Berbanding lurus

Bismillahirrahmanirrahim...

Pada suatu waktu, terjadilah sebuah percakapan singkat diantara para tetangga di perumahan (ah lebih sederhana lagi saja, perkampungan!), Alkisah perkumpulan para ibu-ibu di penjual sayur pagi-pagi yang siap dengan desas-desus cerita receh sampai fenomenal berdrama (macam sinetron begitulah ya 😀), sesaat setelah lewatlah salah satu tetangga mereka yang serba ada tapi hidup dengan sangat bersahaja, dengan kendaraan roda empat dibukalah kaca mobil dan merunduklah wanita berkerudung tersebut ke segerombolan ibu-ibu tersebut. Singkat salamnya "Assalamu'alaikum, mari bu". Maka secepat kilat mulut para ibu pembeli Mamang sayur pun beralih topik yang awalnya bahas "THR" kepada tetangganya sendiri yang barusan saja lewat.
Mrs.Jeng: "Duh, duh, kaya amat ya Buji itu, tapi sayang aja."
Mrs.Mpok: "Maksudnya sayang gimana jeng?"
Mrs.Jeng: "Aduh mpok, ya gitu kayanya buat beli beli barang mewah, mobil keluaran terbaru, apa apa yang memamg berkualitas dan pastinya mahal gitu mpok."
Mrs.Mpok: "Iya, semua tampak serba ada ya Jeng, kaya raya semua bisa terpenuhi gak kaya kita, susah payah begini-begini aja Jeng."
Mrs.Jeng: "Ya maksud saya gitu, enak banget jadi Buji"
Lalu, celetuk salah satu dari luar gerombolan tersebut,
Mrs.Liha: "Duh, ibu-ibu kenapa terlalu susah amat hidup kok buat mikirin milik orang, harta orang, tapi kita lupa kan apa yang sudah dikerjakan sama Buji selama ini terhadap apa-apa yang kita lihat. Jangan cuma lihat apa yang tampak saja. Sudah sudah, mari kita kembali ke rumah masing-masing kita sudah di tunggu."
[Kisah singkat percakapan 3 Mrs. Jeng, -Empok yg disingkat Mpok- dan -Sholihah yang disingkat Liha- mengomentari -Buji atau kepanjangannya adalah Bu Haji-]

...Jadi, sebenarnya~
Kerja Buji memang sangat menjamin, tapi di sela-sela kerjanya beliau punya target untuk mengaktifkan ruhnya, agar yang hidup tak hanya jasadnya saja. Mrs.Liha tadi kebetulan suaminya sekantor dengan Buji, dan Buji memang ketika ada kumpul bersama dengan karyawan lainnya seperti rapat, tampak berbeda dengan lainnya, jika lainnya sibuk dengan gadget masing-masing, Buji selalu menyempatkan membuka mushafnya, membaca kalam-kalamNya, pun pernah suatu ketika Buji mengingatkan antar sesama tentang pentingnya mendirikan sholat tahajjud, lalu menyisihkan sebagian harta untuk anak-anak yatim dan kaum duafa, Buji bilang bahwa semua itu takkan berkurang bahkan sealiknya, malah di beri Allah kembalian banyak, makanya korelasinya ya masuk aja. Buji salah satu contoh bahwa doa yang diajarkan  agama kita, nyata buktinya:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". (QS;Al-Baqarah: 201)
Berbanding luruskan?

Yups! Kita ini manusia yang selalu menilai tampak luar sebagai konklusi orang lain, padahal kita belum tahu lo apa yang terjadi dibalik permukaan tersebut, kerja (keras, cerdas dan ikhlas) seseorang terhadap apa yang ia usahakan saat ini dan telah tunai. Mari contoh, teladani, irilah pada apa yang telah mereka kerjakan dibalik itu semua. Tambah keren lagi, bahwa ia tak melupakan kewajibannya pada Tuhannya! Menjadi Hamba yang tunduk untuk apa ia diciptakan.

Semoga kita dihindarkan dari sifat iri yang tak tahu diri, iri yang salah tempatnya, sebab iri yang diperbolehkan hanya dua.
عَن ابنِ عُمَرَ رَضي اللٌهُ عَنهاَ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم لآحَسَدَ ألآ فيِ اثنَتَينِ رَجُلُ اتَاهُ اللٌهُ القُرانَ فَهُو يَقُومُ بِه انَأءَ اللًيلِ وَانَأءَ النَهَارِ وَرَجُلُ اعطَاهُ مَالآ فَهُوَ يُنفق مِنهُ انَأءَ الٌلَيِل وَانَأءَ النٌهَارِ.(رواه البخارى ومسلم والترمذى والنسائى وأبن ماجه).
Dari Ibnu Umar r.huma. berkata bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal al Qur’an). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (Hr. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i)

Bulan ini bulan penuh berkah.
Ramadhan Kariim
Ramadhan Mulia
Bulan turunnya Al-qur'an, maka jangan lupakan tilawahnya!
Bulan yang jika bersedekah, pahalanya akan luar biasa, maka jangan lupakan sedekah terbaiknya! 
Yakinlah semua akan berbanding lurus !!

Semoga Allah mudahkan.
Terus belajar, semoga Allah terus memberi kita kesempatan berbuat baik ❤~

Masrifatun Nida'
Gresik, 17 Ramadhan 1439 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah