Sekilas kisah perjuangan kedua orangtua & "Fajar Sang Hafizh"


Kedua orang tua akan dihiasi dengan mahkota pada hari kiamat.
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا فيقولان: بم أعطينا هذا؟ فيقال: بأخذ ولد كما للقرآن. (رواه أبو داود في الوتر(1456) وأحمد في مسنده (15218) والحاكم في المستدرك (2086) وقال: صحيح الإسناد ولم يخرجاه).
Barangsiapa membaca Al-Qur`an dan mengamalkannya, maka -pada hari kiamat- akan dipakaikan kepada kedua orang tuanya sebuah mahkota yang berkilau, yang sinarnya lebih baik dari sinar mentari, maka keduanya berkata: “Mengapa kami diberi mahkota ini? Maka dikatakan: “Karena anakmu mengambil (membaca dan mengamalkannya) Al-Qur`an”. [HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Hakim] [6]
Alhamdulillah, melanjutkan kisah inspiratif kemarin dari Fajar, bagaimana proses Fajar mampu menghafal Firman Allah Swt yang berjumlah 6.236 ayat. Jika mau dihitung, jadi enam ribu lebih ayat tersebut terdiri dari 232.670 huruf, 77.439 kata, 60 hizb, 240 rubu'? 

Tentu tidak kebetulan bagi Fajar yang lahir dengan berat 1,6kg itu mampu menghafal Al Qur'an. Ada kesabaran, ketekunan, dan optimisme orangtuanya bahwa ia bisa sembuh dengan bacaan Al Qur'an. Untuk itu, sejak bayi ia sudah diperdengarkan ayat-ayat Al Qur'an. "saat ia lahir prematur saya bersama suami berkomiten untuk tidak memperdengarkan hal-hal negatif bagi anak kami, kecuali hanya suara orang mengaji murattal, dari kaset" Kata Heny memberikan kesaksian diatas panggung. 

Setelah kelahirannya disambut adzan,  suara kedua yang diperdengarkan kepada bayi merah ini tiada selain bacaan Al Qur'an. Sejak itu lantunan ayat-ayat Al Qur'an tak henti-hentinya diperdengarkan kepada anak yang diharapkan membawa cahaya kebaikan itu. Begitu lahir Fajar harus dipisahkan dari ibu yang baru saja melahirkannya. Berat badannya yang dibawah ambang batas normal membuatnya harus dirawat intensif di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. 

Setelah dirawat intensif, berat badan Fajar mulai berisi hingga 2 kilogram. Setiap pagi dan sore ayahnya, Joko Wahyudiono, harus mengantarkan air susu ibu (ASI) secara telaten. Di sela-selanya ayahnya yang inspiratif itu tak lupa memberikan asupan kejiwaan bagi anaknya yang terlentang dengan peralatan medis di sekujur tubuh. Iya, asupan itu, adalah obat bagi jiwa sekaligus raga: Al Qur'an. Setiap pagi dia membacakan setengah juz, lalu dilanjutkan setengah juz lagi sore harinya. Agar lantunan keagungan ayat-ayat Al Qur'an tak terputus, Joko menitipkan kaset murattal bersama alat pemutar kecil, walkman. 

Komitmen yang dibagun untuk menjadikan anak hafidz itu rupanya ada sejak pernikahan, bahkan saat Heny mengandung, murattal Al Qur'an sudah diperdengarkan dan diperkenalkan pada calon buah hati. 

"Fajar sungguh luar biasa. Dari fisik mungkin orang lain memandangnya ketinggalan jauh dari anak-anak seusianya. Tapi pada dasarnya Fajar memiliki kemampuan jauh melampaui orang dewasa. Beliau tidak bisa dipandang sebagai orang biasa-biasa, melainkan berada pada level diatas manusia normal. Hafalan beliau sangat kuat. Menghafal Al Qur'an lewat audio hanyalah proses. Diluar nalar manusia, Fajar seolah-olah mendapatkan kelebihan dengan memindahkan Al Qur'an di kepalanya. Saya sendiri menganggap anak ini adalah orang pilihan. Banyak orang-orang pilihan Allah, bagi saya Fajar adalah salah satunya karena diberi kelebihan yang luar biasa. 

Lomba Hifzhul Qur'an itu dihadiri empat juri dari Timur Tengah. Diketuai Syekh Ibrahim Rod dengan tiga anggota dewan juri, Syekh Manshur 'Ayyas, Syekh Abkar Ruzaiq, dan Syekh Manshur Arrini. Selepas acara, Fajar dihadiahi gaji 200 dolar AS selama satu tahun. 

Begitulah sekilas kisah pendidikan Fajar Abdulrokhim Wahyudiono, seorang anak dengan penyakit lumpuh otak mampu menghafal Al Qur'an pada usia sangat belia. Empat tahun setengah bukanlah ukuran orang-orang biasa dalam menghafal Firman Allah swt. Dia membuktikan penyakit yang dideritanya, cerabral palsy (CP) atau lumpuh otak, tak menghalanginya untuk menghafal 30 juz Al Qur'an.

Saya menuliskan lagi kisah ini dalam satu postingan ini : dibaca ya Fajar Inspiring

Masrifatun Nida'
Gresik, 08 Ramadhan 1440H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah