Bersinergi saling menguatkan


Halo! Apa kabar semuanya? 
Semoga senantiasa dalam keadaan baik-baik semuanya ya. Tak terasa entah sudah pekan keberapa semua harus diminimalisir arah geraknya ya. Tak terkecuali pada sektor pendidikan. Yup! Tulisan terkini saya takkan jauh-jauh dari bahasan pandemi dan segala bentuk dampaknya. Dan kali ini persilahkanlah saya menjawab persoalan ini dalam dunia pendidikan yang mendapat imbasnya. 

Seperti yang kita ketahui semuanya, bahwa ketika himbauan pemerintah untuk work from home, sekolah yang menjadi pusat keramaian setiap harinya tentu menjadi sorotan. Dan ketika maklumat tersebut dilaksanakan, ada sebuah kritikan pedas yang sangat tertuju kepada para pendidik. Work from home untuk pendidik ini tentu berbanding lurus dengan Learn from home bagi peserta didik, dan wali murid alias orangtua menjadi lebih intensif mengetahui perkembangan anaknya selama di rumah. 

Namun, rupanya menjadi menjadi pendidik yang kerja dari rumah alias work from home telah membuat rasan-rasan para orangtua atau wali murid di rumah dengan background mereka yang berbeda. Sebelum kalian melanjutkan membaca tulisan saya ini coba baca sebuah (surat cinta) ini terlebih dahulu ya. 

Sudah usai kalian baca? Alhamdulillah. Bagaimana menurut pandangan anda? Di sana, sudah nampak dialog antar dua kubu, seorang walmur dan pendidik tentang sistem WFH, LFH ini. 

Jika ditarik kepada kesimpulan, dan satu pertanyaan "WFH, tanggung jawab guru atau ortu?" Apakah serempak menjawab guru? Ah belum tentu. Apalagi jika menjawab ortu, ah belum tentu juga. Disinilah perlu dan wajibnya luasanya menerima sebuah -skenario Allah yang tak terduga datang- Harusnya, setiap insan memberi peran maksimal. Apapun posisinya, apalagi dibagian pendidikan.

Saya sendiri, sebagai seorang pendidik yang terpaksa di pekerjakan di rumah tidak serta merta leyeh-leyeh atau bahkan rebahan, ada beban moril yang saya bawa sampai rumah, ada amanah yang harus setiap hari bagaimana anak didik saya mampu mencapai targetan. 

Saya sendiri, sekaligus sebagai seorang tante dari para ponakan yang juga harus Learn from home, menyadari betapa banyak pekerjaan rumah yang wajib dilakukan para ortu, tentu tak mudah, karena kita tak pernah sebelumnya ada di kondisi seperti ini. 

Maka, bagi saya daripada ribut saling tuduh sebenarnya siapa yang paling berhak bertanggungjawab akan keadaan ini. Hanya satu jawabnya. BERSINERGI, saling menggengam tangan dan menguatkan! Mari kita kawal anak didik kita. Jika kita di posisi pendidik, buatlah formulasi terbaik diatas keterbatas ini semua, tidak mudah? Tentu kawan. Jauh sebelum ada pandemi saja dunia pendidikan sudah banyak yang perlu di benahi, mulai dari kesenjangan fasilitas dan lain sebagainya. 
Jika posisi kita di luar pendidik atau bahkan menjadi orangtua/wali murid, maka beri support terbaik bahwa anak-anak masih butuh cahaya pendidikan, ini bukan masa libur yang tak pasti kapan berakhir. Inilah saatnya lebih dekat dengan anak dan mengetahui bagaimana dia sebenarnya. Jika ada yg dikeluhkan, langsung konsultasikan kepada pendidiknya. 

Semoga pandemi ini segera usai, agar semua kembali normal.

Tema: WFH, tanggungjawab jawab guru atau ortu? 
Ramadan Menulis part 2

Salam, 
Masrifatun Nida'
Rumah, 08 Ramadhan 1441 H

Komentar

  1. Tulisan ini membawa diriku seandainya pada posisi murid dan pendidik.. Buat sahabatku semoga selalu pelan tapi pasti ya dalam menulis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah