Kenang-kenangan yang berpindah tangan

"Hey, sepeda e sampean lo masih ada" Kalimat itu mengejutkan saya yang sedari tadi asyik menggunakan smartphone di atas kursi duduk. 
"Sepeda apa?" Jawabku kaget. Hehe, itu tadi adik saya mengatakan demikian. "Sepeda e sampean yang biru pas sekolah"
...
Lamunanku teringat terakhir kali menggunakan sepeda itu, dua kali di akhir detik-detik saya sekolah di tingkat akhir kala itu menyaksikan kecelakan dengan mata kepala saya. Wush! Dahsyat. Yang pertama, kecelakaan itu saya sendiri dengan sepeda motor yang dikendarai adik kelas saya, hal itu mengguncang batin & fisik saya dan sepeda saya. Tiba di rumah, saya nangis gak karuan. Shock, ditambah sepeda sudah tidak karuan di bagian depan, tapi Alhamdulillah masih bisa dikendarai selamat sampai di rumah. Yang kedua, seakan saya diingatkan kembali oleh kecelakaan kemarin. Pas esoknya saya melihat seorang yang ditabrak oleh sepeda motor, ya Allah memori itu masih begitu terlintas dibenak saya. Ya dua kejadian itu begitu melekat antara saya dan sepeda biru itu.

Selama 12 tahun sekolah, saya hanya berganti sepeda dua kali. Yang pertama hitam, yang kedua biru. Sepeda-sepeda itu tidak baru dari toko, tapi bapak membelikannya dan kala itu begitu cukup rasanya. Tidak ada pikiran macam-macam, sebab memaklumi bahwa kedua orangtua yang dipikirkan bukan hanya saja saya, masih ada adik dan kakak-kakak yang membutuhkan kendaraan pribadi juga untuk aktivitasnya. Pernah terlintas ingin punya sepeda baru si ternyata, tapi saya lantas menerka. Jika fungsinya sama, kenapa harus ngotot pingin punya baru. Hehe

Waktu terus berjalan, tak terasa sudah hampir 7 tahun setelah kejadian itu berlalu. Ucapan di awal tadi mengingatkan bahwa barang yang kita miliki itu sampai pada mana si kebermanfaatannya? Mungkin bagi kita sepeda seperti itu sudah tidak mungkin lagi digunakan karena ada kendaraan lain saat ini, namun jika diberikan kepada orang lain yang membutuhkan tentu nilai ke bermanfaatannya jadi berubah. 

Maka, sepeda kenang-kenangan dari almarhum bapak, di berikan kakak saya kepada seorang bapak yang kala itu menjadi tukang di rumah tahun lalu, nah kemarin adik saya ke bapak tersebut sebab ada keperluan. Adik saya menemukan sepeda saya itu dan bercerita ke saya.  "Nanti tak kirim ya fotonya"
Semoga, sepeda kenang-kenangan itu bermanfaat di tangan bapak ya! Terima kasih sudah bersedia merawatnya. 

Masrifatun Nida'
Rumah, 16 April 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah