Part 1: Sedang belajar


Fajar Abdulrokhim Wahyudiono lahir prematur dengan berat 1,6 kg di usia kehamilan ibunya kurang dari tujuh bulan. Itulah yang membuat Fajar harus dirawat di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. 

Setahun setelah kelahirannya, Fajar diketahui menderita cerebral palsy (CP) atau lumpuh otak. Hingga kini, Fajar masih menjalani terapi. Untuk berdiri saja dia harus dibantu. Namun siapa menyangka penderita lumpuh otak ini sudah hafal Al Qur'an sejak usia 4,5 tahun? Bahkan semua guru hafalan Fajar mengklaim hafalan anak ini sangat kuat. Padahal sebelum berusia 7 tahun,
Fajar tidak bisa membaca. Bahkan tidak mengenal dan sulit mencerna huruf-huruf hijaiyah.

Begitulah dua baris kutipan sinopsis pada buku yang sedang saya baca. Saya berdecak kagum mengucap segala kebesaran Allah Subhanallahu Ta'ala lewat risalah Fajar ini. Dibuat merinding, menangis sekaligus malu pada diri yang begitu masih berlumur dosa. Jiwa optimisme, semangat dari Fajar sang visioner, membuat saya bertambah menghela napas panjang, Ah! sungguh, buku ini begitu menginspirasi, ddi dalamnya berjuta kisah manusia inspiratif. Di mulai dari Pak Joko Wahyudiono sang Ayah Fajar, ibunda Fajar Heny Sulistiawati, guru-guru Fajar, dan segala elemen pendukung Fajar dan tentunya Fajar bersama Al Qur'an membuat hati saya bedecak kagum.

Malam ini, saya sisakan beberapa lembar untuk dibaca esok.
Malam.ini, saya tersipu malu oleh Fajar.

Saya mengulangi menulis & meyakini bahwa: Di segala keterbatasan kita, 
Allah Maha Tak Terbatas

From Inspiring Book
"Fajar Sang Hafidz"
Anak lumpuh otak hafal Al Qur'an
Karya: Azhar Azis
Thanks a lot ♥

Bersambung...

Masrifatun Nida'
Gresik, 04 Ramadhan 1440H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah