10 menit tak terduga

"....siapa sangka, ternyata sayalah nama yang disebut olehnya" :D

Sebuah kisah dibalik 10 menit tak terduga~
Pagi ini, di minggu awal bulan februari, minggu awal yang pastinya akan diisi dengan pelatihan di yayasan Al Ibrah, lalu saya buka ponsel, melihat pelatihan apa sebenarnya untuk bulan ini, mengingat bahwa tiap bulan pastilah berbeda-beda. Akhirnya saya membuka group WA resmi SMPIT Al Ibrah, disana ada sebuah informasi.
"Informasi Pembinaan SDM" 
>sabtu, 3 feb 2018
>09.15 - 11.00 wib
>aula sdit al ibrah
>cara mudah membuat essay bersama ust. Rafif FLP Jatim
>175 sdm al ibrah (ustadz/ah)
>RTL membuat essay
Jazakumullah. 
Demikianlah isi pemberitahuan tersebut. 

Ada perasaan senang, sebab ada pembinaan kepenulisan, apalagi mengenai essay, makin berlipatlah senang saya. Sebab akhir-akhir ini saya merasa tulisan saya tidak ada arahnya, asal tulis saja, tapi untuk essay kan harus ada aturannya. Maka pukul 9 saya berangkat ke lokasi diselenggarakannya pelatihan, kali ini saya sendirian berangkatnya, beberapa ustadz/ah sudah ada di tempat, dan beberapa ada yang masih di perjalanan. Saya tiba-tiba ingat punya teman yang juga mengajar di Al Ibrah, ia berada di TKITnya sedang saya di SMPITnya, semalam sebelum pelatihan kita bertukar chat bahwa besok akan bertemu di tempat pelatihan. 
Masuk ke ruangan, masih sepi rupanya, dan saya bertekad untuk duduk didepan saja, biar bisa liat pematerinya sekaligus dapat ilmunya lebih cepat. Hehe :), saya bersama teman saya duduk di shaf kedua bersebelahan. Pelatihanpun dimulai, beliau memaparkan biodatanya, mulai dari karya dan segala macam penghargaan yang diperolehnya, lalu berlanjut menjelaskan tentang apa itu menulis, bagaimana kiatnya, bagaimana memulainya, mencari ide dan banyak hal lagi. Selama pelatihan sebenarnya ada rasa takut dan cemas, sebab di awal tadi sudah dijelaskan oleh moderator kalau bakal ada rancangan tindak lanjut membuat essay, kan saya lagi belajar, takut salah [ kebiasaan saya, takut lebih dulu :( ], kadang teman samping saya anaknya ngajak bicara kesana-kemari nostalgia jaman sekolah juga, dan itu membuat rasa kantuk dan bosan menjauh pergi. Akhirnya selesailah materi yang diberikan, saatnya waktu yang ditunggu dan tidak ditunggu oleh sebagian, dan saya yang termasuk tidak menunggu, maklumlah dari awal sudah saya sammpaikan, saya mah orangnya penakut dan pemalu 'meski sedikit', maka meski tak ditunggu waktunya membuat essaypun dimulai, kertas dibagikan. 

"10 menit, kalian harus menulis tanpa henti, ketika buntu tak ada inspirasi maka tulislah buntu, buntu, buntu di kertasnya begitu" kata pemateri, membuat suasana mencair, lalu pemateri memberi pilihan tema ditentukan atau bebas, dan semua peserta pelatihan sepakat bebas [meski ditentukan juga se :)]. Temanya adalah kisah paling mengharukan dalam hidup. Dan akhirnya saya memilih judul "Maret 2016, tatapan teduh terakhir darinya"

Waktu terus berlanjut, 10 menit telah berlalu dan kertas-kertaspun dikumpulkan, dari sekitar 100 lebih kertas itu, saya yang berada didepan pemateri melihat bahwa ada dua kelompok kertas, kanan dan kiri pemateri, satunya tebal satunya hanya beberapa kertas saja, dan saya melihat tulisan saya ada dibagian yang tipis itu, "sepertinya memang tulisan 'asal-asalan' (asal dan semoga bapakku suka aja) ya mungkin gak bakalan kepilih yang bagus juga, tapi yang penting saya nulisnya pakai hati" gumam saya dalam hati. Hingga akhirnya telah habis kertas itu dan berada di bagiannya masing-masing. Ditengah pemateri itu memilih saya membisikkan ke teman saya memberi tahukan judul saya. Lalu, pemateri pun menyatakan bahwa nanti yang judulnya disebut boleh maju kedepan. Di depan forum. 

Dan ternyata, pemateri mengambil tumpukan kertas tipis itu, kata beliau bahwa dengan melihat judul yang menarik, akan terlihat juga isi tulisan itu seperti apa. Saya melongo, bener gak ya? Ah paling salah liat saja tadi, kan kertas saya ada dibagian itu. Lalu mulailah pemateri membacakan beberapa judul, ada yang judulnya ibuku, lalu biodataku ditolak, dua judul itu yang saya ingat, dan ada satu lagi judul yang membuat ruangan kala itu ramai, pemateri menyebutkan judul "tatapan teduh terakhir darinya" saya kaget! Itukan judulku, tapi tak ada maret 2016nya? Ah palingan juga ada ustadz/ustadzah yang hampir mirip memberi judul. Teman samping saya mengatakan, "palingan maret 2016 tidak dikira judul paling Da'", "hehe masak se?" jawabku. 

Tibalah dipilih dua terbaik, dan saya melihat lebih jelas bahwa kertas saya diambil dibagian beliau, benar itu tulisan saya. "Setelah saya baca, tulisan ini memang benar, dari judul yang menarik maka isi ceritanyapun menarik". Rupanya saya terpilih menjadi yang pertama, juaranya, saya yakin setelah pemateri membacakan judulnya dan menyebut Masrifatun Nida' sebagai pengarang tulisan itu. Hati saya hanya bilang, "kebetulan yang berharga, tapi dikamusmu kan tak ada yang kebetulan Nida'? ah udah anggep bonus saja." Lalu, sayapun mengambil kertas itu dan mendapat kesempatan untuk mendapat buku berjudul (ketika buku berkisah tentang aku) karya beliau dkk serta saya mengabadikan momen bersama sang pemateri sekaligus penulis keren :D. 

Akhirnya saya kembali ke tempat duduk, kertas itu telah diambil teman saya, tiba-tiba ia membacanya tanpa sepengetahuan saya, dan saya lihat mata ia berkaca-kaca seperti hendak menangis. (Ah benarkah, sesuatu yang dari hati akan sampai pada hati? Barangkali benar)
Saya yakin, dari ratusan tulisan para peserta lainnya itu menyimpan berjuta inspirasi keren lainnya, saya 'kebetulan' mendapat bonus terpilih, kalian semua keren, manusia yang mau bergerak untuk menulis adalah manusia yang hebat. Aku suka ❤

"Maret 2016, tatapan teduh terakhir darinya" adalah tulisan betapa saya merindukan malaikat terkuat saya, (alm) bapak saya. Aku rindu melihat mata bulat berbinarnya, mata yang selalu teduh dengan berjuta nasehatnya, saya telah kehilangan sejak lama tatapan teduh itu lewat raga, tapi bapak tak pernah hilang, bapak selalu bersemayam dalam jiwa Masrifatun Nida'. Segala macam nasehat terbaik-baik semoga semakin mendekatkan kita kepada sang Rabb, dan bertemu Nabi Muhammad kelak, kita sekeluarga berkumpul dalam surga. 

Rafif Amir "Menulislah, gunakan ia sebagai media dakwah! Temukan bahan bakarmu, temukan 'bensin' untuk 'motor'mu!"

Bapak salah satu bahan bakar yang tak pernah habis. Inspirasi Nida' mau nulis 

Masrifatun Nida'
Perjalanan Rumah- Balik Gresik, 04 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah