Energinya menular

"Assalamu'alaikum wr.wb"
"Wa'alaikumussalam wr.wb"
"Bagaimana kabarnya hari ini?"
"Alhamdulillah, luar biasa, Allahu Akbar"
Seruangan itu gadung dengan tawa keceriaan anak-anak SD, mereka menjawab kabar dengan antusias suara lantang dan gerakan. Begitulah kebiasaan yang diajarkan oleh calon guru itu beberapa tahun lalu. Dimulai dari hal-hal sederhana yang menumbuhkan keceriaan, menumbuhkan semangat dalam belajar. 

Berbeda hari, ditempat yang berbeda, bukan dalam ruangan formal dan berbaju seragam, sang guru telah menjelma menjadi teman berbagi belajar bahasa Arab di sudut gang Mt. Haryono, Malang. Sebenarnya ia dipanggil ustadzah oleh para pengurus, tapi ia memilih memperkenalkan kepada adik-adik panti asuhan itu sebagai kakak mereka dalam mengajari bahasa arab dan datang seusai sholat ashar tiap hari Ahad.

Waktu itu, kota Malang sedang sering-sringngnya diguyur hujan, ia berjalan kaki dari kontrakannya menuju tempanya bertemu adik-adiknya itu. Meski gerimis masih meliputi, ia cepatkan langkah kakinya, dan tiba di tempat yang asri itu ia masuk ke dalam ruangan kecil tempat mereka berkumpul. Tak seperti minggu-minggu sebelumnya, wajahnya tampak lusuh, hatinya lagi gundah kala itu, semangatnya entah sedang direnggut siapa, ia tak bergairah. Maka, dengan asal-asalan ia memulai belajar bersama bahasa Arab itu. Anak-anak pun tampak biasa-biasa saja, padahal biasanya mereka sangat bergairah meski belum bisa (ya namanya juga belajar bersama). Tapi tidak dengan hari ini. 

Melihat jam dinding dan jam di tangan, rupanya waktunya ia pulang, ia merapikan barang bawaannya dan pulang. Di jalan ia berpikir keras, ada yang sesak di hatinya, ada yang lebih gundah ia rasakan sekarang. Ia sadar dan merasa bersalah dengan keadaan pertemuan bersama anak-anaknya itu tadi. Ia menginsyafi dan menyadari kejadian yang dilakukan tadi, dan berjanji tak akan melakukan hal-hal 'bodoh' semacam itu lagi. 

Sebab, senyum, muka masam, kebahagian, kesedihan, semangat dan loyo adalah energi. Dan energi itu dapat menular. Jika ada pepatah mengatakan "guru kencing berdiri, murid kencing berlari" maka saya katakan bahwa "guru memiliki Cinta, dan Cinta adalah energi yang mampu melakukan hal baik lainnya" Selamat memilih energi, baik buruk ada di tanganmu wahai guru. Maka pilih yang baik, selamat menularkan energi kebaikan ya.

Masrifatun Nida'
Gresik, 07 Januari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah