terkantuk-kantuk membaca ma'sturat kita kembali ke tenda. Mengemas barang pribadi hingga regu. Ketika semua beres, langkah kita ayunkan menuju pertigaan portal. Lama menunggu regu banin, menunggu kejelasan akan bermalam dimana usai upacara penutupan nanti, akhirnya Alhamdulillah kita tinggal di wisma sementara. 


Oh ya, pagi itu sebelum menuju lapangan utama, saya sebagai perwakilan pembina dan pinru menuju wedana untuk berpamitan dengan kakak panitia dan regu lainnya, tak terasa perpisahan pun terjadi, hehe.. Tak sengaja waktu saya mau kembali, ada yang menyalami saya sambil memberi buah tangan, ganci!  Bertuliskan kontingen Sumatera Utara,  hmm saya ingat sekejap siapa, dan dia ingat dengan awal bagaimana berjumpa dengan saya. Hehe, harulah moment itu. 


Lanjut upacara penutupan yang ramai, menampilkan berbagai pertunjukan dari 3 Negara. Saya berbisik dalam hati "Have done, Nid! (Sedih 😂)". Lanjut itu, kontingen Jatim bergegas menuju TMII, mengendarai bus yang sudah dipersiapkan, kita melaju meninggalkan Buperta, Cbubur sementara menuju Jakarta. Sampai di TMII, sejenak kami meregangkan otot otot yang pegel-pegel dengan sholat dan makan siang. Setelah itu semua, kita let's go! Bermain di TMII. 

Dengan membayar Rp 40.000 kami sudah bisa mengendarai kereta gantung, melihat pemandangan TMII dari atas nampak Indah, seakan sudah mengelilingi semuanya. (hehe, rekomendasi buat kalian yang punya waktu singkat tapi serasa udah ngelilingin TMII, kereta gantung wajib dicoba🤣). Lanjut pendinginan tubuh, kita ngefloat bareng, saat kita keluar habis minum itu, saya tertarik untuk naik sepeda (Eits, sebelum mencoba satu hal ini kalian harus yakin sama diri kalau kalian bisa naik sepeda roda dua boncengan ya...). Saya dan kak Dinnar mengendarai sepeda tersebut namun gagal! Hahaha... ternyata, aksi kita yang jatuh gagal tersebut terciduk oleh beberapa anggota regu banin, walhasil ustadzahnya di ketwaiin dong 🙄. Merasa sayang jika uang hilang begitu saja, saya dan Kak Dinnar menaiki seputaran saja sepeda dengan sukarelawan anak-anak yang menertawakan dua ustadzahnya ini. Melajulah kita berdua, duh enaknya kalau bisa hmmmm~

Usai itu semua, bus kami kembali, kembali ke wisma, berberes semuanya, dan malam terakhir di Buperta itu kita habiskan dengan tidur yang lelap.

Day 5 (Tuesday, 20/11/18)
Wisma-Istiqlal-Monas-Kereta-Back to Home 😁

Sepagi itu, saya dibangunkan teman saya tuk tahajjud, lalu mandi dan bersiap bwrsegera berberes. Pukul 07:00 wib bus yang mengantar ke Istiqlal siap melaju. Alhamdulillah, bebekal kekuatan baru semua, rasanya berat meninggalkan buperta yang penuh dengan kisah. Sekitar pukul 08: 00 wib kita sampai di Masjid Istiqlal, duh saat itu tanggal merah-Maulid Nabi. Daaan, masjid kebanggan Indonesia ini penuh rasanya, dan kalian tahu bahwa saat itu bus saya dan Kak Dinnar terpisah. Kak Dinnar+8anggota regu banat, sedang saya membawa 2 anggota. Saya di turunkan di pasar baru dan akhirnya sampai di Istiqlal lewat pintu belakang, sedangkan kak Dinnar berada di pintu depan. Huwaa😅 muter-muter akhirnya ketemu juga. Oh ya, saya dan Kak Dinnar punya sahabat di Jakarta, kita janjian bertemu di Monas sudah lama, maka anak-anakpun kita arahkan menuju ke sana, perjalanan panas dan padat kita tempuh, sampai di Monas yang lebih panas nan padat itu kita berharap akan bertemu dengan kawan yang kita harap. Namun nihil, sekitar sejaman tak bisa berjumpa padahal kita sama-sama di arena yang sama. Berhubung kita sudah di ingatkan berulang agar kembali ke masjid oleh panitia kontingen jatim, kkta kembali tanpa berjumpa ia. Hiks😭 "Next time InsyaAllah kita berjumpa".

Setelah berkumpul semua, melajulah bus ke Stasiun Ps. Senen, nenteng-nentang barang lagi puwanassss banget, heehee🤣🤣
Tiba di stasiun, kita enakin semuanya, melepas ransel, membeli makanan, nyemil snack, minum softdrink dan skeder meremin mata, cukup sudah untuk menunggu boardingpass pukul 14:00 wib. Tak terasa! Seminggu sudah berada di ibu kota dan hari ini kita akan meninggalkannya. See you next trip!

Sampai di Ps.Turi, Surabaya pada pukul 02:00 wib dini hari, sampai di Gresik, tepatnya sekolah pada pukul 03:30 wib dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Alhamdulillah!😍

*Sepertinya masih banyak kisah yang terlewat untuk diceritakan. Tentang hal paling sederhana kita, soal makan dan mandi kita. Saat kemnas4, sholat 5 waktu kita Alhamdulillah aman dan tepat waktu. Mandi juga setiap hari lo🙂, makan kita hanya cukup membuat lauknya (yah meski sekeder seputar mie-telor-sarden, wow itu nikmat sekali). 

Oh ya, jangan dikira saat kalian baca pengalaman saya tersebut, emosinya datar saja. Woow, oh no! Kadang kita sama-sama berurai emosi, kadang capek hingga buat kesal, kadang kecewa hingga menuai kesedihan, kadang jika ada yang gak sesuai, menggerutu dan marahlah dalam hati. Dan semuanya harus pandai netralin hati, saat anak-anak belum bisa diatur, intinya perjalanan kemnas4 itu nanonano-rame rasanya. Belajar banyak hal! Semoga kita mampu menjadi manusia sosial sesungguhnya ya 🤗. Dari pramuka kita belajar banyak hal, dari sinipun kami menemukan banyak pemgalaman.

>>Thanks a lot to SMPIT Al Ibrah Gresik

Masrifatun Nida'
Gresik, 01 Desember 2018





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah