Membangun peradaban

Alhamdulillah, satu kalimat yang menunjukkan betapa syukur kita kepada Allah, salah satunya tersebab saya masih diberi kesempatan menulis dan engkau mampu membacanya. Beberapa hari menghilang dari blog rasanya ada yang kurang, menenggelamkan semua kata hanya dalam sebuh renungan-renungan mendalam, kadangkala refleksi kadang juga kontemplasi. Dan kali ini, seusai banyak rentetan tulisan yang tertulis mengenai ibu rumah tangga yang arahnya pro kesana. Saya merasa masih banyak hal yang belum saya tuntaskan, dengan ilmu yang sungguh masih tak seberapa ini saya ingin berbagi, dan barangkali ada yang mau berbagi pula dengan saya (memberi masukan berupa kritik dan saran) 

Kalimat pembuka, sebuah prolog sederhana akan keresahan saya pribadi mengenai apa sih ibu rumah tangga itu sedikit banyak sudah dijawab melalui empat postingan saya sebelum ini. Dan kali ini saya harap tulisan ini tak membuat otak saya bekerja lebih keras untuk memikirkannya terus-menerus, sebab terkadang selalu merasa kurang dalam menyampaikan informasi. Merasa kurang sebab ilmu yang masih dangkal dan butuh banyak diskusi. 

Membangun peradaban: Ibu Rumah Tangga (lagi)
Dear ibu-ibu, kakak-kakak dan saudara sekalian yang sudah merasakan menjadi ibu rumah tangga :) Maaf jika tulisan-tulisan saya tentang kalian begitu lancang, dan tak ada seberapanya jika dibandingkan pengalaman dan pengamalan kalian selama ini, harap dimaklumi sebuah tulisan dari manusia yang masih mengusahakan banyak hal ini ya :), manusia yang masih menerka-nerka soal ini, dan akan terus belajar lagi.
Dear wanita di dunia!
Ketika saya menulis tentang ibu rumah tangga saya selalu menatap masa depan, pun mengingat masa lalu. Masa depan akan lahirnya manusia hebat dari tangan seorang ibu dan masa lalu akan sejarah terhebat ibu-ibu mukminah yang lalu.
Saya pernah mendengar bahwa "Tidaklah cukup kita menjadi seorang yang muttaqin tanpa mujahidin, meninggalkan panggilan-panggilan berjuang di jalan Allah, sebab surga tidaklah di dapat dengan mudah dan murah". Kalimat ini terngiang-ngiang jika dibenturkan dengan peran seorang muslim, tanpa terkecuali seorang wanita, maka cukuplah saya mengatakan bahwa sosok Khadijah binti Khuwailid adalah teladan kita. Sejak Khadijah bersaksi bahwa Tuhan itu Esa & Muhammad itu RasulNya, ia meletakkan semua kata-kata, perbuatan, hidup dan matinya sesuai dengan kehendak dan kesukaan Allah. Ia mendapatkan kemenangan dalam kehidupan yg suci. Maka, dia wanita yang mampu berjihad di JalanNya bersama dengan suaminya dengan anak-anaknya serta keluarga, semoga balasan adalah Surga. 

Kembali lagi ke pribadi kita ini, peran wanita bukan sekedar 'dapur, sumur, kasur' perannya melebihi itu, dimulai dari seorang sosok ibu yang mampu memberi teladan terkecil di dalam rumahnya, menuntut anggotanya dalam kebaikan dan kebenaran, bisa dipastikan ia menjadi sosok ibu rumah tangga hebat. Kalau saya pribadi gini, menjadi wanita yang kepandaiannya memadai itu penting, lah misal nanti suaminya bahas ekonomi, sosial, politik hingga agama kitanya ndak paham, diajak diskusi tentang pekerjaannya kita tidak mau tahu, diajak mikir soal lebih dalam misalnya terkait isu-isu terkini kitanya masa bodoh, trus diajak jihad di jalan Allah kita malah ogah (Na'udzubillah) Lalu lagi, misal anak-anak kita tanya soal nabi-nabi, soal pelajarannya disekolah kitanya ndak mau ambil peran. Maka, jadilah wanita baik, wanita yang ingin belajar terus meski belajar itu identik dengan ruangan formal, kita dapat membentuk diri ini untuk terus belajar dimanapun saja. 

Sebagaimana tulisan diatas,  Membangun peradaban: Ibu Rumah Tangga (lagi) dan juga, menjadi muttaqin saja tidak cukup kawan, kita harus mampu menjadi mujahidin di Jalan Allah. Dimulai dari komunitas terkecil bernama keluarga, mampu menciptakan masyarakat yang berkemajuan, semoga kita para wanita mampu membangun peradaban!
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.
-Surat Ash-Shaf, Ayat 10-11

Wallahu A'lam
Semoga Allah memudahkan peran kita ya kawan :)

Masrifatun Nida'
Gresik, 19 Februari 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah