Haruskah menjadi Ibu Rumah Tangga?

Nulisin judul, mau nerusin tulisan yang berbau ibuk-ibuk (for future). 

"MANUSIA SUPER POWER | Seringkali tak perlu betahun tahun di bangku formal, lalu menjadi sarjana ini itu, tapi betapa mengagumkannya ketika semua sanggup dijalani, menjadi ahli semuanya, ahli kesehatan, koki terhebat dan ahli keuangan serta masih banyak lagi, sungguh menjadi teladan terbaik bagi anak-anaknya. 

itulah IBU"~
Beberapa latar belakang tentang ibu rumah tangga sudah saya cantumin di postingan mengenai bolehkah menjadi ibu rumah tangga saja? Klik disini dibaca ya :) setidaknya tulisan itu akan sedikit menjawab haruskah menjadi ibu rumah tangga? Dan dilanjut dengan percakapan sederhana berikut ini~

Malam kemarin, tiba-tiba ada chat baru dari kakak perempuan saya, yang awalnya bertanya tentang kabar, tentang keadaan sekarang hingga bagaimana persiapan saya kelak, yang ujung-ujungnya berubah menjadi diskusi mengenai bagaimana menjadi perempuan masa depan setalah bergelar istri dan ibu. Saya menjawab pertanyaan kakak perempuan saya itu

Kalau kesimpulan kata kakak perempuan saya begini "Yakini dalam hati Nid rizqi Allah yg kasih jadi bisa lewat perantara siapapun. Dan yg paling penting calon suami pean harus punya prinsip dulu Nid klo rizqi pean akn dilewatkn lewat dia, mengejar materi tak akan ada habisnya Nid"
Terima kasih nasehatnya kakak baik, saya jadinya senyum-senyum sendiri :)

Masrifatun Nida'
Gresik, 07 Februari 2018

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merangkai bunga kematian

Kupang yang di Rindu

Adeeva Mahyatul 'Izzah