Sudah tak seasyik dahulu

Saya persembahkan tuk anak-anak kelahiran 90an dan anak zaman now~
Dulu sekali, selepas mengaji dan ada waktu bermain sebelum maghrib, saya selalu suka bermain dengan kakak-kakak, teman-teman dan adik-adik. Mulai dari gobak sodor, petak umpet, engklek, lombat tali dan kelereng bagi anak laki-laki. Betapa masih saya ingat betul, mana kali kami bangsa anak-anak perempuan akan bermain dengan kakak-kakak laki-laki dengan tawa gembira, seperti salah satu cerita betapa begitu asyiknya waktu itu. Berhubung bapak saya punya gerobak (yang biasa dibuat ngangkut hasil berkebun dan kayu-kayu) lah itu bisa ditarik anak-anak laki-laki banyak, kita adik-adiknya yang perempuan akan diminta masuk kedalam gerobak dan kita diajak memutari kampung, horeeee! Sungguh menyenangkan sekali, seru! asyik!

Namun, kali ini ditiap pojokan rumah, anak-anak sudah tak bergairah memainkan hal-hal yang dianggap kuno itu, mereka lebih memilih memegang benda persegi panjang ditangan, sambil sibuk update status di laman media sosial yang mereka punya, kini anak-anak zaman now berubah menjadi anak-anak yang individualis, karena gadget seakan merenggut masa bermain mereka.

Jadi, tak heran manakala anak-anak Sekolah Dasar pembahasan soal lawan jenis sudah mengarah ke hal-hal negatif, berbeda dengan budaya anak-anak dahulu sepuluh tahun yang lalu, bermain dengan teman sebaya atau kakak-adik masih aman-aman saja. Berawal dari permainan-permainan sederhana yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan akan menumbuhkan banyak hal yang positif. Mulai dari kekompakan, kerjasama, jiwa sportif, pantang menyerah, mengaktifkan sel-sel motorik, menjadi anak-anak pemberani, percaya diri dan hidup serta berkembang menjadi anak yang terbuka. 

Kini, anak-anak 90an akan terus bersyukur telah hidup dizamannya dahulu. Namun anak-anak zaman now memiliki tantangan baru, permainan mereka hanya seputar benda bergerak di layar segiempat saja, interaksi yang bersifat maya tak nyata, lewat layar sentuh saja. Permainan yang sudah tak seasyik dahulu! 
Hehe :D

Masrifatun Nida'
Gresik, 07 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah