Menentukan & menemukan diri sendiri


Assalamu'alaikum pembaca. Semoga harimu nampak cerah. Semoga Allah tanamkan rasa syukur tak terkira tersebab ruhnya masih di tiupkan kepada kita agar tegak berdiri menyambut mentari pagi ini.

Hari kesian, berada di tengah-tengah ketidakpastian, membaca ulang berita, mendengar berita uptodate pun menyaksikan banyak fakta di lapangan. Setelah beberapa waktu saya mencoba memberi jeda berpura-pura meminimalisir berita, setidaknya ada perasaan lega. Namun, ketika melakukan aktivitas untuk peka kembali rasanya ada banyak hal yang memang butuh untuk di doakan ya kawan. Bahkan keluarga terdekat saya begitu merasakan dampak ini di sektor ekonomi (Mohon doanya semua ya) 

Sektor apapun seakan terhempas oleh badai bernama penyakit baru covid-19. Disana semua merasa -terdampak- oleh adanya wabah ini. Mulai dari pendidikan, ekonomi, politik, sosial, pariwisata, sepak bola atau dunia hiburan lainnya. Jika kalian searching di media maka akan bertebaran banyak sekali berita tentangnya (Eist, pastikan no hoax okay) agar otak tetap waras. 

Kalau saya pribadi, hanya ingin bercerita dari sudut pandang saya. Ya! Masrifatun Nida' yang di wajibkan bekerja dari rumah dan mencoba menentukan & menemukan dirinya sendiri lagi. Kenapa demikian? Bagi saya, awal dulu ketika di minta untuk work from home, saya jujur bahagia sebab bisa pulang di rumah lebih seminggu, meski awalnya cemas tak karuan sebab setiap hari kala itu update libur semakin di perpnjang, mulailah saya ada perasaan bosan. Namun, semakin kesini dan sampai detik ini saya menyukuri begitu banyak kenikmatan yang Allah beri di tengah pandemi ini. 

Awal pulang dulu, bukan berarti ketika saya wfh maka tak ada amanah di sekolah, tentu saya masih melakukan kontrolling anak-anak hingga detik ini.  Maka, saya memulai adaptasi bekerja di rumah, membuat dan mengatur ulang jadwal agar semua nampak rapi. Mengerjakan pekerjaan rumah dan tentu kewajiban sebagai pendidik setiap harinya, meski pelajaran di lakukan by phone, semua harus terjadwal. Dan sampailah saya disini, setelah mengontrol anak-anak didik hingga ujian akhir semester. Saya menemukan diri saya lagi. 

Kau tahu, tak mudah awalnya merombak semua ketidakbiasaan menjadi rutinitas, disinilah tantangannya. Maka pandemi ini kelak akan begitu menjadi salah satu kenangan terbaik sepanjang saya hidup, ia telah membuat saya menentukan & menemukan diri sendiri. Lewat hal-hal yang diatur baru, seperti jadwal setiap hari, targetan setiap hari, kebiasaan sehari-hari, lalu yang terpenting menjadi hamba yang terus memegang prinsip menjadi yang lebih baik lagi di mata RabbNya. 

Satu hal yang sangat saya syukuri. Saya bisa melakukan hal-hal produktif yang selama ini tak pernah terjamah sebelumnya.

Semoga, pandemi segera belalu, bumi semakin membaik. dan tentu, Allah Ridho kepada kita atas segala upaya yang telah kita jalani di tengah badai ini. 

Kita selalu percaya kan kawan, bahwa Allah menciptakan sesuatu tentu ada tujuannya? Maka berbaiksagkalah. 

Tema: Memaknai wabah dari berbagai sudut pandang 
Ramadan Menulis part 5

Masrifatun Nida'
Rumah, 11 Ramadhan 1441H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah