Aktivitasmu, ibadahmu

Alhamdulillahirabbil Aalamiin... 

Ucap syukur pada Allah, memasuki hari ke 24 Ramadhan ini, rasanya begitu syahdu. Ada beberapa hal yang berhak mendapat koreksi sejauh ini. Yap! Tentu soal ibadah. Saya pribadi merasa begitu random holiday ini di rumah. Beberapa waktu saya bisa sampai satu tempat ke tempat lainnya, pun bisa saja stay di rumah saja dengan rutinitas bersama pekerjaan rumah. Tetap bersyukur dengan segala aktivitas yang ada. 


Pagi ini, seperti biasa usai sholat subuh dilanjut tilawah maka saya akan beristirahat sebentar. Lalu ada pesan yang masuk "Semoga segala aktivitas yang dilakukan hari ini bernilai ibadah" begitu bunyi chat tersebut. Seketika saya mengingat begitu banyak nasehat yang berkaitan dengan dua kata pokok "aktivitas" & "ibadah". 

Terkait Ramadhan ini, tentulah setiap manusia memiliki target masing-masing. Target ibadah lebih baik tentunya. Well, apapun target tersebut, semoga Allah menilai sebagai ibadah. Sebuah contoh, jika kita melihat ada orang disana punya azzam untuk menuntaskan khatam Al Qur'an 10 kali dalam bulan ini tentulah mulia, Namun di sudut sana ada seorang ibu yang merasa sedih, sebab belum bahkan tak bisa melakukannya, sebab anak bayinya sedang rewel-rewelnya tak bisa ditinggal seenaknya, maka waktu membaca Al Qur'an nya "tersita", tapi eits (Jangan lupa ibuk, merawat dan mendidik anak juga termasuk ibadah mulia). Begitulah bacaan yang suatu ketika pernah saya baca *maaf saya lupa artikel oleh siapa. 


Dari sini, saya jadi menyadari, bahwa setiap manusia punya stok dan medan juang beribadah masing-masing. Jujur, kadang saya merasa "iri" dengan teman-teman yang bisa ikut kajian selama Ramadhan ini. Tapi, saya selalu ingat paragraf diatas ini, Alhamdulillah. Ramadhan kali ini separuh akhirnya Insyaallah akan saya habiskan di rumah bersama ibunda tercinta. Apa-apa yang membahagiakan beliau, semoga bernilai ibadah. Aamiin... 


Saya ingat kalimat mb Dewi Nur Aisyah "Jika niat kita belum karena Allah, maka panjangkan niatnya sampai ketemu sebab Allah". Dari sini, setiap aktivitas kita Insyaallah nantinya bisa bernilai ibadah karena Allah. Kalau kita beraktivitasnya belum nampak "wah" seperti yang lain, maka niatkan "wah" dimata Allah (Saya pun sedang menasehati diri sendiri).


Seperti hari ini, pagi-pagi saya harus menepati janji bantu ibunda, hehehe :D.  Membuat masakan tradisional yang MasyaAllah sekali waktunya. Hampir 5 jam, biyuh :D Tapi beliau selalu mengandalkan saya kalau pulang. Sejak pukul setengah 8 saya sudah kepasar dan beli semua kebutuhan, dilanjut di rumah langsung mengeksekusi sampai pukul 12:00 WIB. 


Di antara jam tersebut, banyak hal lucu dan membahagiakan bersama ibunda saya. Sambil ngaduk adonan beliau nyanyi gini. "Jangan sedih yatim piatu, tak punya ayah tak punya ibu. Tapi sedihlah tak punya ilmu" Bedendang sambil sekikikan kita. Trus adek saya yang sedang memasukkan pakaiannya di mesin cuci lihat kita repot-repot masak mah ketawa-ketawa lihat kita yang bersemangat sekali. 


Dari sini, saya mencoba bersyukur "Semoga apa-apa hal sederhana yang kita lakukan buat ibunda, buat orang-orang sekitar kita yang niatnya membahagiakan mereka, menyenangkan & menenangkan hati beliau karena kita sayang mereka karena Allah, tentu semoga bernilai ibadah"


Ngaduk adonannya, sambil dzikir dong, hamdalah dan istighfar biar cepet selesai. Hehehe:)


Saking pegelnya, ba'da dzuhur kita istirahat. Dilanjut sore menyiapkan takjil dan berbuka. Jam 5 sore kurang saya berpamitan setelah usai semua. Mendadak teman sekolah mengajak ketemu guna membahas agenda kita. Alhamdulillah, ketemuan yang ku kira tak bisa ikut masih Allah mudahkan. Dan bersama mereka saya menemukan energi baru. Terima kasih kawan 💖


Malam ini, jangan lupa sama targetnya ya! Ramadhan sebentar lagi akan berpamitan, berikan hal terbaik yang kau punya. 


Masrifatun Nida'

Rumah, 24 Ramadhan 1440H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah